Sekolah bertingkat dengan lapangan yang cukup luas memberi kesan mengerikkan bagi seorang siswa perempuan yang berdiri di depan gerbang ini.
Ia menelan saivanya susah payah, jantungnya berpicu dan keringat dingin bercucuran.
"Gimana ini? Sekolahnya aja udah serem kek gini." pikirannya
"Kalau aku ketemu sama dia, gimana dong?" batin disa,
Tin tinn
Perang batin yang dia lakukan buyar di saat mobil jaz putih itu ingin melintas karena jalan terhalangi oleh tubuhnya.
Dengan sangat terkejut akhirnya disa menyingkirkan tubuhnya ke samping dan memberi akses jalan untuk mobil itu.
Seorang pria berkaca mata hitam dengan seragam abu abunya keluar dari mobil itu dengan hedset yang tertempel rapih di telinganya, ia menoleh ke arah siswi yang sempat menghalangi jalannya tadi, hanya ekspresi datar dan cukup menyeramkan yang di tunjukkan olehnya dan melenggang pergi dari tempat parkir itu.
"Idih serem banget tuh muka, tapi ganteng." gumam disa
Tatapan matanya masih saja memperhatikan lelaki itu sampai akhirnya tersadar kembali kalau sekarang sudah hampir terlambat
Ia melihat pergelangan tangannya yang terdapat jam tangan cantik.
Kringggg...
"Mampus, sudah masuk, aku harus cepat cepat ke kelas Xl ipa 3." ia berlari menuju kelasnya yang terdapat di lantai 2 gedung ini.
Kenapa disa bisa tahu? Karena kata ayahnya dia di tempatkan di kelas Xl ipa 3 yang terdapat di lantai 2
"ipa 1!" gumamnya sambil menunjuk papan kecil yang tergantung di depan ruangan.
"ipa 2!" gumamnya lagi
"ipa 3!" ucapnya berbinar, akhirnya ia menemukan ruangan kelasnya.
Ia membuka pintu ruangan itu dengan sangat hati hati dan sopan.
"permisi bu!" ucapnya setelah berhasil membuka pintu itu, dia sedikit canggung dengan tatapan siswa siswi di dalam ini.
"eh, disa ya?"
"iya bu."
"sini masuk, baik anak anak ini adalah teman baru kalian, disa kenalin nama kamu."
"baik, hai semua perkenalkan nama aku disa aulia wirdana pindahan dari malang, salam kenal semua!" ucap disa dengan sedikit ceria.
"ada yang perlu di tanyakan?"
"nomor hp cantik?"
"sudah punya pacar?"
"rambutnya bagus"
"pacaran yuk"
Itu seperempat umpatan umpatan dari teman teman baru disa.
"cukup cukup, tanya nya sebentar saja, mari kita lanjut belajar, hm disa kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana!"
"terima kasih bu."
Disa berjalan menuju tempat duduk yang kosong itu sembari menengok ke arah belakang yang terdapat seorang siswa lelaki tadi dengan tatapan datar namun menusuk.
"Dia yang tadi kan? Sekelas juga." gumamku dan langsung mendaratkan bokong ku di bangku kosong ini.
"Hai aku elina." sapa seorang wanita cantik di sebelah kiri disa.
"Disa."
"Aku alin." sapa seorang cewek lagi di sebelah kanannya
"Aku mika." dan terakhir dari seorang perempuan dari bangku depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Man (Sudah Terbit)
Teen FictionSEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra 27 mei 2020 #2 in bestseller 13 juni 2020 #1 in bestseller 20 juli 2020 #3 in teenlit 22 september...