Akhir

1.3K 52 3
                                    

5 tahun kemudian

Ayesha duduk dikursi taman memperhatikan seorang balita laki-laki yang sangat mirip dengan ayahnya sedang tertawa berlarian dengan balita lainnya. Dilihatnya langit yang masih cerah padahal jam sudah menunjukkan pukul 16.36 membuatnya bangkit dari duduk dan menghampiri balita laki-laki itu.

"Hap! Gara dapat!" Ujar Ayesha dengan nada jenaka.

"Maaahh! Jangan peluk-peluk Galra bau." Balas Gara sambil mencoba melepaskan pelukan Ayesha.

"Waktunya pulang boy. Mandi dan sholat oke." Ayesha melepaskan pelukannya dan menuntun Gara.

"Oke!" Ujar Gara bersemangat.

Ayesha tersenyum melihat balita laki-laki ini. Rupa nya sangat mirip dengan ayahnya, Bintang Arsyadan Malik yang kini entah bagaimana kabarnya. Sudah 5 tahun berlalu sejak ia dan Remon benar-benar pergi meninggalkan Arsyad sendirian. Egois memang, tapi ia tidak ingin semakin dalam menghancurkan mimpi pria itu.

Sebulan setelah ia pindah ke kalimantan tinggal berdua dengan Remon dirinya dinyatakan postive hamil dan yang pasti anaknya Arsyad. Sulit memang tapi ia selalu mencoba kuat menghadapi semuanya bersama Remon ya meski sekarang Remon sudah berumah tangga dan memiliki anak berusia 1 tahun.

"Mah!"

"Apa nak?" Tanya Ayesha dan mengalihkan pandangan pada Gara.

"Besok mamah ulang tahun, papah pulang ga?" Pertanyaan polos Gara selalu membuat Ayesha terdiam dan hanya bisa tersenyum.

"Kita lihat besok ya." Jawaban tak pasti yang selalu ia ucapkan namun Gara selalu mengerti.

Gara hanya mengangguk dan kembali berjalan lurus mengikuti Ayesha yang menuntunya. Disebuah rumah kontrakan kecil Ayesha berhenti dan membuka kunci rumah itu. Meski kecil, namun cukup untuk dirinya yang hanya tinggal berdua dengan anaknya.

Semenjak dua tahun lalu, dirinya memilih untuk pindah rumah agar tidak selalu merepotkan Remon dan istrinya. Meskipun istrinya baik dan tidak keberatan sama sekali, tapi dirinya masih memiliki perasaan tidak enak jika terus-terusan menumpang. Ya walau sebenarnya ia pindah tidak jauh, hanya beberapa rumah dari rumah kontrakan remon yang sedikit lebih besar dari kontrakan miliknya.

Hanya berbekal kemampuannya, Ayesha kini bekerja menjadi seorang penulis novel anonim yang bahkan saat seorang penerbit menawarkan kerja sama ia lakukan secara online yang syukurnya berjalan lancar hingga kini.

"Anggara Malik!" Tegur Ayesha saat melihat Gara bermain-main dengan air bukan mandi padahal hari semakin petang.

"Yes mom!" Jawab Gara sambil tergesa menyabuni tubuhnya karna Ayesha yang mengamati ia didepan pintu.

Usai membersikan, Ayesha tak pernah terlewat mengajarkan Gara untuk sholat. Meskipun masih kecil, namun Ayesha tak ingin lengah dalam mendidik anaknya terutama urusan agama.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.56, ditutupnya laptop dan dilirik Gara yang sudah terlelap disamping sambil memeluk sebuah jaket. Jaket milik Arsyad yang sempat Ayesha bawa sebagai kenang-kenangan, dan semenjak Ayesha bilang jika jaket itu milik papahnya Gara tak pernah absen untuk memeluk jaket itu saat tertidur.

"Maafkan mamah ya nak." Dikecupnya kening Gara dengan lembut sambil menahan sesak setiap mengingat Arsyad.

Tok. Tok. Tok.

Ayesha berdiri dan berjalan keluar kamar menghampiri pintu. Tak langsung ia buka , tapi ia lebih memilih untuk berdiri diam didepan pintu. Firasatnya sedikit berbeda.

Tok. Tok. Tok.

"Assamualaikum." Suara salam dari luar yang sedikit membuat Ayesha sedikit gemetar.

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang