yang sebenarnya 1

30.1K 2K 17
                                    

warning! Mengandung kekerasan fisik.

Happy reading ❤

----------------

Disa berjalan ke arah belakang lebih tepatnya di gudang sekolah, sekitar beberapa menit yang lalu ia mendapatkan pesan bahwa ada yang ingin menemuinya di tempat itu, sebelumnya disa sangat takut dan bertanya tanya mengapa bertemu harus di gudang belakang? Namun disa mampu memberanikan dirinya untuk pergi ke bangunan yang bisa di bilang rawan dari orang yang berlalu lalang.

"Gelap." gumam disa.

"Datang juga lo." ujar seorang lelaki dari arah belakang disa.

"Siapa lo?" tanya disa lantang karena pria itu berdiri di tempat yang tidak bisa di lihat olehnya.

"Kita baru aja ketemu dan lo udah lupa siapa gue?" ucap lelaki itu dan mulai berjalan mendekati disa.

1 langkah

2 langkah

3 langkah

Dan, degg

"L-lo? Bukannya lo udah nggak sekolah di sini lagi?" ucap disa gelagapan karena pria yang telah dendra pukul waktu itu berada tepat di depan matanya.

"Haha, pasti lo belum tahu gue kan? Hm? Gue spesies kayak dendra karena kami berdua memiliki jiwa iblis yang sama." ucap pria itu lagi dengan seringai yang mematikan.

"Kayaknya kita berdua perlu pengenalan deh, kenalin gue guntur prajinata." ucap guntur dengan memajukan tangan kanannya untuk bersalaman dengan disa.

Disa menatap tangan itu seperti pisau kris yang ingin membunuhnya saat itu.

"I'ts oke, lupain pengenalan absurd itu, dan di ganti dengan kenangan terindah yang tidak akan kita lupain gimana? Setuju?" tanya guntur seraya melangkahkan kakinya menuju disa.

"Ngapain lo? Jangan macam macam bangsat." umpat disa

"Hei apakah dendra tidak mengajarkan mu kata kata yang indah untuk di dengar? Jangan takut sayang, kita akan bermain hari ini." ucap guntur masih dengan tampang yang mematikan untuk disa.

Langkah guntur semakin dekat yang membuat disa spontan memundurkan langkahnya ke arah belakang, semakin guntur maju, disa akan melangkah mundur dua langkah dan sampailah di titik akhir langkah disa yaitu dinding di dalam ruangan itu, disa menggerutu kesal mengapa gedung ini tidak begitu luas?

"Bukankah sudah ku bilang kita akan main main hari ini?" ucap guntur lalu memegang dagu disa.

Disa menghempaskan tangan pria itu dengan kasar dan mata yang sudah berkaca kaca, entah apa yang ingin pria itu lakukan.

"Ck! Lo takut? Sama gue? Kalau dendra lo jatuh cinta? Perlu lo tahu dendra nggak sebaik yang lo pikirin."

"Dan lo lebih brengsek dari pria manapun." ucap disa dan

Plakk

Tamparan keras mengenai pipi disa dan menimbulkan sedikit bercak merah di pipi gembul itu.

"Jaga omongan lo, bitch."

"No bad, pukulan lo cukup bagus." ucap disa santai, namun di balik kata itu percayalah disa sangat gugup dan takut

Mendengar penuturan disa membuat guntur geram dan langsung menjambak rambut panjang disa.

"Awww," ringis disa seraya memegang belakang kepalanya.

"Wanita lemah kayak lo bukan tandingan gue." ucap guntur sambil menambah jambakan tangannya di rambut disa.

Dendra hiks

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang