[15] Poin Dosa

5.9K 1K 298
                                    

11:41
.
.
Yuga menyalakan laser di perutnya. Cahaya itu berhasil menembus jangkauan yang cukup panjang dan solid. Tetapi serangan seperti itu terlalu mudah untuk dihindari bagi pahlawan sekelas Endeavor. Bahkan mungkin jika Endeavor hanya berdiri, bisa jadi serangan itu tidak akan mengenainya.

Endeavor menghindar ke kiri kemudian melesat cepat ke arah Yuga dan memukul perut anak itu. Walau kekuatan pukulannya ia tahan tetap saja terasa menyakitkan bagi Yuga.

"AKHH KOSTUM PAHLAWANKU!" pekik Yuga histeris. Anak itu sama sekali tidak mengkhawatirkan keadaan perutnya. Ia lebih panik jika seragam super berkilaunya itu lecet karena pukulan murah Endeavor.

Aoyama Yuga tersungkur di pasir. Pukulan itu berhasil menumbangkannya. Kini perutnya terasa sangat nyeri, efek samping quirknya bercampur dengan rasa diremas-remas bekas pukulan pemberian ayah Todoroki, membuatnya meringis kecil menahan sakit.

"Kau harus lebih meningkatkan akurasi dan timing tembakanmu, nak. Quirk dengan pemakaian solid seperti milikmu justru adalah yang paling sulit dikendalikan." Endeavor mengoreksi kekurangan Yuga sambil mengulurkan tangannya meminta anak itu untuk bangkit. Pahlawan tidak seharusnya terlihat lemah.

Di sisi lain Todoroki mengamati pertarungan itu sambil menghangatkan dirinya dengan sisi 'api'-nya.

Pemandangan pertarungan antara Yuga dan Endeavor membuatnya benar-benar sakit kepala. Belum lagi perkataan ayahnya--yang brengsek itu--pada Yuga terdengar sangat bijak seperti guru yang baik. Bertolak belakang seperti saat ia masih kecil. Tidak ada perkataan bijak dan nasehat. Hanya ada bau busuk ambisi untuk mengalahkan All Might. Ambisi yang melukai Todoroki Shoto, juga ibunya.

Todoroki menghela napas. Ia lelah, ia benar-benar tidak ingin berada di sini.

.

Melihat Aoyama terkapar, Hagakure ganti melancarkan serangan. Endeavor merasakan sebuah pukulan yang menggigit di bagian bawah perutnya. Selanjutnya ia merasa sakit dibagian tengkuk, sepertinya ditendang oleh si gadis tak terlihat.

Endeavor membiarkan Hagakure menyerang bertubi-tubi sambil merasakan keberadaan wanita tersebut. Ia mendapati pakaian anak itu ada di sebelah Todoroki. Sebenarnya Endeavor lumayan kebingungan, sejak kapan anak itu melepas bajunya? Tunggu...bukankah itu artinya Hagakure sedang...

"Kau benar-benar perempuan yang berani ya, nak!" tukas Endeavor sambil terkekeh kecil. Sebuah tamparan di pipi langsung menyambutnya sepersekian detik setelah ia mengatakan hal itu. Apa yang baru saja Endeavor pikirkan?

Endeavor mulai memanaskan tangannya, membuat api. Si gadis bening menghindari menyerang tangan Endeavor karena di sanalah sumber rasa panasnya. Hagakure mulai kelelahan dalam penyerangan karena sebanyak apapun pukulan ia kerahkan pada Endeavor, pahlawan pro itu sama sekali tak bergeming. Bisa saja sih Hagakure tendang 'itu'-nya supaya cepat tumbang sekaligus sebagai pembalasan karena perkataan tidak senonoh dari Endeavor. Tapi...em...kayaknya enggak, deh. Tidak elit!

Endeavor ganti menyerang. Ia menyalakan api di sekujur tubuhnya sekaligus meningkatkan suhunya. Membuat Hagakure mau tidak mau mundur dari pertarungan bahkan sebelum Endeavor sempat melayangkan pukulan ke pasir untuk membuat pasirnya berhamburan dan menandai Hagakure.

"Panas! Panas!" lirih Hagakure sambil melompat-lompat kecil. Kalau saja kelihatan, yang sedang ia lakukan adalah mengibas-ngibaskan tangannya yang tak sengaja terjilat oleh api Endeavor saat ia melompat menjauh.

Endeavor memadamkan apinya. Dan menatap sebuah jejak kaki di pasir.

"Kau sangat cocok untuk pertarungan diam-diam dan menjalankan misimu dalam bayang-bayang. Tapi ruangan terbuka seperti ini kurang cocok untukmu sekalipun kau tidak terlihat, kau harus lebih bisa transparan lagi, kalau musuhmu memiliki quirk deteksi tingkat tinggi kau bisa kewalahan," nasehat sang pahlawan api. Hagakure mengangguk mengerti.

SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang