Pameran

260 13 0
                                    

"Suka ga ay?" Tanya Arsyad pada Ayesha yang berdiri disampingnya dengan senyuman manis.

"Suka. Tau tempat ini dari mana?" Tanya Ayesha balik.

"Dari temen, katanya cuma ada sampe minggu depan loh. Yuk jalan, mau coba liat apa dulu?" Tanya Arsyad.

"Kesana yuk, liat yang itu." Tunjuk Ayesha pada pameran tempat buku-buku berbagai jenis, Arsyad mengangguk dan jalan berdampingan. Inginnya menggegam tangan Ayesha, tapi ia cukup tau diri.

Arsyad dan Ayesha kini ada disebuah jalanan yang terkenal ramai dimalam hari. Ada pameran yang menyajikan berbagai jenis seni, makanan, pakaian, musik, buku, dsb sejak minggu lalu dan ada sampai minggu depan. Awalnya Arsyad akan mengajak Ayesha nonton film, tapi saat salah teman kampusnya update di pameran itu ia pun langsung memutar haluan. Ayesha itu suka novel serta komik, tak akan bosen menurutnya jika mengajak wanita itu kesini.

Mereka jalan beriringan menghampiri stand yang menyajikan berbagai buku. Dari novel, komik, kamus, serta yang lainnya ada , bahkan dari yang baru hingga cetakan lama ada. Hati Ayesha sangat bahagia tidak menyesal ia meng-iya-kan ajakan Arsyad untuk keluar. Dengan gesit Ayesha memilih-milih novel yang menarik dan ingin ia peluk, semuanya tak luput dari pandangan Arsyad yang sedari tadi hanya mengikuti wanita itu melangkah.

Sesederhana itu membuat Ayesha bahagia. Ujar Arsyad dalam hati.

"Mau beli semua Ay?" Tanya Arsyad saat melihat ada sekitar 10 novel berada digenggamannya. Ayesha menatap Arsyad dan menggeleng pelan. "Kenapa geleng-geleng kepalanya?" Tanya nya lagi.

"Ga tau." Menatap Arsyad sendu, dan kembali memfokuskan pada novel-novel yang dipegangnya. "Uangnya kurang kalo beli semua." Lanjutnya lirih.

Arsyad tersenyum gemas, mengacak sedikit rambut Ayesha dan mengambil alih semua novel kedalam pelukannya. Tanpa memperdulikkan Ayesha yang menggerutu dibelakang, ia terus melangkahkan kakinya ke kasir.

"Arsyad, aku ga punya uang banyak buat bayar semuanya." Ujar Ayesha sedikit membisik pada Arsyad yang mengantri untuk membayar.

"Siapa yang minta duit kamu?" Tanya Arsyad dengan mengangkat alisnya sebelah.

"Terus kamu mau ngapain ngantri disini? Ini kan kasir buat bayar." Balas Ayesha dengan nada masih membisik.

"Ya kasir kan emang buat bayar, siapa bilang kita ngantri ke KUA?" Balas Arsyad dengan nada sedikit menggoda membuat beberapa orang terkekeh mendengar dan melihat kedua manusia berbeda jenis kelamin berbincang seperti itu.

"Arsyad ih!" Kesal Ayesha bertolak pinggang menatap Arsyad dengan bibir sedikit manyun, kesal.

"Apa Ay?" Tanya Arsyad tanpa menatap Ayesha, dan melangkah maju meletakkan semua novel yang tadi Ayesha ingin untuk dihitung oleh kasir.

"Ga jadi belinya mba!" Ayesha berujar ketus dan hendak menarik Arsyad dari hadapan kasir, namun apa daya kekuatan ia tidak sebanding dengan pria itu. "Arsyad ayok pulang!!" Ujar Ayesha lagi dengan kaki dihentakkan menarik Arsyad yang hanya bergeser beberapa senti saja.

