Eh iya di akhir cerita ini kalian akan dapat kabar baik dari author, kabar apakah itu? Makanya ikutinterus cerita ini sampai ending, oke?
Sesuai dengan judulnya yaitu 'pembunuh' jadi part ini akan di tampilkan sebuah pembunuhan.
Note: baca part ini harus pake perasaan, oke?
Selamat membaca ❤
-----------
Dendra menyusuri hutan dengan bekal senter di tangannya, ia berjalan dengan tekat harus mendapatkan disa hari ini juga, ia tidak mau tahu disanya harus tetap kembali.
Dendra sudah hampir memakan waktu 45 menit berjalan menyusuri hutan yang cukup lebat itu.
"Kamu harus baik baik aja dis, aku mau kamu sekarang." ucap dendra bermonolog.
Dia kembali menyusuri hutan tanpa lelah, menapaki setiap ranting pohon yang berhamburan di tanah, batang pohon pohon besar juga sesekali mampu menghambat perjalanan dendra, tetapi dendra tidak akan pernah menyerah! Ia harus mencari disa sampai ketemu.
Bahkan suara suara samar dari binatang binatang buas di hutan sudah dendra jadikan seperti suara support untuk ia terus mencari disa, ah dendra ternyata punya penonton banyaran!
Manik mata dendra seketika tertuju kepada sebuah gubuk kecil nan kotor yang berada 200 meter darinya, gubuk itu tidak terlalu gelap seperti ada sebuah lampu yang menerangi gubuk itu dari dalam.
Dendra harus mengecek kesana! Ini adalah gubuk pertama yang ia dapat selama perjalanan kurang lebih 45 menit.
--------------
Kini pisau ke tujuh sudah alin genggam dan mulai mengukur jarak antara pisau dan... Perut disa
Oh ya ampun ini adalah sasaran yang paling tepat karena pasti ini tidak akan pernah meleset
"Siap dis?" tanya alin yang sudah sangat siap untuk melemparkan pisau ke arah perut disa
"Lin gue mohooon." lirih disa lagi dengan wajah yang sangat pucat karena takut
Siapapun tolong bantu disa
"Bermohonlah disa, gue suka musuh gue lemah kayak gini." alin kembali berucap.
"Lin pliss, lo kayak gini gunanya apa sih? Buang buang tenaga aja, lo juga punya sisi kemanusiaan kan? Jadi tolong jangan kayak gini."
Alin menurunkan pisaunya karena mendengar penuturan disa, ia memasang wajah datar dan berjalan menghampiri disa.
"Lo pernah dengan definisi cinta bukan? Cinta mampu membuat semua orang berubah, termasuk gue!" gertak alin yang kini sudah sampai tepat di depan disa, ia menatap disa dengan tatapan sengit.
"Bucin juga nggak kayak gini, bucin kok main fisik, tuh bucin apa psikopat garang bener." ucap disa seperti memberi lelucon, tetapi siapapun tolong beritahu disa bahwa saat ini lelucon itu tidak sangat berfaedah, bahkan apa yang barusan disa katakan mampu membuat alin tambah geram.
"Lo mau ngerasain bucin gue nggak? Siap siap!" alin memundurkan langkahnya kembali kepada tempatnya semula.
Mengukur kembali jarak antara pisau dan perut disa.
Alin tidak lagi banyak berbicara dan mulai fokus mengukur jarak, dan tepat disaat dia melempar pisau itu sudah langsung tertancap di.... Perut disa.
"ARGHHH!" disa berteriak menahan sakit yang amat perih di area perutnya akibat pisau itu, sungguh ini sangat sangat sakit.
"LINN, GU.....E, SA... SA.. LAH, AP.... PA SA.... MA..... LO... "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Man (Sudah Terbit)
Teen FictionSEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN! #1 in psycopath 10 agustus 2020 #1 in disa 14 mei 2020 #3 in gray 12 mei 2020 #1 in dendra 27 mei 2020 #2 in bestseller 13 juni 2020 #1 in bestseller 20 juli 2020 #3 in teenlit 22 september...