Setelah pesan terakhir yang dikirim Arsyad untuknya Ayesha terdiam beberapa saat sebelum mengecek berulang kali, siapa tau ia salah membaca. Namun nihil, isinya tetap sama. Ia merebahkan diri menghadap langit-langit menghela nafas berkali-kalo sebelum memilih untuk pergi tidur berharap esok masih baik-baik saja.
***
"Lo masih belum nyerah?" Tanya Gafa.
"Belum. Tapi gue masih milih buat diem ditempat." Jawab Arsyad acuh.
Gafa hanya menatap kesal Arsyad. Ia lebih memilih melanjutkan tugasnya yang harus dikumpulkan minggu ini. Mereka, Gafa dan Arsyad duduk berdua dikursi pinggir jendela ujung cafe. Niat mereka adalah mengerjakan tugas, yang ajaibnya benar-benar mengerjakan tugas tanpa ada acara ghibah,main game, atau apapun itu. Biasanya mereka tak bisa jika hanya berdiam mengerjakan tugas. Namun Arsyad yang masih dalam masa sakit hati lebih fokus pada kuliahnya saat ini. Sedangkan Gafa sebenarnya sudah gemas, namun ia tahan dan mencoba untuk fokus mengerjakan tugas.
1 jam berlalu, Arsyad menutup laptopnya dan membereskan semua barang yang ia bawa sebelum beranjak. Namun tangannya dicekal oleh Gafa saat akan melangkah pergi.
"Apa?" Tanya Arsyad dingin.
"Duduk dulu. Kita ngobrol bentar." Balas Gafa. "Jadi lo masih mau merjuangin Ayesha?" Tanya Gafa setelah Arsyad kembali duduk dan meletakkan tas nya diatas meja.
"Heem"
"Lo tau kan kalo Arkan udah ngincer Ayesha sejak dulu? Lo inget kan kalo Arkan yang selalu ada buat dia saat lo nyakitin hatinya secara ga langsung? Dan sekarang lo mau ngerebut dia dari Arkan? Apa lo udah gila?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Gafa yang hanya dibalas anggukan kepala kecil oleh Arsyad.
"Sebelum janur kuning melengkung gue masih punya hak buat dapetin Ayesha!" Ucap Arsyad sebelum beranjak dari cafe itu membuat Gafa geram dan hanya bisa mengacak rambutnya asal yang selanjutnya mengikuti temannya itu keluar dari cafe.
***
Ayesha sedang duduk berdua bersama Arkan diruang tamu sambil menyantap bakso ditemani sinetron yang Arkan suka dan tak boleh Ayesha ganti. Ia hanya terdiam yang sesekali meringis karna umpatan yang dilontarkan Arkan dengan kondisi mulut penuh bakso atas apa yang dilakukan si aktor sinetron. Itu hanya sinetron tapi mengapa bisa Arkan sangat menyukainya? Ayesha hanya menggeleng kepala tak paham.
"Kamu suka makan bakso lagi dek?" Tanya Remon yang kini duduk disamping kanan Ayesha, sedangkan Arkan duduk disamping kirinya.
"Heem." Jawab Ayesha.
"Kenapa lo nanya gitu bang?" Tanya Arkan pada Remon yang menurutnya ucapan Remon itu agak gimana gitu didengar oleh telinganya.
"Dulu kan Ayesha suka bakso Ar, tapi ga tau sejak kapan dia suka makan mie ayam dan udah jarang banget makan bakso. Dan baru kali ini lagi abang liat Ayesha makan bakso." Ujarnya sambil bersandar pada sofa menatap tv.
"Iya git--" Arkan terdiam saat ingat dihari pertama mos, ia bertemu dengan Ayesha dan jelas sekali ia ingat jika Ayesha pernah mengungkapkan bila ia lebih suka bakso dari pada mie ayam. Ia juga baru ingat mungkin sekitar semester 3 entah 4 yang pasti ia lebih sering melihat Ayesha memakan mie ayam dari pada bakso. "Gue baru inget kalo lo lebih suka bakso dari pada mie ayam. Apa karna......... Arsyad?" Lanjutnya Arkan membuat Ayesha terdiam menatapnya.
"Kalo aku jawab ya apa kaka marah?" Bukan menjawab Ayesha balik bertanya dengan nada rendah.
"Jawab aja. Gue ga apa apa ko." Ucap Arkan sambil mengacak rambut Ayesha gemas.
"Heem. Dulu aku lebih suka makan bakso dari pada mie ayam. Tapi karna Yolanda suka ngajak aku makan mie ayam ditempat langganan dengan Arsyad, aku jadi ketagihan dan suka makan mie ayam pakai bakso. Tapi sekarang jadi lebih suka bakso lagi, kangen sama kuah bakso hehe." Jawabnya santai dan jujur membuat Arkan yang sebenarnya sakit namun lega karna Ayesha berkata jujur, dan menurutnya kejujuran Ayesha wajar karna masa lalu yang ia lewat cukup Arkan pahami. Termasuk perasaan Ayesha. Arkan hanya tersenyum manis dan menyuapi bakso kemulut Ayesha yang Ayesha terima langsung dengan senyuman, membuat dengusan kasar keluar dari mulut Remon.
"Plis deh ada jomblo men disini woy!" Ucapan Remon sukses membuat Arkan dan Ayesha terbahak melihat raut wajah kesal Remon.
"Suka ngiri aja bang, makanya nyari doi!" Ucap Arkan sukses membuat Remon berdiri dan berlalu menuju kamar dengan kesal.
"Awas lo kalo datang minta restu gue! Gue tolak lo garis keras!" Teriak Remon sebelum masuk kamar membuat Arkan terdiam menatap Ayesha yang masih santai aja melanjutkan makan baksonya. Tak tau apa jika Arkan hatinya ketar-ketir kalo emang iya Remon bakal nolak lamarannya untuk Ayesha. Arkan tau Remon itu sopan dan baik, tapi kalo udah pake Gue - Elo berarti ada kesel-kesel gimana gitu kan bahaya.
"Bang Remon becanda kak, ga usah difikirin entar juga baik lagi. Efek lama ngejomblo ya gitu." Ucap Ayesha datar seolah tau apa yang difikirkan Arkan.
"Abang denger ya dek!" Teriak Remon dari dalam kamar sukses membuat tawa Ayesha dan Arkan keluar kencang.
"Udah dikamar masih aja denger subhanallah banget kupingnya." Arkan memeluk pundak Ayesha dan merapatkan tubuh mereka berdua. "Ay, kalo nanti gue lamar lo diterima ga?"
"Nanti?"
"Iya nanti. Diterima atau ditolak nih?"
"Yaudah gimana nanti, kan ngelamarnya nanti bukan sekarang." Jawab Ayesha datar dan terdengar suara tawa kencang dari belakang mereka. Remon tertawa terbahak mengejek Arkan yang menunjukkan raut wajah menyedihkannya.
"Yeedeh gemene nente, bhaaaakkkk rasain Ar. Mampus tuh skakmat sama Ayesha. Kalo abang jadi kamu, langsung balik dan ngumpet diketek mamah." Remon semakin terbahak saat Arkan memberenggut seperti anak kecil. Bukan Arkan banget.
"Bunda, ayah di dzholimi sama kakak ipar." Arkan memberenggut menyembunyikan wajahnya diceruk leher Ayesha. Bukan apa-apa ini posisi tidak aman, degupan dijantung Ayesha memompa berkali-kali lipat. Remon yang melihat itu dengan cepat langsung menarik kuping Arkan hingga sang empu sukses berdiri dan meringis kesakitan.
"Jangan mesumin adik gue! Halalin dulu sanah!" Remon mendorong Arkan keluar rumah tak lupa memberikan semua barang milik pria itu agara tidak ada alasan untuk masuk kembali. Ayesha? Diam memperhatikan tak berniat membela.
"Abang ga aseeekk! Kaya gitu disebut mesum. Mesum itu kalo kecup ama lumat bibir bang!" Bela Arkan tapi yang didapat malah pukulan dikepala.
"Lo--"
"Assalamaulaikum bang!" Arkan berlari menuju motornya dan langsung menjalankan dengan cepat saat Remon sudah siap menunjuknya. Sebelum mendapat siksaan lebih baik kabur ya kan? Ya itu yang Arkan pilih saat ini. Lebih baik pulang terusir, daripada tertahan namun mendapat siksaan lagi. Belum menjadi adik ipar, tapi sudah mendapat siksaan. Eh, tapi salah dia juga kan Remon seperti itu? Ah Arkan bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayesha
Teen Fiction"Kata orang kalo kita suka sama seseorang lebih dari 4 bulan itu nama nya sayang, terus kalo menyukai seseorang lebih dari 4 tahun itu apa nama nya?" - Ayesha Ayoda Sabita ------------------------------------------------------ "Gue inget gue pernah...