Gombalan absurd (Part tambahan)

41.4K 3.1K 70
                                    

Setelah bunyi bel pulang terdengar, kini dendra dan disa berjalan ber iringan menuju parkiran.

Dendra masih saja tersenyum jenaka ketika melihat disa yang tidak berani menatap dirinya.

"Uh, gue pengen bunuh lapangan deh! Kalah saing sama gue." gumam dendra dengan tatapan ke depan.

Disa yang tengah menunduk kini menatap ke arah demdra dengan tatapan bingung, ini kok psikopat malah jahat ama benda mati?

"Sadis banget." gumam disa.

"Kan dah gue bilang, siapapun yang ngehancurin impian gue bakal gue bunuh dis termasuk benda mati sekali pun! Apa salahnya sih mata lo lihat ke arah gue?" ucap dendra

Disa mendengus sebal! Mana ada benda mati di bunuh? Mati dua kali dong.

"Serah lu aja." ucap disa dan mereka langsung masuk ke dalam mobil dendra.

Di dalam mobil tetap sama, disa masih saja menunduk masih enggan menatap dendra yang tak kalah gantengnya dari keset di bawah disa itu.

"Dis, lo tau nggak perbedaan keset ama gue?" tanya dendra membuka topik.

Disa mengadahkan pandangannya, lalu berucap

"Apa?"

"Kalo keset dia benda mati tapi tetap di tatap ama gadis manis, tapi kalo gue benda hidup plus tampan nggak pernah di tatap sama gadis manis." jawab dendra yang masih fokus ke depan.

"Gombalan macam apa yang kayak gitu? Cemburu sama keset? Nggak elit banget."

"Siapa suruh lo lihatnya keset mulu, dah ah buang aja kesetnya." kesal dendra berusaha mengambil keset yang berada di bawah kaki disa.

"E eh, apaan sih! Nggak usah lebay deh."

Ini dendra kenapa sih? Harus banget ya kelakuannya kayak gini?

"Yaudah kalo gitu lo lihat gue aja, dari pada gue datengin lo malam malam di dalam kamar bisa bisa gue khilaf dong." kata dendra seperti mengarah ke arah ancaman.

Dengan sangat malas disa menatap dendra dari samping dengan raut wajah malas tentunya, sedangkan dendra di dalam hati sudah berteriak heboh karena berhasil menarik perhatian disa walaupun terpaksa.

"Nah gitu dong, belajar dari sekarang patuh sama gue supaya pas udah nikah nanti nggak ribet buat ajarinnya." goda dendra

"Ngawoor." umpat disa semakin kesal.

"Nggak ngawur dis, ini beneran! gue cenayang btw" entahlah nyata atau tidak! Tapi dendra sekarang seperti manusia paling menyebalkan di dunia.

"Ya ya, percaya aja deh dari pada makin ngawur." disa mulai mengalah dan sedikit meredakan emosinya.

"Gue aja udah tau perasaan lo ke gue, nggak usah di sembunyiin lagi." ucap dendra.

"Dih, tau apa lo tentang perasaan gue?"

"Tau banyak lah."

Diam! Itu jalan terbaik yang harus disa ambil sekarang, semakin menyahuti dendra berarti semakin tenggelam dalam pulau halu milik dendra.

"Mata lo bagus." ucap dendra serius menatap disa sekilas lalu kembali fokus menyetir.

Ini yang disa tidak inginkan jika harus di suruh untuk menatap dendra! Dendra gampang banget buat disa melayang.

"Semoga jadi milik gue." lanjut dendra lagi.

"Gue nggak buka jasa donor mata!" ucap disa, itu bukan sekedar ucapan tapi disa sekarang tengah berusaha meredakan lompatan jantungnya.

"Kalo bisa di halal-in buat apa pake acara donor segala?"

Tuh kan! Jantung yang berusaha disa redakan kini malah makin kencang.

Ini mobil kapan nyampe nya sih? Dah gerah banget di sini.

"Cuma mata doang! Nggak usah lebay sampe ke penghulu." sahut disa.

"Gue mau semuanya, bukan cuma mata! Gue mau dari ujung rambut sampe ujung kaki." jawab dendra.

"Maka dari itu, mulai sekarang lo jaga baik baik semuanya gue bakal jemput itu suatu hari nanti! Jangan sampe lecet." lanjutnya lagi.

Ini kok tubuh disa kayak barang yang sedang di minta sama seseorang sih? Mana orangnya nyebelin lagi.

"Terus gue pake tubuh apa lagi dong? Kalo lo ngambil semuanya?"

"Siapa bilang cuma tubuh lo doang? Semuanya gue bakal jemput, semua yang ada di lo."

Disa tersenyum simpul, gombalan yang absurd tapi mengandung banyak kupu kupu.

Jangan salahkan disa kalau dia mulai menaruh hati kepada lelaki itu.

Ciit

Akhirnya mobil itu sampai dengan selamat di depan rumah disa, dan ternyata memang dendra sengaja melambatkan laju mobil itu! Ya, kalian tau sendiri kan dia seperti apa.
"Sampe dengam selamat, calon nyonya abibraham"

Mulai lagi!

"Bye, hati hati!" ucap disa.

"Selalu hati hati kok, demi hati lo." ucap dendra dengan senyum yang mengembang.

Lalu disa langsung membalikkan tubuhnya mulai memasuki pekarangan rumah meninggalkan dendra yang berada di dalam mobilnya.

Melihat disa yang mulai masuk ke dalam rumahnya, wajah yang tadinya senyum merekah langsung kembali datar dan dingin seperti dendra yang sebelumnya.

Kejam tetaplah kejam! Dan disa adalah pereda kekejaman itu, maka dari itu dendra harus memiliki disa bagaimana pun caranya.

Dendra mulai mencintai disa?

Of course, wajah itu yang sering muncul semenjak ia melihat disa di gerbang tempo hari, mungkin cinta pada pandangan pertama!

Dan ya! Cinta pada pandangan pertama juga bisa berhasil.

Lihat aja nanti!

------

Ig: adistyanur_

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang