Seorang gadis kini sedang duduk dengan ketiga sahabatnya di salah satu meja makan yang terdapat di kantin, mereka selalu melempar canda tawa dan cerita yang membuat suasana diantara mereka telihat bahagia.
"Hai boleh kita gabung?" tanya seorang lelaki kepada mereka dan jangan lupa juga dengan sahabat sahabatnya.
"Eh boleh kok, sini duduk."
"Hai kenalin gue bima anak ipa 2 kenal kan?" ucap salah satu dari mereka. Yang di balas anggukan kepala oleh mereka bertiga.
"Gue sakti teman sekelas bima."
"Bima sakti, kalian sodaraan?" tanya alin
"Ya kali gue sodaraan sama nih curut." ucap bima.
"Ye siapa juga yang mau sodaraan sama situ? Pasti lo kan yang mau nyama nyamain nama lo sama nama gue?"
"Idhhh, auto ganti akta gue."
"Gue cuma nyanya tapi kok kalian malah berantem?" ucap alin ketus.
"Ye jangan jutek gitu dong, nanti cantiknya hilang loh." goda bima
"Modus lo pe'a."
Interaksi antara mereka bertiga hanya menjadi sesuatu tontonan di mata alen, mika, disa dan dendra.
"Disa?" panggil dendra
"iya?" ucap disa gugup, karena dia masih memikirkan kejadian semalam.
"Sebentar pulang bareng gue ya?"
"Gue, gue di jemput sama abang." tolak disa halus.
"Tadi pagi waktu kita mau keluar dari rumah lo, kata bang dikran sekalian ajak lo pulang bareng." ujar dendra
"oh oke." ucap disa singkat
"Disa, lo punya abang?" tanya elina kepada disa
"Punya!"
"Pasti ganteng ya? Orang lo nya aja udah cantik, kenalin ya ke gue, kelas berapa?"
"Kelas 12 di SMA bina bangsa."
"Ooh anak bina bangsa, boleh tuh jodoin ya."
"Mana mau abangnya disa sama lo, lo nya aja pecicilan." ejek mika
"Ye pecicilan gini, gue itu calon ibu yang baik."
"Iya ibu ibu kontrakan yang suka teriak teriak."
"Bangke lo!"
"Eh udah udah sama sama bangke itu diam." kata alin datar
"BANGSAT." umpat mika dan elina bersamaan.
"Mulai hari ini kita sahabat ya?" ajak disa tanpa melihat ke arah dendra, sumpah sampai saat ini disa masih takut untuk melihat manik mata milik dendra
"Boleh tuh, bisa pdkt gue sama alin." ujar bima.
"Idih ngeri gue." ucap alin sambil bergidik ngeri.
"Udah terima aja lin, dari pada jomblo, bimanya juga ganteng tuh." tawar elina sambil berbisik.
"Lo aja!"
"Gue udah sama abangnya disa."
"Ngarep banget lo!" ejek mika.
"Biarin."
"Boleh tuh mulai hari ini kita sahabat ya." ucap dendra semangat.
Yang membuat mereka semua menatap heran kepada manusia psyco satu itu.
"Kenapa natap gue kek gitu? Pengen ngerasain pisau gue." ancam dendra
"Eh enggak enggak enggak." jawab mereka serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Man (Sudah Terbit)
Teen FictionSEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra 27 mei 2020 #2 in bestseller 13 juni 2020 #1 in bestseller 20 juli 2020 #3 in teenlit 22 september...