Satu bulan telah berlalu, kini hubungan persahabatan mereka semakin erat dan jangan lupa hubungan disa dan dendra yang selalu mesra mungkin.
"Eh gue kebelet nih, tunggu bentar ya" ucap disa kepada sahabat sahabatnya, kini mereka sedang berada di kantin sekolah karena 3 menit yang lalu bel pertanda istirahat sudah berbunyi.
"Jangan lama lama."
"Sip!"
Disa berlari menuju toilet perempuan dan langsung masuk ke ruangan itu untuk melaksanakan panggilan alamnya.
"Akhirnya selesai juga." disa mengibaskan rok abu abunya yang terkena sedikit air.
"Lo, disa?" tanya seorang wanita yang sedang berada di hadapan disa dengan tangan yang melipat di dadanya, kalau di lihat lihat kayaknya kelas 12 deh.
"Iya, kenapa kak?"
"Deket sama dendra?" tanyanya sinis
"Iya deket."
"Jauhin dendra." katanya dengan penuh penekanan.
"Emang kenapa?"
"GUE NGGAK SUKA, TERLEBIH LAGI LIHAT LO BARENG DENDRA, PENGEN GUE CABIK CABIK TUH MUKA LO YANG SOK KECANTIKAN."
"Jangan ngegas dong, kan gue sama dendra cuma sahabat doang nggak lebih."
"Alah, sahabat antara pria sama wanita itu cuma alat buat pdkt doang, pokoknya mulai hari ini lo jauhin dendra, atau lo bakal gue seret ke neraka."
Disa terdiam dengan penuturan kakak kelasnya ini.
Tanpa mereka sadari di setiap perbincangan mereka ada seseorang yang melihatnya dengan wajah yang sangat emosi. Lo yang bakal gue seret ke neraka bitch------ batin orang itu
Disa kembali ke kantin dengan raut wajah yang ketakutan.
"Lo kenap dis?" tanya sakti
"Eh, eng-enggak enggak papa, dendra mana?"
"Nggak tau, katanya tadi ada urusan."
"Urusan?"
"Iya, nggak tahu lah kemana."
Pikiran disa mulai melayang memikirkan kemana dendra saat ini, perasaannya mulai tidak enak.
"Gue duluan." ucap disa dan beranjak.
"Mau kemana?" tanya alin
"Cari dendra."
Disa mulai mencari dendra, dari ruang kelas, toilet, uks, lapangan basket dan perpustakaan.
"Dendra dimana? Sudah bel masuk tapi dia belum ada juga, perasaan gue nggak enak nih" gumam disa.
Seketika ia teringat dengan ruangan gelap yang waktu itu dendra membawanya kesana.
"Kayaknya ruangan itu gudang di sebelah selatan sekolah deh, kesana aja ah." gumamnya lagi
Disa berlari menuju gedung itu, gedung dimana pertama kali dia mengenal seorang dendra abibraham.
"Pliss awsss sakit hikss, jangan dendra sakit, hiksss" tangis seorang perempuan dari dalam ruangan itu.
Disa terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang, dendra sedang memegang sebuah pisau tajam dan ia gunakan untuk mengores luka di leher perempuan kakak kelas tadi.
"Dendra!" teriak disa
"Disa." dendra menatap disa dengan lembut seperti ingin menangkup wajah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Man (Sudah Terbit)
Teen FictionSEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra 27 mei 2020 #2 in bestseller 13 juni 2020 #1 in bestseller 20 juli 2020 #3 in teenlit 22 september...