Jalan

301 13 0
                                    

Double up niiihhh😁

---------------------------------------------------

Tok.tok.tok

"Assalamualaikuuuuummmmm." Arsyad mengucap salam didepan pintu rumah Ayesha.

"Ayeshaaaaaa, hayu maiiinn." Panggil Arsyad lagi didepan rumah. "Kalo ga punya sendal sini Bintang beliin selosin buat Sabita." Lanjutnya dengan tangan sesekali mengetuk pintu.

"Berisik!" Remon membuka pintu sekali hentak mengagetkan Arsyad yang tidak siap dengan tingkat kakanya Ayesha itu.

"Astagfirullah , bikin kaget aja bang kirain dugong." Ujar Arsyad dengan tangan diatas dada mendramatisir.

"Abang masih mampu ya beliin Ayesha sendal sekodi!" Remon menatap Arsyad ketus.

"Kalo gitu gue ga usah beliin Ayesha sendal kalo ngajak maen ya." Arsyad membalas dengan cengiran bodoh tapi dalam hati Remon mengakui mau seperti apapun laki-laki didepannya ini tetap tampan, pantas adiknya pernah sangat jatuh hati padanya.

"Mau ngapa?" Tanya Remon.

"Ngapa? Apa atau ngapain kek bang kagok bener ngomongnya 'ngapa'." Arsyad menjawab dengan kedua tangan dia lipat depan dada.

"Serah gue dong! Udah berani lo ama gue?!" Remon mulai jengah dan berucap sangat ketus.

"Ampun bang ga berani gue bang masih belum dapet restu soalnya nih hehe, sorry deh bang sorry. Jangan dikeluarin itu bahasa gue-lo nya takut Arsyad nih."

"Bangke!" Remon mengumpati Arsyad yang berujar seperti itu, ia berjalan memasuki rumah dengan pintu terbuka tanpa mengajak Arsyad masuk.

"Ga diajak masuk bang?" Tanya Arsyad dengan tangan menggaruk belakang kepalanya.

"Sonoh masuk ke neraka!" Balas Remon membuat Arsyad terkekeh melihat tingkah kakanya Ayesha itu.

Membuka sepatunya dan menaruh rapih, Arsyad mulai memasuki rumah minimalis itu. Ia menghampiri Remon yang terduduk disofa ruang tengah sedang berperang dengan berkas-berkas pekerjaannya. Mengalihkan pandangannya celingukkan mencari wanita yang ingin ia temui tapi sepertinya tidak ada diruang tengah.

"Ayesha dikamar!" Ujar Remon ketus tanpa mengalihkan pandangannya.

"Thanks bang." Arsyad berlalu menuju depan pintu kamar Ayesha yang tertutup, beberapa kali ia ketuk tapi tidak ada sahutan dari dalam. Ia melirik kebelakang yang ternyata Remon juga sedang melihatnya, dengan isyarat Remon menyuruh Arsyad untuk langsung membuka pintu saja karna jarang sekali Ayesha mengunci pintunya. Dengan ragu Arsyad memegang gagang pintu dan memutarnya kebawah yang ternyata benar pintu kamarnya tidak dikunci.

Ia menyumbulkan sedikit kepalanya kedalam, tersenyum hangat membuka pintu lebar lalu berjalan masuk menghampiri seseorang yang tertidur diatas kasur dengan laptop terbuka. Ia merapihkan anak rambut yang berantakan menghalangi wajah Ayesha. Dengan telaten ia membenarkan posisi tidur Ayesha agar wanita itu nyaman,dan saat hendak mematikan laptop ia melihat jelas walpaper laptop dengan mode bergulir itu menampilkan foto-foto pada masa SMA. Ada beberapa foto Ayesha bersama dengan Yolanda, Arkan dan dirinya. Menatap fokus layar laptop yang membuat beberapa kenangan berputar dikepalanya tak sadar jika Ayesha mulai terbangun dari tidurnya karna hari sudah sore atau bisa disebut mulai menjelang malam?

"Eung." Ayesha terduduk dengan tangan mengucek matanya yang masih terpejam membuat Arsyad tersadar dan memegang tangan Ayesha.

"Jangan dikucek, nanti perih. Mending cuci muka aja ke wc, sekalian mandi deng. Bintang mau ngajakin Sabita jalan nih." Ujar Arsyad menampilkan senyuman yang sungguh sangat Ayesha rindukan.

Tanpa banyak bicara Ayesha mengangguk serta berlalu mengambil pakaian dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Melihat itu, Arsyad bangun berjalan keluar kamar duduk disamping Remon.

"Bang, gue beneran mau ngajak Ayesha jalan." Ujar Arsyad yang dibalas dehaman saja oleh Remon. "Entar gue gofudin makanan buat lo biar kerjanya ada temen kekeke." Lanjutnya dengan kekehan menatap Remon.

"Ga liat ini apa?" Tanya Remon menunjuk tumpukkan kertas dihadapannya.

"Apaan?" Arsyad balik bertanya dengan alis terangkat satu.

"Ya kertas lah bego! Jauh-jauh dari adik abang nanti ketularan begonya kamu!" Remon kembali menatap kertas-kertas dihadapannya dengan wajah yang ditekuk kesal.

"Selow dong bang jawabnya. Kenapa emang bang itu?" Tanya Arsyad pada Remon yang dijawab dan terus berlanjut percakapan seputar pekerjaan Remon hingga mereka tak sadar Ayesha sudah berdiri didepan pintu kamar memperhatikan tingkah kedua pria berbeda usia itu. Arkan juga dekat dengan Remon, tapi rasanya berbeda saat melihat Arsyad yang dekat dengan Remon. Ah Arkan lagi , padahal siang tadi ia sudah bertemu dengan pria itu bahkan mengakhiri hubungan mereka. Lamunannya terhenti saat Arsyad menatap dirinya serta menampilkan senyum hangatnya.

"Udah beres ay?" Tanya Arsyad yang dibalas anggukan kepala. "Pamit ya bang." Arsyad menjulurkan tangannya dan salam pada Remon yang membuat kakak Ayesha itu terdiam melihat tingkah Arsyad. Ya memang baru kali ini ia berinteraksi lebih dengan Arsyad, selama ini ia hanya tau dari Ayesha tanpa kenal lebih lanjut.

Oh tidak, Remon lupa jika semalam dan tadi pagi pun mereka berinterkasi tapi tidak seperti saat ini kejadiannya jelas berbeda.

"Ekhem, jangan pulang malem besok Ayesha harus kerja." Ujar Remon mengantar mereka hingga depan pintu.

"Kalo abang ga tau besok gue juga kuliah buat masa depan gue dan Ayesha." Balas Arsyad yang mendapat tatapan jijik dari Remon namun pria itu malah terkekeh melihat ekspresi Remon.

"Abang, Ayesha pergi dulu ya. Nanti aku bawain makanan buat makan malem abang." Ujar Ayesha dan salam pada Remon mengabaikan ucapan Arsyad sebelumnya.

"Ga usah Ay, gue udah pesenin gofud buat bang Remon. Nih, drivernya udah direstoran lagi nunggu pesenannya jadi. Ga akan lama juga nyampe sini, dan udah gue bayar pake kartu debit ga usah khawatir ga usah ganti juga gue ikhlas. Yuk." Arsyad menarik tangan Ayesha menuju mobilnya.

"Arsyad!" Panggil Remon membuat dua orang yang hendak memasuki mobil berhenti dan membalik badan melihat Remon. "Makasih dan nitip adik abang." Lanjut Remon, langsung berlari masuk rumah dan menutup pintu setelah berucap seperti itu.

"Ada-ada aja abang kamu ay kekeke." Ujar Arsyad dan memasuki mobil duduk dikursi kemudi, sedangkan Ayesha duduk disampingnya dan menyumpah serapahi kakak laki-lakinya itu yang sungguh memalukan Ayesha dihadapan Arsyad.

"Kenapa?" Tanya Arsyad saat hendak menjalankan mobil melihat Ayesha yang menunjukkan raut wajah kesal.

"Ga apa-apa." Jawabnya dengan senyuman menatap Arsyad membuat pria itu mengedikkan bahunya acuh dan lanjut menjalankan mobil menjauh dari pekarangan rumah Ayesha. Sedangkan dalan hati, Ayesha masih saja mengumpati Remon hingga hpnya berdering menandakan sebuah pesan masuk membuat ia semakin kesal.

Bang Remon
Jangan ngumpat atau ngesumpah serapahin abang , durhaka loh nanti dikutuk jadi daun yang jatuh dari pohonnya gimana? Kelindes dah tuh tau rasa😊

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang