Pesan

450 27 3
                                    

Tring. Tring. Tring.

Ayesha yang sedang duduk sambil membaca novel pun mengambil hp yang ia letakkan diatas nakas. Membuka kunci layar hp ia mengerutkan kening nya. Sebuah pesan dari Arsyad yang membuat Ayesha kurang paham.

Bintang Arsyadan
Hai ay, udah tidur? :)
Selamat malam dan tidur nyenyak ya, kita teman selamanya kan?
Hehe... ;)
Bye
20:37

Menimbang nimbang berfikir untuk membalas atau cukup mengabaikan pesan WA dari Arsyad itu. Balas? Tapi harus balas apa. Abaikan? Tapi ia sudah terlanjur membuka nya. Terdiam beberapa menit, akhir nya ia memutuskan untuk membalas pesan secara singkat.

Ayesha Ayoda
Hai juga, belum
Selamat malam dan terima kasih
Ya kita memang teman, tapi bukan kah semua nya yang sudah berlalu tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu? (•‿•)
Bye
20:45

Tring. Tring. Tring.

Bintang Arsyadan
Tapi bukan kah selalu ada kesempatan kedua disetiap kesalahan?
20:58

Ayesha Ayoda
Kesempatan hanya berlaku untuk seseorang yang membuat kesalahan
21:00

Bintang Arsyadan
Maka, berikan aku kesempatan untuk kesalahan di masa lalu :)
21:00

Ayesha Ayoda
Kesalahan apa yang kamu ingin perbaiki dengan kesempatan kedua?
21:01

Bintang Arsyadan
Kesalahan karna pernah menolak pernyataan cinta seorang Ayesha Ayoda Sabita hehe 😁
21:02

Deg.
"Shit. Ini hati kenapa mulai sih. Stop it. Ingat seorang Arsyadan selama nya hanya mempermainkan perasaan tanpa bertanggung jawab penuh. Anggap saja ini lelucon Ay. Tenang. Tenang. Enjoy," ucap Ayesha pelan saat membaca pesan balasan dari Arsyad. Ayesha mulai mengetikan pesan untuk membalas pesan masuk dari Arsyad.

Ayesha Ayoda
Bukan kah masa lalu akan selalu dibelakang? dan tidak akan pernah pindah ke depan.
Karna masa depan tidak bisa dicampuri dengan masa lalu 😁
21:04

Bintang Arsyadan
Lo menang :)
Tapi.......
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gue pastiin kalo masa lalu bisa jadi masa depan, tunggu gue Ayesha Ayoda Sabita :)
Goodnight,,,
21:05

Ayesha hanya membaca pesna terakhir dari Arsyad tanpa berniat membalas nya. Kata-kata nya itu sederhana tapi cukup membuat Ayesha sebal. Tunggu? Dia bilang tunggu? Selama ini pun Ayesha sudah menunggu cukup lama. Hampir 2 tahun lulus dari sekolah menengah atas tapi ia masih belum bisa melepas rasa sepihak ini.

Arsyad tidak berubah, pikir Ayesha. Karna sejak dulu ia hanya bersikap semaunya. Kadang seolah peduli dan memiliki perasaan padanya namun ia pun bisa menjadi sosok asing seolah membenci diri nya.

Menghela nafas kasar, ia membaringkan badannya dan meyimpan novel serta Hp di atas nakas. Menarik selimut sebatas dagu lalu memejamkan mata berharap mimpi cepat menjemput agar ia berhenti memikirkan Arsyad.

***

"Ayesha, kamu tau ga kalo Arsyad lagi dideketin sama kaka kelas loh. Cantik pula," ucap Yolanda pada Ayesha yang duduk disebelah nya dengan novel ditangan.

"He'em,"

"Kak Rinata. Temen seangkatan kak Arkan tuh. Primadona. Beuuhhh kamu mah kalah pokok nya sama kak Rinata. Oh denger denger nih valentine nanti kak Rinata mau nembak Arsyad loh. Keduluan tau rasa," oceh Yolanda.

"Aku sama dia cuma temen. Kamu tau kan kalo aku sama Arsyad temenan sejak beberapa bulan lalu," jengah Ayesha bangkit berniat mencari novel lain yang ada diperpustakaan sekolah.

"Temen rasa demen. Jangan dipendem terus Ay, direbut nanti tau rasa kamu. Kecewa deh cinta sepihak nya tak terbalas, padahal Arsyad keliatan punya rasa yang sama kok", tak menyerah, Yolanda mengikuti kemana pun langkah Ayesha. "Kamu jangan nyerah gitu dong, aku tau kamu punya rasa lebih sama Arsyad. Ayolah aku bantu deh. Aku beliin coklat nanti kamu yang kasih ke Arsyad ok, ga pake nolak," usai berbicara Yolanda berlari keluar dari perpustakaan meninggalkan Ayesha yang kesal. Ayesha berjalan pelan keluar perpustakaan saat mendengar bel istirahat berakhir untuk kembali ke kelas.

Teeeettt. Teeeettt. Teeeeettt.

Bel pulang berbunyi dan hampir semua murid berlomba lomba keluar kelas. Berbeda dengan yang lain, Ayesha dengan santai memasukkan semua buku dan alat tulis ke dalam tas. Menyampirkannya di bahu kanan dan jaket yang ia sampirkan ditangan kiri. Berjalan pelan keluar kelas sendirian.

Tepat saat didepan pintu, ia dikaget kan oleh Yolanda yang sudah berdiri dengan senyum lebar menarik tangannya cepat keluar dan berjalan menuju lapangan futsal. Sesampai nya disana, Yolanda menyodorkan coklat batang yang sudah diikat oleh pita berwarna merah lalu menunjuk satu objek yang sedang terduduk dipinggir lapangan sendiri.

Ayesha awal nya menolak keras, namun Yolanda terus-terusan mendorongnya hingga orang yang tadi di tunjuk pun berjalan sendiri menghampiri mereka yang sedari tadi bertingkah aneh.

"Lo berdua lagi ngapain?" Pertanyaan Arsyad membuat Ayesha dan Yolanda terdiam.

"Ada yang mau Ayesha omongin ke kamu. Aku duluan ya, bye," Yolanda meninggalkan mereka berdua.

"Jadi...? Apa yang mau lo omongin?" Tanya Arsyad sambil tersenyum dan mengelus pelan kepala Ayesha.

"Eunggh. Engga ada. Itu... Itu... Itu si Yolanda tadi iseng doang hehe. Aku duluan ya sy--"

"Lo tumben beli coklat dan dipegang-pegang gitu, biasanya juga dimasukin tas. Dan tumben lo pakein pita? Mau nembak cowo ya lo??" Ayesha terdiam menatap lekat Arsyad. Arsyad merasa sakit ditatap seperti itu oleh Ayesha, tatapan yang sangat dingin dan sulit ditebak.

"Ini pegang. Buat kamu. Aku mau nembak kamu. Ralat, bukan nembak tapi nyatain perasaan. Mau ngelak juga ga bisa kalo kamu udah bilang kaya tadi," Ayesha menjeda ucapannya dan merubah raut wajahnya jadi tersenyum hangat. "Aku ga tau sejak kapan, tapi yang pasti aku suka kamu. Ga perlu alasan karna rasa datang dengan sendiri nya. Awal nya aku ngelak karna kita teman, tapi rasa ini lebih dari yang aku kira. Walau aku tau kal--"

"Teman. Kita cuma teman dan ga lebih Ayesha. Sorry gue tolak lo karna gue ga punya rasa sama lo. Dari dulu sampai kapan pun kita cuma TEMAN. Gue duluan," Arsyad memotong ucapan Ayesha. Setelah berbicara ia meninggalkan Ayesha yang berdiri terdiam sendiri.

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang