benar benar kembali

20.5K 1.4K 98
                                    

Semesta masih ingin menguji hubungan ini, yang kuat tetap terus bertahan walau semesta selalu menentang, ingat kepercayaan adalah dasar dari sebuah hubungan yang berhasil

-disa aulia wirdana-

------------

"Sa?"

"Hm?" disa hanya bergumam karena sekarang ia sedang fokus dengan layar handphonenya.

Sekitar beberapa jam yang lalu sakti, bima, elina dan mika sudah pamit duluan karena alasan buat ngerjain tugas padahal tugas dari sekolah nggak ada, tetapi mereka sudah mendapatkan sinyal dari dendra untuk segera pulang karena dendra pengen pacaran katanya, jahat nggak sih dendranya?

Dendra mengambil dengan kasar benda pipih yang menjadi titik fokus disa saat ini, walau dengan sedikit tenaga ia bangun untuk menjangkau disa

"Lebih ganteng ini dari pada aku?" tanya dendra seraya menunjukkan ponsel disa.

"Ya jangan kasar gitu dong." ujar disa dengan wajah yang sudah kusut.

"Aku nggak kasar, aku cuma ngambil ponsel doang dari tangan kamu." ucap dendra berusaha membela dirinya, bisa berabe jika disa malah marah marah padanya.

"Yaudah mau apa?" tanya disa dengan wajah datar, berusaha untuk tidak menimbulkan masalah.

"Kamu nggak marah kan?" tanya dendra hati hati.

"Mau apa dendra?" tanya disa mengalihkan pertanyaan dendra.

Dendra membuang nafas kasar, apa dia terlalu kasar tadi?

"Maaf." lirih dendra

"Aku nggak suka kamu jadi kasar." ucap disa dengan bibir yang sudah bergetar menahan tangis.

Dendra kembali membuat disa menangis, entahlah sudah berapa kali disa menangis karena dirinya.

"Aku mau pulang." pinta disa dengan sesegukkan seraya menghapus air matanya.

"Maaf sayang." ucap dendra, dan kini dendra mulai beranjak dari tempat tidurnya.

"Aku mau pulang, hikss." pinta disa lagi seraya menunduk

"Hei!" dendra menarik ujung dagu disa yang artinya kini dendra sudah berdiri di hadapan disa, disa sempat terkejut melihatnya namun ia urungkan wajah terkejutnya itu karena dia sedang kesal dengan dendra.

"Jangan nangis, aku minta maaf, aku kasar sama kamu ya? Sakit aku kasarin? Aku nggak bermaksud kok, maaf sayang maaf." lirih dendra seraya mendudukkan dirinya di lantai lalu meletakkan wajahnya di pangkuan disa.

Disa merasa bersalah sekarang, baru kali ini ia melihat dendra begitu menyesal karena perbuatannya, sebelum sebelumnya jangankan mau minta maaf bahkan ia malah senang buat orang di sekitarnya menderita

"Bangun den!"

"Nggak, kamu mau ninggalin aku, aku nggak mau." rengek dendra semakin mengeratkan tangannya yang kini melingkar di pinggang disa.

Disa memutar bola matanya jengah, di sini sebenarnya yang sedang marah siapa sih? Kok malah dendra yang manja manja.

"Aku nggak pergi, ayo bangun!" pinta disa lagi.

"Nggak mau!" ucap dendra seraya menekankan kalimatnya.

"Jangan ngeyel deh, baru aja sadar udah kayak gini, ayo bangun, nanti kamu pegel kalo kayak gini terus." ucap disa seraya mengusap rambut dendra, hancur sudah rencana disa untuk membuat dendra merasa bersalah kepadanya, sekarang malah dia yang merasa bersalah kepada dendra.

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang