Hening. Yang terjadi didalam mobil yang dihuni oleh dua manusia beda kelamin itu sangat hening, tak ada yang berniat untuk mengeluarkan suaranya barang satu kata pun. Ayesha yang masih kesal pada Arsyad, sedangkan Arsyad hanya menuruti keinginan Ayesha untuk tetap diam walau dalam diam nya ia sekuat tenaga menahan tawa melihat sifat merajuk Ayesha.
Menjalankan mobil dengan kecepatan pelan membuat Arsyad maupun Ayesha dapat melihat-lihat dengan jelas pemandangan diluar. Suasana kota dimalam hari, yang ramai tapi senggang. Tanpa bertanya terlebih dahulu, ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan dan keluar tanpa mengajak Ayesha, membuat wanita itu semakin dongkol.
1 menit
2 menit
3 menit
Hingga menit ke 7 Arsyad tak kunjung kembali membuat Ayesha mau tak mau akhirnya keluar dari mobil dan mencari keberadaan pria itu. Berjalan dengan sedikit kesal ia melirik sekitar mencari Arsyad yang brengseknya pria itu sedang duduk manis dengan semangkuk makanan entah mie ayam entah bakso yang masih hangat disalah satu pedagang Mie Ayam Bakso dekat mobilnya tadi berhenti. Ia berjalan menghampiri Arsyad, duduk dikursi depan nya menatap tajam bak elang.
"Enak?" Tanya Ayesha dengan nada menyindir.
"Lo nanya gue?" Bukan menjawab Arsyad malih balik bertanya.
"Ck!" Ayesha berdecak menatap kesal Arsyad. "Pak Mie bakso urat nya 1 campur." Ujar Ayesha pada tukang bakso yang kebetulan sedang diam.
"Mie ayam nya 1mangkuk lagi pak kaya tadi." Ujar Arsyad membuat Ayesha sedikit melongo.
"Lapar atau doyan?" Tanya Ayesha.
"Udah ga ngambek lagi lo?"
"Jawab aja kenapa sih malah balik nanya!" Ujar Ayesha ketus, mengambil hp nya dari dalam tas dan memainkannya menghiraukan Arsyad yang membeo tak penting.
4 menit, pesanan mereka datang tapi lagi lagi Arsyad membuat ulah. Ia mengambil mie bakso dan menyodorkan mangkuk berisi mie ayam pada Ayesha.
"Aku pesennya mie bakso bukan mie ayam!" Ujar Ayesha hendak merebut mangkuk berisi mie bakso itu.
"Gue pingin ini." Jawab Arsyad mulai memasuki sambal kedalam mangkuk.
"Tapi tadi kamu pesennya mie ayam!" Ayesha sedikit menaikan nada bicaranya.
"Tapi gue pingin ini sekarang." Balas Arsyad menatap Ayesha datar.
"Ya udah pesen lagi aja kalo kamu mau mie bakso, itu punya aku." Balas Ayesha tak kalah datar menatap Arsyad.
"Lo aja yang pesen, ini buat gue." Arsyad mengaduk mie bakso itu dan mulai memotong bakso, namun dengan cepat Ayesha mengambil mangkuk itu.
"Kamu aja yang pesen , ini kan punya aku." Ayesha mengambil sendok dari tangan Arsyad dan mulai memasukan bakso kedalam mulutnya.
"Kenapa sih lo ga mau kalah sama gue?" Tanya Arsyad dengan tangan mulai mengambil alih mangkuk bakso itu lagi.
"Kamu yang kenapa harusnya ngalah dong sama perempuan!" Oke Ayesha berbicara dengan sedikit teriak membuat mereka sukses menjadi pusat perhatian sekitar namun ajaibnya mereka berdua tak tau malu hingga terus melanjutkan perdebatan mereka.
Hingga kedua manusia yang baru saja datang pun ikut memperhatikan perdebatan antara Arsyad dan Ayesha. Karna penasaran, si pria bertanya pada pedagang bakso yang terdiam tak jauh dari nya tentang awal perdebatan itu. Mengangguk kepala mengerti, ia berjalan menghampiri mereka.
"Ck! Bocah!" Ujar Rinata, tapi tak urung mengikuti langkah Arkan.
Yups, mereka Arkandra dan Rinata. Setelah perbincangan perihal pernikahan, mereka berdua kabur dari rumah dan menghiraukan pembahasan tentang pernikahan. Mereka berkeliling kota menghampiri satu tempat ke tempat lainnya untuk menghilangkan mumet, dan beberapa menit yang lalu Rinata meminta untuk berhenti jika ada pedagang bakso kata nya sih perutnya lapar dan enak jika makan bakso dimalam hari yang lumayan dingin itu.
"Mending buat gue aja." Ujar Arkan mengambil mangkuk bakso dari tangan Ayesha membuat mereka yang berdebat menjadi diam.
"Pak mie bakso nya ya. Lo mau yang itu aja Ar ga akan pesen lagi?" Tanya Rinata setelah duduk disamping Arsyad dan bertanya pada Arkan yang sudah duduk disamping Ayesah. Sedangkan keduanya - Ayesha dan Arsyad? Mereka masih berdiri menatap sepasang kekasih yang kini menyandang status tunangan itu.
"Mau lo abisin atau gue yang ngabisin?" Tanya Arkan lembut pada Ayesha.
"Kita balik Ay." Ajak Arsyad hendak melangkah namun tangan nya ditarik duduk oleh Rinata dan Ayesha pun begitu oleh Arkan.
"Mau pesen lagi atau ngabisin yang ini?" Tanya Arkan lagi, namun diabaikan Ayesha yang sudah mengambil mie ayam yang dipesan oleh Arsyad tadi, mengaduknya pelan dalam diam.
"Gue yang ngabisin. Lo pada pesen lagi aja sana, ganggu yang lagi kencan aja ck!" Arsyad mengambil mangkuk bakso didepan Arkan dan mulai menyantapnya.
"Pak mie bakso nya 2 ya." Ujar Rinata pada pedagang bakso.
"Maaf ay." Bisik Arkan lirih tepat ditelinga Ayesha membuatnya terdiam dengan tangan kiri mengepal.
Arsyad yang menyadari gelagat Ayesha, menyentuh tangan kiri Ayesha yang sedang mengepal dan mengelusnya pelan membuat sang empu menatap Arsyad datar. Sedangkan Arsyad yang ditatap begitu hanya tersenyum hangat membuat Ayesha sedikit tersenyum dan mulai menyantap lagi mie ayam itu menggunakan tangan kanannya. Arkan dan Rinata? Terdiam melihat interaksi mereka dengan menahan sedikit sesak di dada.
Bintang Arsyadan Malik. Apa gue udah salah minta lo buat ada disamping Ayesha kalo terjadi sesuatu dihubungan gue? Gue lupa akan satu hal. Seberapa buruk cinta pertama, tetap lah cinta pertama yang akan selalu diterima meski pernah dibuat kecewa. Ujar Arkan dalam hati sambil menatap Arsyad lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayesha
Teen Fiction"Kata orang kalo kita suka sama seseorang lebih dari 4 bulan itu nama nya sayang, terus kalo menyukai seseorang lebih dari 4 tahun itu apa nama nya?" - Ayesha Ayoda Sabita ------------------------------------------------------ "Gue inget gue pernah...