keputusan

20.8K 1.4K 91
                                    

Ingat cerita ini hanya fiksi!

----------

Dendra menatap sendu ruangan yang menampilkan berbagai macam alat medis di depannya ini.

Alat medis yang masih setia menopang kehidupan gadisnya kini berbunyi sangat lantang seakan menyadarkan pada dendra bahwa gadisnya masih dalam keadaan kritis dan mungkin tidak akan bernyawa lagi.

Dendra sangat terpukul dalam keadaan ini, dia sudah gagal menjaga seseorang yang berarti dalam hidupnya.

"Aku gagal lagi, dis." lirih dendra yang mulai berjalan mendekati tubuh disa yang terbaring lemah.

Di balik jubah warna hijau tua yang dendra pakai kini tubuhnya bergemetar sangat kuat menahan tangis yang akan keluar.

Dendra sangat tidak percaya jika takdirnya seperti ini, semesta memang sangat ahli mempermainkan hidup seseorang.

Tit

Tit

Tit

Suara alat medis yang saling bersisian menandakan bahwa ada sedikit harapan yang ada, dendra masih bisa tersenyum karena disa masih berada di sisinya dan disa tidak boleh pergi!

"Kamu bisa denger aku kan dis? Kamu masih sakit ya? Mana yang sakit?" tanya dendra kepada tubuh yang bahkan untuk bergerak saja tidak mungkin apalagi membalas pertanyaannya.

Dendra memurungkan wajahnya melihat yang membalas pertanyaannya hanya suara suara alat medis.

"Aku rindu kamu, cepat bangun." dendra mengucapkan kalimat itu dengan bibir yang bergetar, dan seketika air matanya jatuh mewakilkan rasa rindunya.

Dendra bangkit dan langsung keluar dari dalam ruangan ICU, ia tidak akan menangis di depan gadisnya, tidak! Dia tidak boleh lemah, gadisnya butuh seseorang yang kuat dan dendra harus kuat.

"Bang?" panggil bunda ayu ketika melihat putranya keluar dari dalam ruangan disa.

Dendra langsung menghapus jejak air mata yang membekas di pipinya, lalu menatap bundanya yang sudah memanggil dirinya tadi.

"Iya?"

"Ayah andika dan ayah raihan manggil kamu ke depan." ujar ayu dengan wajah yang cukup di bilang sedang ketakutan

"Ada masalah apa bun?"

"Di sana, ada.... " ujar ayu lagi seraya menunduk "polisi."

Dendra menatap bundanya yang sekarang sedang ketakutan.

"Nggak papa bun, bunda jangan khawatir, semua pasti bakal baik baik aja, oke?" ucap dendra menenangkan bundanya.

"Abang janji harus balik." ucap ayu.

Dendra menganggukkan kepalanya.

"Bunda pengen dengar kata 'iya' bukan pengen lihat anggukan kepala"

"Iya bunda sayang, dendra kesana dulu, oke?"

"Lo harus terima nanti apa yang terjadi den." ujar dikran yang kini duduk bersama aulia.

"Iya bang."

"Gue yakin pasti semua bakal baik baik aja."

-----------

"Jadi bagaimana keputusan bapak?" tanya pak polisi kepada andika.

"Saya akan melakukan keputusan saya yang pertama tadi, dan saya berjanji jika ini terulang lagi maka saya akan menyerahkan semuanya kepada bapak." ujar raihan tegas.

My Psycopath Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang