Dengan berbagai keputusan dan pemikiran akhirnya Ayesha memutuskan hal yang menurutnya benar. Masih pagi tapi Ayesha sudah berdiri didepan ruangan HRD. Mengetuknya tiga kali hingga dapat sautan dari dalam yang memintanya masuk.
Ayesha dapat melihat, seorang wanita kisaran usia 30 lebih dengan setelan yang sangat khasnya terduduk dikursi kebesaran menatap Ayesha dengan senyuman. Ayesha menghampiri dan duduk dikursi depan wanita itu.
"Ada apa Sha?" Tanya wanita itu pada Ayesha.
"Hm, ini bu." Ayesha menyodorkan sebuah amplop putih.
Wanita itu menatap Ayesha heran dengan tangan mengambil amplop yang tadi Ayesha sodorkan. Membukanya perlahan, mengeluarkan sebuah kertas yang tertera jelas nama serta jabatan Ayesha diperusahaan. Sebuah surat pengunduran diri. Wanita itu kembali menatap Ayesha tajam, sedangkan yang ditajam hanya tersenyum hangat.
"Saya harus ikut kakak saya pindah keluar pulau bu." Jelas Ayesha saat melihat raut wajah HRDnya.
"Yasudah saya acc, tapi surat ini berlaku minggu depan. Selama satu minggu ini kamu masih bekerja dan menyelesaikan semua pekerjaan ok. Saya akan mulai mencari pengganti kamu." Ujar wanita itu mulai mengetikkan sebuah surat paklaring untuk Ayesha agar saat pindah ia dengan mudah mendapat pekerjaan lagi.
"Terima kasih bu." Ayesha menerima surat paklaringnya dan menatap wanita itu hangat sebelum mereka saling berpelukan. "Oh iya bu, saya minta agar jangan sampai yang lain pada tau." Lanjutnya yang dibalas anggukan kepala.
Ayesha undur diri dan kembali berjalan memasuki ruangannya. Ia duduk dikubikel yang ternyata sudah ada Rasti dengan raut wajah kesal. Ayesha hanya terkekeh ringan dan menyodorkan kresek berisi makanan pesanan wanita itu. Yudis yang melihat Ayesha mulai fokuspun mengurungkan niatnya. Ya niat untuk mengajak Ayesha makan siang.
"Yudis." Panggil Ayesha yang kini sudah berdiri dan bertopang dagu pada kayu kubikel yudis.
"Euh? Ada apa Sha?" Tanya Yudis.
"Maaf kemarin ga jadi makan siang. Diganti sama nanti siang aja gimana? Ga enak aku." Ujar Ayesha lembut.
Yudis yang mendengar itupun menahan senyum miringnya, hanya anggukan yang ia berikan pada Ayesha membuat wanita itu tersenyum,lalu kembali duduk. Satu langkah ia maju kali ini dan Ayesha yang memulai pembicaraan. Not bad, pikir Yudis. Ia kembali fokus pada pekerjaannya yang lebih menumpuk dari hari kemarin.
*
Istirahat makan siang, sesuai yang tadi pagi Ayesha ucapkan kini mereka makan siang bersama disalah satu caffe dekat kantor. Tanggal tua sih, tapi ya kali-kali. Ayesha fokus pada katsu miliknya sedangkan Yudis fokus dengan rice bowlnya. Ayesha menyadari jika Yudis sesekali curi pandang padanya, namun tak diambil pusing. Ayesha acuh aja, malas untuk memikirkan hal-hal tak penting.
"Laki-laki yang kemarin itu kemana Sha?" Tanya Yudis yang kini sedang memainkan sedotan ice latte nya.
"Yang kemarin siang ke kantor?" Tanya Ayesha yang baru selesai menghabiskan makanannya. Yudis mengangguk kepala pertanda iya. "Kuliah." Lanjut Ayesha singkat.
Yudis hanya ber oh ria sambil menatap Ayesha penuh selidik. Ia kembali menyeruput ice latte nya saat melihat gerak-gerik Ayesha yang akan menatapnya. Bisa dilihat dari sudut pandang Ayesha menatap Yudis sekilas sebelum wanita itu mengambil hp yang berbunyi dan mengetik sesuatu seperti berbalas pesan.
"Sha, minuman kesukaan kamu apa?" Tanya Yudis.
"Jus alpukat." Jawab Ayesha langsung tanpa melihat Yudis.
"Kamu paling suka main kemana?" Tanya Yudis lagi.
"Tempat adem. Danau contohnya." Lagi, Ayesha menjawab langsung tanpa melihat Yudis, ia fokus menatap hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayesha
Teen Fiction"Kata orang kalo kita suka sama seseorang lebih dari 4 bulan itu nama nya sayang, terus kalo menyukai seseorang lebih dari 4 tahun itu apa nama nya?" - Ayesha Ayoda Sabita ------------------------------------------------------ "Gue inget gue pernah...