Siapa?

252 16 0
                                    

"Siapa Ay?" Tanya Arsyad pada Ayesha yang sudah duduk dijok belakang motornya.

"Karyawan baru."

"Oh, ngeceng lo ya?"

"Ga tau."

Arsyad menghela nafas pelan, sebelum menjalankan motornya menembus kemacetan disore hari. Arkan saja yang sudah memilik tunangan masih menjadi saingannya, lah ini udah mau ada yang baru lagi aja. Sabar Syad sabar, jodoh ga akan kemana inget.

Arsyad menjalankan motornya dan sesekali berbincang dengan Ayesha yang kini sedang menopangkan dagunya diatas pundak kiri Arsyad. Jangan lupakan tangan Ayesha yang kini sedikit memeluk Arsyad. Sedikit ingat.

"Nonton ya?" Tanya Ayesha pada Arsyad saat mereka sampai diparkiran mall.

"Iya, udah beli tiketnya nih jangan main batalin gue mahasiswa yang duit jajan pas-pasan." Jawab Arsyad sambil menggenggam tangan Ayesha, sedangkan Ayesha hanya terkekeh ringan.

"Makanya cepet lulus biar cepet kerja dan nyari duit yang banyak." Balas Ayesha pada Arsyad yang kini berjalan menuju lift.

"Biar cepet halalin lo ya?" Ujar Arsyad dengan nada menggoda.

"Apa sih!" Ayesha melepaskan pegangan tangan mereka dan sedikit berlari menuju lift.

"Lo mah gitu! Gue serius kok mau ngehalalin lo." Ujar Arsyad kini sudah berdiri disamping Ayesha sambil mengelus kepala Ayesha lembut.

"Semerdeka kamu aja." Jawab Ayesha.

Ting. Pintu lift terbuka dan mereka mulai masuk, namun Ayesha maupun Arsyad sedikit terdiam saat melihat orang lain yang memasuki lift juga adalah Arkan serta Rinata dengan raut wajah tak kalah kaget. Arsyad berdiri disamping Ayesha dengan tangan memeluk pinggang Ayesha menatap Arkan dengan tatapan mengejek.

"Arsyad!" Ayesha mengadahkan kepalanya menatap Arsyad dan berujar pelan namun tajam.

"Dijalan tadi lo yang meluk gue, sekarang giliran gue dong. Biar adil." Ujar Arsyad dengan nada jenaka.

"Ck!" Ayesha berdecak, lift yang mereka tumpangi berhenti dilantai 2 dan ada beberapa orang yang masuk.

"Yang tadi siapa sih Ay?" Tanya Arsyad menatap Ayesha masih dengan memeluk pinggang wanita itu.

"Karyawan baru." Jawabnya datar.

"Tapi kok gue ngerasa ga enak ya liat dia. Kaya punya maksud terselubung gitu ke lo." Ujar Arsyad menyimpan dagunya diatas kepala Ayesha. Ingat kan jika Ayesha itu pendek dan Arsyad itu tinggi, bahkan lebih tinggi dari Arkan maupun Remon.

"Perasaan kamu doang kali." Jawab Ayesha.

Dreghtks. Lift yang mereka tumpangi sedikit bergoyang dan berhenti padahal belum sampai dilantai 4. Arsyad yang dekat dengan pintu langsung menekan tanda darurat, serta berbicara dengan karyawan mall melalui speaker yang berada dekat pintu. Ternyata lift yang mereka tumpangi ada kendala dan berhenti ditengah-tengah antara lantai 3 serta lantai 4. Didalam situ ada Ayesha, Arsyad, Arkan, Rinata, tiga gadis remaja yang terlihat baru pulang sekolah karna masih memakai seragam, serta sepasang suami istri beserta kedua anaknya.

"Yah kalo telat nonton gimana Ay?" Ujar Arsyad masih dengan posisi yang sama.

"Ya gimana lagi, nonton yang lain aja gimana? Aku yang bayar." Ayesha sedikit mengadahkan kepalanya menatap Arsyad.

"Gue masih mampu ya bayarin lo." Balas Arsyad dengan menjuil idung Ayesha pelan. Semuanya tak luput dari pandangan semua orang dalam lift, terutama Arkan serta Rinata.

"Kakak ganteng pacarnya mbak yang ini?" Tanya salah satu remaja wanita yang berambut panjang itu.

"Ko kakak yang ini dipanggil mbak sih? kita seumuran loh." Jawab Arsyad.

"Oh, kirain mbaknya. Soalnya kakak setelan kaya mahasiswa tapi mbak nya pake pakaian kantor." Balas remaja itu.

"Berarti dia hebat. Ga perlu kuliah udah bisa kerja dikantor." Ujar Arsyad.

"Ck! Berhenti ngomong Arsyad." Ujar Ayesha menyubit pinggang Arsyad pelan.

"Bukan hebat, tapi muka Ayesha aja yang kolot Arsyad." Celetuk Rinata yang sedari tadi terdiam.

"Engga kolot kok. Ayesha masih muda gitu wajahnya, emang style nya aja yang dewasa ditambah pakaian kantor. Kalo kolot Ayesha mungkin udah pake heels bukan sepatu sport nya ditambah makeup menor ala tante-tante." Bela Arkan yang berdiri disamping Rinata.

"Bener itu." Ujar ketiga gadis remaja itu setuju dengan ucapan Arkan.

"Mbak yang ini ga kolot, wajahnya manis dan keliatan muda cuma emang style nya dewasa, jadi aku kira mbak nya udah tua tapi muka baby face hehe. Maaf ya mbak." Ujar remaja yang tadi.

"Kalian itu berjodoh, tapi terlalu banyak rintangannya." Ujar ibu-ibu yang sedang menggendong balita. "Tapi ingat, badai pasti berlalu kok." Lanjutnya menatap Arsyad dan Ayesha.

"Saya bu? Sama gadis ini?" Tanya Arsyad menunjuk dirinya serta Ayesha yang dibalas anggukan kepala oleh ibu itu. "Wohoooooo denger tuh Ay, kita itu jodoh makanya jangan ngeles terus kalo gue bahas soal masa depan oke." Lanjutnya pada Ayesha.

"Semerdeka kamu aja." Jawab Ayesha datar.

"Sabar aja mas, mbak nya itu kalo kata anak jaman now tsundere masih takut kaya dimasa lalu lagi. Tapi pesan saya sih buat mbak mending jaga jarak dari orang yang baru hadir dalam kehidupan mbak. Cuma punya niatan buruk, dan buat mas nya sebisa mungkin selalu ada disamping mbak nya sampai badai berlalu." Ujar si ibu lagi. Tepat saat selesai bicara lift kembali nyala dan kini mereka sudah berada dilantai 4, satu persatu keluar dari lift namun tangan Ayesha serta Arsyad ditahan oleh suami ibu itu.

"Percaya ga percaya, kalian harus percaya dengan ucapan istri saya. Ya..... meskipun jaman udah modern tapi kalian masih harus percaya tentang orang yang bisa melihat serta membaca masa depan seseorang." Ujar bapak itu pada mereka. "Dan tolong beritahu pada sepasang kekasih yang tadi sempat sedikit berbincang didalam, istri saya bilang jangan pernah menghindari takdir. Pria itu akan menyesal jika ia menghindari takdir dan pergi meninggalkan tanggung jawabnya." Lanjutnya sebelum berjalan menyusul istri dan anaknya.

Arsyad dan Ayesha saling pandang mengedikkan bahu acuh. Namun Arsyad sedikit terganggung dengan ucapan pasangan suami istri itu. Saat dibioskop beruntungnya mereka tidak telat dan film baru dimulai. Niatan untuk membicarakan yang tadi Arsyad urungkan dan berjalan memasuki room 4 serta Ayesha.

Hampir 2 jam, film selesai dan mereka mulai berjalan keluar. Arsyad menggenggam tangan Ayesha. Saat berjalan hendak keluar, ia melihat Arkan serta Rinata yang sedang berjalan tak jauh didepan mereka. Arsyad berjalan sedikit berlari menghampiri mereka dengan tangan masih menggenggam tangan Ayesha.

"Gue mau ngomong sama lo." Ujar Arsyad datar mentap Arkan. "Ikut gue." Lanjutnya berjalan meninggalkan Arkan dan Rinata. Meski aneh, tapi mereka tetap mengikuti Arsyad serta Ayesha yang ternyata berjalan menuju foodcourt.

.
.
.
.
.

Beberapa part lagi masuk klimaks
Kalo menurut kalian alurnya lambat atau kurang menarik mohon maaf sebelumnya
Ini rencana aku saat buat cerita Ayesha ini yang emang diawal cuma ada masalah-masalah ringan dan klimaks puncak masalah ada di part-part belakang yang hampir menuju akhir

Makasih buat kalian yang masih setia baca Ayesha ini, jangan lupa vote dan komen kalo ada salah♥️

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang