Tin.. Tin
Suara mobil terparkir di pekarangan rumah disa, keluar seorang pria tampan dengan kaca mata hitam yang membuatnya memiliki kesan elegan, pria itu memasuki rumah disa dengan salah satu tujuan.
Tok tok
"Iya sebentar." sahut seseorang dari dalam rumah.
"Iya ada apa?" tanya wanita paru baya itu setelah membuka rumahnya.
"Disanya ada tante?"
"Oh temannya disa? Masuk masuk," bunda disa membuka aksen jalan untuk pria itu.
"Duduk, disanya tante panggil dulu ya."
"Iya tante!"
Aku akan menjaganu semampu
Dan sebisaku walau ku tahu
Engkaulah nyawaku.Gadis cantik itu kini sedang bersenandung ria di depan cermin besarnya, wajah yang ceria mampu membuat dirinya menjadi gadis yang sangat cantik.
"Tuh nyawamu udah nunggu di bawah." ucap bunda ketika melihat anaknya bernyanyi tadi.
"Nyawa? Maksud bunda?"
"Udah punya pacar ya dek? Kok nggak bilang sih sama bunda."
"Pacar?"
"Iya, tuh lagi nunggu dibawah, hebat juga ya pilihan kamu, ganteng."
"Siapa yang di bawah?"
"Loh? Kamu nggak tahu?"
"Nggak!"
"Sudahlah, cepat beres beres kasihan calon mantu bunda nunggu lama."
"Apa sih bund."
Bunda pun pergi meninggalkan disa yang sedang menebak nebak siapa lelaki yang menunggunya, dia baru menjadi siswa baru di sekolahnya tidak mungkin sudah ada teman lelakinya yang tahu tentang alamatnya lagian temannya baru alen, alin sama mika.
"Ah, udah ah temuin aja."
Disa turun dari arah kamarnya, sembari bersenandung ria.
"nana, hmmmm hmm na----" senandungnya terhenti ketika melihat seorang pria yang menjadi peran utama dalam pikirannya semalam yang membuat dirinya susah tidur.
"Dendra?"
"Hai, yuk berangkat!"
"Berangkat?"
"Iya, mau ke sekolah kan?" tanya dendra.
"Ekhmm ada yang udah punya pacar nih, ngalahin abangnya." ejek dikran dari arah meja makan.
"Yaudah kalian pergi ke sekolah, dan kamu dendra om harap kamu bisa jaga disa baik baik ya?" ucap ayah andika dengan begitu ramah.
Wait! Wait! Masih ingatkah kalian jika andika adalah ayah yang tegas untuk keluarganya, tapi? Mengapa kali ini dia begitu akrab dengan orang asing? Tanpa perlu di intimidasi, apalagi menyangkut putrinya yang cantik ini.
"Ayah kenal dendra?"
"Tanya dendra aja ya, ayah mau berangkat dulu ada kerjaan." ucap ayah sembari mengecup puncak kepala disa dan bundanya.
"Udah dapet restu, nikah aja sono!" ajek dikran sekali lagi.
"Abang, masih pengen ngerasain mati lampu terus ketutup pintu nggak? Aku udah nggak sabar buat ngelakuin soalnya." ancam disa seraya menggepalkan kedua tangganya, pasalnya abang lucnutnya satu ini sangat takut dengan gelap, lelaki kok takut gelap, cemen.
Flash back on
"Bang dikraaan, carger handphone gue mana?" teriak disa ketika memasuki kamar abngnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Man (Sudah Terbit)
Teen FictionSEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra 27 mei 2020 #2 in bestseller 13 juni 2020 #1 in bestseller 20 juli 2020 #3 in teenlit 22 september...