bagian 19

24.2K 1.8K 88
                                    

Cinta itu sebuah perasaan bukan
Obsesi

-author-

----------

Dendra kini sedang berada di rumah disa, jam sekarang menunjukkan pukul 10 pagi, setengah jam yang lalu ia mendapatkan kabar jika disa sudah pulang ke rumahnya, ada apa dengan gadisnya? Pikir dendra.

"Kenapa pulang, yang? Sakit?" tanya dendra kepada disa yang kini sedang duduk di sofa ruang tamu, di rumahnya hanya ada bi sinta dan satpam.

Disa sontak terkejut ketika mendengar suara bass itu, ia harus bilang apa? Jujur aja ya? Atau bohong?

"Hei, kenapa melamun? Kamu sakit?" tanya dendra lagi.

Disa menggelengkan kepalanya dua kali sambil membuang muka, yang terpenting ia tidak menatap dendra kali ini.

"Terus kenapa? Kok bolos?"

Disa tetap diam, ia takut jika mengatakan yang sebenarnya pasti dendra akan berbuat yang tidak tidak dan jika disa bohong tetap saja pasti dendra akan memaksanya.

"Kamu nggak pengen lihat aku marah kan, yang?" tanya dendra datar namun tajam, ia sudah lelah meladeni disa kali ini.

Disa tersontak kaget mendengar pertanyaan dendra, apakah dendra benar benar marah kali ini?

Disa memberanikan dirinya menatap dendra yang kini berada di sampingnya, matanya yang sudah berkaca menandakan bahwa gadis itu sedang menahan tangis.

"Jawab pertanyaan aku."

"Kamu nggak bakal ninggalin aku kan den?" tanya disa dengan rintihan berbarengan dengan sebutir air mata jatuh ke pipinya.

"Kenapa nanya kayak gitu? Ada yang nyakitin kamu?" tangan dendra kini sedang mengusap air mata disa yang berjatuhan.

Disa mengangguk seraya memeluk dendra dari samping.

"Tadi ada yang neror aku, aku takut kamu ninggalin aku." lirih disa.

"Siapa yang neror kamu." tanya dendra.

"Ck! Kalau aku udah tau pelakunya itu namanya udah nggak neror lagi." ucap disa dan langsung melepaskan pelukannya.

Dendra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hehe iya juga ya." ujarnya dengan seringai.

Lalu dendra mulai mendatarkan kembali wajahnya, berpikir keras siapa dalang dari semua ini

---------

"Ini uang buat lo, dan lo harus ingat kalau ada yang udah tahu lo pelaku yang naruh foto itu, lo harus tutup mulut dan jangan nyebut nama gue." ucap wanita ber seragam putih abu abu yang kini sedang beridiri di depan pintu toilet cewek.

"Lo tenang aja kak, gue bakal tutup mulut selagi duit terus ngalir." ucap wanita satu lagi seraya mengambil amplop yang berada di tangan kakak kelasnya itu.

"Awas aja sampe ketahuan, gue bakal sayat leher lo." ancam kakak kelas itu dan langsung pergi dengan sedikit celingak celinguk.

-----------

"Menurut kalian siapa yang ngelakuin ini ke disa?" tanya alin yang sekarang berada di tempat duduknya, kini di kelasnya terdapat elina, mika, bima dan sakti.

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang