Boleh kenal?

279 15 0
                                    

3 minggu berlalu dan Ayesha menjalani hari-hari nya seperti biasa, sebelum menjalin hubungan dengan Arkan. Bedanya, dulu yang sering mengirim pesan dan menjadi ojek dadakan itu Arkan namun sekarang berganti menjadi Arsyad.

Malam dimana Ayesha berbicara dengan jujur dihadapan Arsyad, Arkan serta Rinata - mereka menjadi lebih menjaga jarak pada Ayesha terutama Arkan. Ia sekuat tenaga untuk tidak memikirkan Ayesha, meski terkadang kelepasan. Hari-hari nya ia coba lebih mendekatkan diri dengan Rinata. Sedang Arsyad, bersikap biasa seolah teman dengan Ayesha menahan rasa lebih untuk memiliki wanita itu.

08.05, Ayesha serta teman satu teamnya yang lain sudah pada duduk cantik dikubikel masing-masing dengan tangan dan otak sudah berkutat dengan setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu.

"Ekhem, saya minta perhatian kalian sebentar!" Ujar kepala team yang sudah berdiri tegak didepan dengan seorang pria asing. "Saya mau memperkenalkan, ini namanya Yudis yang mulai hari ini menggantikan mbak Tari yang sejak 3 hari lalu sudah cuti hamil. Silahkan perkenalkan diri anda." Kepala team mundur selangkah.

"Perkenalkan nama saya Yudistiana Dwi Andra, semoga kita bisa bekerja sama dan akrab terima kasih." Ujar nya dengan senyuman tercetak diwajah putihnya, yang dibalas oleh canda gurau staf yang lain.

"Silahkan, kursi anda dibelakang Ayesha." Tunjuknya pada kursi ke ketiga dari barisan paling kiri.

"Terima kasih pak."

"Sama-sama, semoga betah." Ujar kepala team yang selanjutnya berlalu kembali duduk ke tempat kerjanya.

Yudis berjalan sambil sesekali menunduk sapa staf yang lain, hingga ia berdiri disamping Ayesha membuat wanita itu menoleh datar pada Yudis yang tersenyum dengan tangan kanan mengusap pelan ceruk lehernya.

"Eum, saya Yudis." Ujarnya.

"Saya Ayesha, kursi kamu dibelakang." Balas Ayesha masih dengan wajah datar sambil menunjuk kubikel dibelakangnya.

"Jangan datar-datar dong, nanti ga jadi naksir kamu nya gimana?" Goda Rasti yang kubikelnya tepat disamping kubikel Ayesha. "Kenalin, gue Rasti ga usah formal formal banget lah kalo sama kita-kita biar cepet deketnya." Lanjutnya pada Yudis dengan mengedipkan matanya sebelah yang hanya dibalas kekehan kecil oleh Yudis.

Yudis mengangguk dan duduk dikubikelnya, sebenarnya perusahaan ini meski kecil tapi cukup sulit untuk masuk. Bisa dilihat jika orang-orang diteam nya ini pada humble dan santai, namun yang membuat sayang itu kenapa tempatnya harus kubikel seperti ini? Kan jadi Yudis tidak bisa curi-curi pandang pada gadis bernama Ayesha yang duduk didepan kubikelnya.

Yang Yudis tau sih memang sengaja di kubikel gitu biar tidak banyak bicara saat bekerja dan fokusnya masing-masing pada kerjaan tanpa gangguan samping. Tapi tetep saja ada gangguan soalnya tidak menutup semua, hanya sebagian saja. Tinggal mundurin kursi dikit udah bisa ngobrol sama orang yang duduk disebelah.

***

Istirahat makan siang, Ayesha makan dikantin perusahaan yang berada dilantai 3 bersama dengan Rasti dan Bunga. Mereka makan sambil sesekali berbincang tentang berbagai hal, hingga datangnya Dion beserta Yudis yang ikut bergabung duduk dengan mereka.

"Duduk sini boleh ya Ay." Ujar Dion yang duduk dipinggir Ayesha.

"Itu mas udah duduk ngapain izin lagi." Jawab Ayesha sambil meminum es jeruk miliknya.

"Ay sekarang kamu jomblo? Udah jarang banget liat cowok yang biasa anter jemput kamu." Ujar Dion yang diangguki kepala oleh Rasti serta Bunga.

"Iya ya Ay, yang aku liat malah kamu kadang dianter sama abang kamu dan kadang sama laki-laki tapi kalo diliat seumuran kamu." Ujar Rasti.

"Oh, itu Arsyad temen aku dari SMA." Jawab Ayesha sambil memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Terus yang biasa itu yang ga kalah gans sama si Arsyad itu kemana?" Tanya Bunga pada Ayesha.

"Dirumahnya kali." Jawabnya acuh.

"Lo putus? Doi lo kan?" Tanya Dion dengan gaya bahasa lebih santai, Ayesha hanya berdeham saja.

Rasti sudah hampir menyuarakan lagi ke kepoannya, tapi Bunga lebih dulu menyikut lengan Rasti memintanya untuk diam. Mereka melihat raut wajah Ayesha yang semakin datar dan acuh terus menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Kenapa?" Tanya nya Ayesha menyadari jika ia dilihati intens oleh rekan se-team-nya itu.

"Lo galau ya?" Tanya Rasti hati-hati.

"Galau? Aku?" Tanya Ayesha menunjuk dirinya, mendapat anggukan dari Rasti, Bunga dan Dion sedangkan Yudis hanya diam memperhatikan. Melihat refleks itu dari ketiga rekannya Ayesha langsung terbahak. "Ga jaman galau-galauan kaya anak SMA aja." Ujarnya disela tawa.

"Ck! Dari tadi aja diem ayem, sekarang bahakan lo ga ada image nya banget iyuwh." Ujar Dion melanjutkan makannya.

"Cantik tapi." Ujar Yudis pelan tapi terdengar oleh Rasti yang duduk disampingnya.

"Ay dibilang cantik nih ama cowo disebelah." Celetuk Rasti.

"Ap-apaan sih mbak." Ujar Yudis dengan raut wajah malu, sedangkan Ayesha hanya mengangkat alisnya satu acuh.

***

Ayesha berjalan menuruni tangga melangkah ke trotoar, menunggu Arsyad yang tadi mengirim pesan akan menjemputnya dan mengajak jalan ke mall biar kaya anak muda katanya ditambah besok itu hari sabtu. Ia berdiri sambil sesekali memainkan hpnya, tak sadar disampingnya sudah berdiri seseorang yang tak henti memperhatikannya.

"Kamu pendek-pendek imut." Ujarnya membuat Ayesha langsung menolehkan wajahnya namun yang pertama ia lihat adalah dada bidang yang dibalut kemeja berwarna broken white. "Liat dada akunya biasa aja dong, serasa mau diperjakain aja nih." Lanjutnya.

"Ck! Kirain siapa." Ayesha mengadahkan kepalanya sedikit dan melihat jelas wajah Yudis yang tersenyum padanya.

"Belum pulang?" Tanya Yudis mencoba berbasa-basi.

"Keliatannya." Jawab Ayesha singkat.

"Mau aku anter ga?" Tawar Yudia namun mendapat gelengan kepala dari Ayesha.

"Lagi nunggu dijemput, makasih."

"Ayesha." Panggil Yudis sambil menjulurkan tangan kanannya.

"Apa?" Tanya Ayesha bingung melihat tangan Yudis.

"Boleh kenalan ga?" Tanyanya dengan senyum mengembang.

"Kan udah kenal." Jawab Ayesha dengan nada heran.

"Beda. Boleh kenalan ga?" Ujarnya lagi.

"Ayesha Ayoda." Jawab Ayesha menerima uluran yangan Yudis.

"Yudistiana Dwi Andra, boleh kan aku berjuang untuk bisa memenangkan hati nona?" Yudis melepaskan pegangan tangan mereka dan mengusap pelan puncak kepala Ayesha.

"Ekhem, monmaap nih tapi Ayeshanya mau gue bawa pergi." Ujar Arsyad menyadarkan Ayesha dari kekagetannya tadi dan membuat Yudis menurunkan tangannya tersenyum pada Arsyad.

"Aku duluan ya, sampai jumpa senin." Pamit Yudis.

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang