first

42.3K 2.9K 266
                                    

Disa menyusuri lorong lorong sekolah yang menuju ke kelasnya, dia berjalan dengan begitu anggun melewati siswa siswa yang sedang berlalu lalang di koridor dan untuk dendra, tadi pagi disa tidak berangkat dengannya, karena dikran sudah mengantarnya duluan.

"Disaaa." suara melengking itu memasuki gendang telinga disa, masih pagi ya ampun.

Disa menoleh ke belakang ternyata itu elina si ratu gosip.

"Sarapan toa lo?" tanya disa dan hanya di balas cekikan oleh elina.

"Hehe, maap! keceplosan."

"Keceplosan apaan yang kek gitu?" kesal disa.

"Marah marah mulu sih ellah, haid lo?"

"Bukan urusan lo bambang."

"Wah, lo tau dari mana nama kakek gue?" tanya elina dengan tampang polosnya.

Disa hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan elina yang kelewat o'on ini.

"Au ah." disa mempercepat langkahnya meninggalkan elina yang sedang mematung di tempat, entah apa yang dia pikirkan.

Si disa kenapa bisa kenal sama kakek gue ya?------ batin alen

Elina kembali sadar dari lamunannya dan mengejar disa yang sudah berlalu pergi.

Disa masih berjalan cepat hingga dia sampai di depan kelasnya, belum sampai beberapa langkah dia terkejut karena di sambut dengan toa yang begitu keras.

"DISAA!" teriak alin dan mika

"He monyet kembar tiga, kalian sarapan toa bareng?" ujar disa kesal, gimana tidak kesal gendang telinganya sudah mau hampir pecah padahal masih pagi.

"Kok kembar tiga? Bukannya dua? Kan di sini hanya ada gue sama mika." ujar alin polos, tuh kan sahabatnya ini rada rada bego, dengan sangat tidak sengajanya dia sudah mengatakan kalau dia itu adalah monyet, huft.

"Heh panci gosong, enak banget lu bilang gue monyet?"

"Emang gue bilang gitu?" tanya alin santai kayak di pantai.

"Ihh, pengen gue tabok muka lo yang kelewat santai itu."

"Heh, mika gorengan, lo pikir muka gue lagi istirahat lo bilang lagi santai?" tuh kan mereka tambah nyolot?

"Kenapa kalian yang pada adu bacot sih? Mending kalian ikut debat sana, biar guna dikit." ujar disa geram dengan kelakuan ketiga sahabatnya ini.

"Dis, kok lo ninggalin gue?" tanya elina ketika sampai di kelas dengan nafas yang belum teratur.

"Mau lahiran lo, ngos ngosan gitu?" tanya mika ketika melihat elina yang seperti habis mendorong bayi untuk di keluarkan.

"Wah, parah lu el, ngak ngundang gue waktu nikahan." ujar alin, sumpah demi apapun disa ingin membuang semua sahabatnya ini.

"Udah ya, pliss dari tadi gesrek mulu? Nggak capek?" tanya disa pasrah dengan keadaan

"NGGAK." jawab mereka bersamaan, ini nih salah satu spesies yang harus di musnahkan, nggak baik untuk di lestarikan.

Disa akhirnya diam tanpa menyahut lagi, padahal tadi pagi moodnya masih baik namun sekarang menurun drastis di tambah lagi dengan dendra yang sampe sekarang belum juga nongol.

Disa memilih memainkan ponselnya, berharap dendra memberinya kabar atau tidak ternyata hanya chat nya tadi pagi, ketika dendra ingin menjemputnya tapi disa sudah berada di dalam mobil dikran, jadi dia tidak bisa berangkat bareng pagi ini.

"Morning sayang." panggil seorang lelaki dari arah pintu kelas dengan nada yang cukup dingin bagi seorang dendra, mampu membuat semuanya menengok ke arah situ, termasuk disa,

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang