16.35
.
.
.
Gadis itu membaca kertas pesanan yang ia pegang. Tangan satunya lagi membawa nampan yang berisi satu frappucino, rainbow cake, serta satu americano. Kertas pesanan itu menunjukkan angka 4, meja yang harus ia tuju untuk mengantar makanan yang ia bawa."Satu frappucino, satu americano dan rainbow cake dengan extra krim, datang!" ucapnya ceria sambil meletakkan masing-masing pesanan ke meja bernomor 4.
"Terima kasih," kata salah satu perempuan yang duduk di meja itu. Wajahnya bulat oriental, matanya besar, dan rambut coklatnya membingkai wajahnya dengan indah. Dia imut, dan seingat (Name) ia pernah melihat wajah gadis ini di televisi saat ada event besar olahraga di U.A.
Semua pelanggan dan pelayan di cafe sangat antusias dengan siaran langsung event olahraga saat itu. Mereka bertumpuk untuk menonton televisi yang menggantung di sudut cafe. (Name) sampai muak mendengarkan teriakan mereka yang mendukung salah seorang murid--yang mereka tidak tahu namanya--dengan cara menyebut ciri khas aneh murid tersebut. Dan kesannya malah seperti menghina.
Seperti...
"Si Rambut Merah Aneh itu benar-benar kuat!!!"
"Anak dengan ledakan di tangannya itu mirip seperti berandalan yang sering berkeliaran di sekitar sini loh."
"Si Kepala Hijau itu memiliki quirk apa sih?"
Ya ampun, kenapa ia perlu repot-repot mengingat hal tidak penting itu coba?
Ia kembalikan fokusnya pada dua pengunjung di hadapannya. Meja itu diisi oleh dua orang yang kelihatannya pelajar. Walau mereka tidak memakai seragam (Name) bisa tahu lewat wajah mereka. Terutama wajah mereka berdua ga asing sama sekali.
(Name) ingat dua orang ini sering datang ke cafe dan pesanan mereka hampir-hampir sama. Kadang mereka ke sini bersama teman mereka yang berwarna merah muda dan dengan seseorang yang tidak memiliki wujud. Awalnya (Name) kira baju melayang itu adalah hantu. Ia ingat pernah hampir melemparkan sesendok garam ke anak itu karena takut, sebelum kepalanya dijitak oleh pelayan senior dan diteriaki, "(name) itu quirk jenis mutan bodoh!"
Berhenti ingat-ingat kejadian itu. (Name) harus segera kembali ke dapur. Gadis itu membungkuk pada mereka dan memberi hormat dengan sopan, "Kalian dapat memanggil kami bila ada yang diperlukan, selamat menikmati." Setelahnya (name) beranjak dari sana.
(Name) pergi ke meja lain yang baru saja memanggilnya. Mencatat pesanan dan memberikannya ke dapur.
"Satu tiramisu, dan dua coffee latte, untuk meja 13. Meja 6, tiga kentang goreng ukuran jumbo, dan sunny smile special ice cream dua porsi, sirup untuk ice cream dipisah," baca (name) dengan telaten dan nada yang cepat tanpa ada satu artikulasipun yang terpeleset. Ini jadi bukti bahwa skill pembacotan (name) berbahaya.
Sifat (name) saat bekerja dan bergaul itu persis kayak uang. Saat istirahat ia rajin banget menjahili seniornya. Ia suka mengerjai staff yang lain, seperti mencoba menutup empat mata milik penjaga kasir, menambahkan garam ke bento kepala koki yang berhasil membuat nafsu makan Sang Kepala Koki hilang. Dan meminta pelayan lain untuk membuatkannya makanan, padahal ia memiliki skill memasak yang bagus.
Ia bahkan pernah mengunci salah seorang seniornya di kamar mandi cafe kemudian mematikan lampunya. Karena kasus itu gaji (name) dipotong 5%. Semenjak insiden itu dia jadi agak tobat urusan jahil-jahilan. Walau tangannya gatel banget walau hanya sekedar untuk gelitikin kepala koki pas lagi masak.
Meskipun ia blangsak dan bar-bar (name) sangat dibutuhkan dan disayangi di cafe ini. Belum lagi dia adalah bunganya Verdent Cafe. Tanpa dia Verdent Cafe seakan kehilangan jin pesugihannya. Bisa sepi itu cafe kalau ga ada (name) sebagai primadona di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)
Fanfiction"Tunggu, kenapa aku harus repot-repot sekolah di U.A? Kelas hero pula!!!" -(Surname)(Name) . "TIDAK BISAKAH KAU TENANG HUH?!!!" -Bakugou . "(Surname) kau tidak boleh membawa makanan ke dalam kelas!" -Iida . "(Name) lepaskan aku!!!" -Izuku . "Bisakah...