"Bayar dulu baru pulang." Ujar Arsyad menonyor kening Ayesha pelan bercampur gemas. "Ibu, bapak, mbak, mas, adek, krucil liat nih masa saya pacar nya sendiri mau bayarin semua buku malah nolak dan diajak pulang? Sedih ga tuh hati ini?" Lanjut Arsyad bertanya pada orang-orang disekitar mereka yang sedari tadi memperhatikan mereka terkekeh, ditambah wajah Arsyad yang dibuat-buat terlihat sedih.

"Udah terima aja dek, rezeki ga boleh ditolak." Ujar seorang ibu berbadan gempal sedikit menggoda Ayesha.

"Iya mbak udah ga apa-apa, kalo saya jadi mbak buka cuma 10 tapi 100 novel dan komik yang saya mau saya ambil semua mbak aslinya." Ujar salah satu kasir yang terlihat sedikit muda darinya, menatap Ayesha dengan godaannya.

"Iya mbak terima aja, kapan lagi punya pacar sadar buat bayarin belanjaan coba." Ujar salah satu remaja yang bisa dilihat tidak datang sendiri, tapi bersama dengan beberapa temannya yang mengangguk setuju dibelakang.

"Masih mau nolak Ay? Atau mau nambah? Mumpung belum dibayar nih?" Tanya Arsyad beruntun dengan tangan memegang dompet yang sudah mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan untuk membayar.

"Dasar Bintang Arsyadan Malik! Pergi aja sonoh ke danau biar tenggelem sama dugong!" Ujar Ayesha sedikit teriak dengan wajah memerah menatap Arsyad yang jelas lebih tinggi darinya. Ia menghentakkan kaki, membalik badan dan pergi dari kasir dengan menutup wajahnya malu.

"Aku juga cinta kamu Ayesha!!" Balas Arsyad dengan teriakan kencangnya membuat orang sekitar menatap Arsyad serta Ayesha yang tak jauh darinya terdiam mendengar ucapan Arsyad. "Nih mbak kembaliannya ambil aja, pacar saya pemalu orangnya kekeke." Arsyad memberikan uang untuk membayar, mengambil keresek yang berisi semua novel keingin Ayesha, dan berjalan menghampiri Ayesha.

"Yuk jalan lagi Ay." Ujar Arsyad sambil merangkul bahu Ayesha. Wanita itu menatap Arsyad datar dengan wajah masih memerah, tapi tak urung mengikuti Arsyad melangkah.

"Semoga berjodoh mas!" Teriak kasir yang tadi menerima uang Arsyad membuat mereka berdua membalik badan dan Arsyad mengangkat jempol dengan cengiran bodoh yang terlihat puas.

"Pasti mbak! Nanti saya kirim ondangannya buat mbak!" Jawab Arsyad dengan teriakan juga membuat beberapa orang terkekeh, sedangkan Ayesha berjalan cepat meninggalkan Arsyad.

Arsyad terus mengekori kemana pun Ayesha melangkah. Ia tau wanita itu masih kesal dengannya, tapi ia juga tau jika wanita itu tidak akan marah lama. Lihat saja beberapa menit kedepan, Ayesha pasti sudah bersikap biasa lagi padanya.

Dari satu stand ke stand lainnya Ayesha terus melangkah tanpa henti, dengan sesekali saling sapa dengan orang yang ia temui di pameran seperti teman kerja dan teman sekolahnya dulu. Ayesha terduduk disalah satu kursi yang disediakan dengan tangan mengibas-ngibas didepan wajah, Arsyad terkekeh melihatnya ia berjongkok didepan Ayesha dan meniup wajah wanita itu pelan.

"Udah cape? Mau pulang?" Tanya nya sambil menahan tawa.

"Ish Bintang!!" Ujar Ayesha kesal dan kembali berdiri, tapi kali ini wanita itu berjalan menuju parkiran menghampiri mobil Arsyad yang terparkir.

Ah rasanya udah lama ga denger Ayesha manggil gue Bintang. Ujar Arsyad dalam hati dengan masih mengikuti Ayesha dari belakang.

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang