Arsyad keluar dari kamar sendiri, menghampiri Remon yang kini sedang fokus pada laptopnya. Ia duduk tepat disamping Remon yang kini berstatus menjadi kakak ipar. Rasanya waktu berputar cepat. Arsyad menyenderkan tubuh pada senderan sofa dan memejamkan mata sejenak.
"Ar...." Panggil Remon sambil menyentuh pundaknya.
"Apa bang?" Jawab Arsyad tanpa membuka matanya.
"Abang sama Ay---"
"Bang Arsyad pulang dulu, nanti kesini lagi. Kalo Ayesha bangun bilangin aja ga akan lama. Assalammualaikum." Arsyad bangkit dan berlalu pergi.
Remon yang melihat itupun hanya menghela nafas pelan. Padahal ia akan membicarakan perihal kepindahannya dengan Ayesha ke kalimantan satu minggu lagi. Semuanya harus dibicarakan karna status Arsyad kini sudah menjadi suami adiknya itu yang berhak tau.
Tak lama Ayesha keluar kamar dengan wajah bangun tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.08 . Ayesha berjalan menghampiri Remon dan merebahkan diri serta menjadikan paha kakaknya itu sebagai bantal.
"Abaaaaaaaaang." Panggil Ayesha pelan. "Aku beneran udah nikah bang? Aku udah jadi istri? Ini ga mimpi kan bang? Ar-arsyad jadi suami aku? Baaaangg." Ayesha memejamkan matanya.
"Iya dek, semuanya ga mimpi. Kamu istrinya Arsyad. Bintang Arsyadan sekarang suami kamu, kamu seneng?" Tanya Remon dengan tangan mengelus lembut surai adiknya itu.
"Bang, kita jadi pindah ke kalimantan? Arsyad udah tau?" Tanya Ayesha yang kini sudah duduk menatap Remon sendu.
"Abang belum bilang ke Arsyad, tadi dia keburu pergi katanya mau pulang dulu. Kamu disini aja sama Arsyad ya, biar abang pindah kesana sendiri aja." Jawab Remon lembut.
"Engga bang, aku bakalan tetep ikut abang. Aku sama Arsyad cuma baru nikah sirih kan? Aku...... Aku ga masalah ga diakui negara bang. Aku ikut abang aja ya, aku beneran ga apa-apa bang." Ujar Ayesha sendu namun dengan senyuman diwajahnya yang ia paksakan.
"Terus Arsyad?" Tanya Remon dengan nada kaget.
"Masa depan Arsyad masih panjang bang, aku tau dia punya cita-cita pingin punya caffe sendiri serta buat bangga orang tuanya. Ayesha ikhlas bang, aku ga apa-apa." Ayesha memeluk Remon erat.
"Dek..... Tapi ini berat buat kamu."
"Aku masih punya abang, aku pasti bisa." Ayesha mendongkakkan kepalanya tersenyum pada Remon yang hanya dibalas helaan nafas dan anggukkan setuju. "Jangan bilang Arsyad ya bang, selama seminggu ini aku bakalan jadi istri yang baik buat dia." Lanjutnya.
Beberapa menit kemudian terdengar suara motor yang Ayesha kenali membuatnya melepas pelukan Remon dan berjalan menghampiri pintu. Arsyad datang dengan tas serta sekeresek makanan yang langsung diangkat ditunjukkan pada Ayesha.
"Makan siang. Ramen katsu untuk Ayesha, ramen sausage untuk Arsyad dan ramen camarry untuk abang Remon." Ujar Arsyad dengan ceria membuat Ayesha terkekeh, mengambil keresek itu dan berjalan menuju dapur.
"Ga usah buang-buang duit. Jajan aja masih minta sama ortu." Sepet Remon namun tak urung menerima ramennya dari Ayesha yang sudah kembali dengan tiga mangkuk ramen.
"Biarin. Suka sirik aja abang mah, liat aja bentar lagi gue bakal tunjukkin kalo gue bisa sukses punya caffe sendiri dengan berbagai cabang dikota-kota besar dengan nama BiSabita." Ujar Arsyad dengan senyum lebar tak sadar membuat Ayesha maupun Remon terdiam.
Ayesha menyiapkan ramen milik Arsyad dan menyodorkannya pada sang empu sebelum menyiapkan miliknya sendiri. Remon? Dia menyiapkan miliknya sendiri dalam diam. Diam memikirkan ucapan Ayesha yang benar cita-cita Arsyad mendirikan caffe sendiri serta menjadi orang sukses dengan tangannya sendiri.
Mungkin untuk kali ini ia mengikuti keingin Ayesha untuk tidak membicarakan semuanya dulu pada Arsyad. Entah apa yang akan terjadi nanti, yang pasti cobaan serta masalah akan mereka hadapi nanti.
*
Sesuai dengan ucapannya pada Remon, Ayesha benar-benar menjadi istri berbakti pada Arsyad. Menuruti semua keinginan serta perintah Arsyad tanpa menolak. Termasuk untuk mengurus surat-surat untuk meresmikan, Ayesha mengikuti meski ia selalu mencoba untuk ngundur waktu.
"Ay, besok aku ada acara dikampus dari subuh sampe sore entah malem. Ga apa apa?" Ujar Arsyad yang kini sedang duduk dipinggiran kasur menatap Ayesha.
"Ga apa apa Ar, terus aku harus gimana? Harus ngelarang gitu?" Balas Ayesha dengan kekehan kecil.
"Ya engga gitu juga sih hehe, baru seminggu nikah nih udah ditinggal ga apa apa?" Tanya Arsyad yang sedikit menyadarkan Ayesha.
Ayesha hanya menggeleng kepala kecil. Benar, mereka sudah seminggu menikah dan ia ingat jika besok bertepatan dengan jadwal perginya ia dengan Remon ke kalimantan. Ah, mungkin Ayesha harus membahagiakan Arsyad malam ini.
Didekatkannya tubuh ia dengan Arsyad. Dikecup lama pipi Arsyad membuat sang empu kaget. Arsyad menatap Ayesha tak percaya sedangkan Ayesha mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Arsyad. Diraupnya bibir lelaki yang menjadi cinta pertama serta cinta terkahirnya, mungkin.
"Ay....." Panggil Arsyad dengan nada serak saat melepaskan ciuman Ayesha.
"Aku punya kamu. Punya Bintang Arsyadan Malik." Jawab Ayesha dengan nada sensual membuat Asyad yang kini mulai mencium dirinya.
Mungkin kini dirinya akan membuat dosa besar karna meninggalkan suami sendirian. Tapi apalah daya, Arsyad masih muda dan memiliki cita-cita yang harus digapai. Mungkin malam ini menjadi malam terakhir, Ayesha tak boleh mengecewakan suaminya ini.
"Maafin aku Ar, mungkin mulai besok kita ga akan bisa kaya gini lagi. Kini aku bener-bener pergi dari kamu. Maafin aku." Ujar Ayesha dalam hati sambil membalas pelukan Arsyad dengan tubuh hanya ditutupi oleh selimut habis kegiatan olahraga malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayesha
Teen Fiction"Kata orang kalo kita suka sama seseorang lebih dari 4 bulan itu nama nya sayang, terus kalo menyukai seseorang lebih dari 4 tahun itu apa nama nya?" - Ayesha Ayoda Sabita ------------------------------------------------------ "Gue inget gue pernah...