UKS

44.1K 3.3K 178
                                    

Di hari yang berbeda!

"Bangsat, sakti kalo lo nggak tahu main beginian kenapa ngajak gue sih tai! Kalah nih, argggh" gerutu bima kesal kepada sakti, pasalnya mereka sekarang sedang bermain game di ponselnya namun pria satu ini sungguh payah.

"Ya namanya juga manusia." jawab sakti santai dan datar yang membuat bima semakin geram dan langsung memberikan jitakan di kepala sakti.

"Sakit tai!" sakti mengusap ngusap kepalanya yang sakit.

Dendra melihat kejadian itu hanya dengan tatapan datar tanpa tertarik sekalipun, mereka sekarang berada di rooftop sekolah, bima yang mengajak mereka kesini dengan alasan ingin menghirup udara di siang hari alasan yang baik untuk bolos.

"Bang dendla kok diam aja sih dali tadi?" tanya sakti dengan nada seperti anak kecil atau mungkin seperti dindra.

"Ngapain lo bicara kek dindra gitu?" tanya bima kebingungan

"suka aja dindra itu lucu loh, pengen gue karungin terus gue bawa ke rumah." ucap sakti asal atau memang ngaur

dendra langsung menatap sakti tajam dan menusuk.

"Ye becanda bang." ucap sakti damai karena takut menjadi korban sahabatnya ini.

"Gue cabut!" ucap dendra dan mulai bangkit dari tempat duduknya.

"Kemana?"

"Mau nemuin disa."

"Bucin lo nggak ketulungan." ejek sakti.

"Gue ikut, mau ketemu alin."

"Bangsat lo pada, gue sama siapa disini?"

"Sama angin, menyejukkan." ucap bima asal dan berlari menyusul dendra.

-----------------

"Dendra kemana sih? Dari jam pertama nggak ada di kelas." tanya disa kepada ketiga sahabatnya. Yang sedang sibuk menyeruput mi ayam.

"Bolos lagi mungkin."

"Iss, dasar awas aja kalo ketemu."

"Emang kenapa kalo ketemu?" tanya alin.

"Gue bakal patahin kakinya supaya nggak sering bolos, emang dia pikir sekolah cuma untuk datang terus bolos abis itu pulang?" disa makin geram kepada pria itu, entah apa yang ada di dalam otak semua lelaki yang sukanya membolos pelajaran.

"Saking lo kesalnya, lo jadi lupa kalo dendra itu psycopat?"

"Bodo, amat."

Disa dan sahabat sahabatnya kembali melanjutkan makanannya.

"Hai bidadari bidadari cantik." sapa seorang dari arah pintu kantin yang membuat seisi kantin menatapnya kesal karena telah membuat keributan.

Bima berjalan mendekati tempat duduk disa cs, dan tak lupa dendra yang berada di belakangnya.

Bima mengambil salah satu kursi dan duduk berhadapan dengan alin dan begitupun dengan dendra.

"Kenapa mukanya di tekuk gitu?" tanya dendra ketika melihat wajah disa yang menatapnya tajam setajam silet.

"bisa nggak sih lo itu taat sama aturan sekolah?" bentak disa kepada dendra, yang langsung membuat semua orang menatap takjub kepada disa sekarang, baru kali ini mereka melihat ada yang berani membentak seorang dendra abibraham.

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang