[36] Chef Eri!

2.5K 562 180
                                    

Yaoyorozu membukakan pintu utama asrama saat suara langkah kaki cepat-cepat seperti berlari terdengar dan teriakan (Name) memecah langit nila sore itu.

"TEMAN-TEMAN AKU DAN MIZUKU SUDAH PULANG!!! "

Gak cuma Yaoyorozu yang menyambut mereka dengan tanda tanya besar saat melihat kantung belanjaan yang dibawa Midoriya, Todoroki juga muncul dari dalam ruangan. Dari semua hal yang dia bisa tanyakan kepada dua orang yang pulang telat itu, yang keluar dari mulut Todoroki malah....

"Mizuku itu siapa?" tanyanya.

"Panggilan sayang buat Izuku dari aku!" balas (Name) enteng sambil mendorong punggung Midoriya untuk berjalan masuk. Dia tahu Yaomomo dan Todoroki masih ternganga heran. Dia juga tahu bahwa wajah Midoriya memerah, tetapi memangnya (Name) peduli?

Tentu saja tidak! Mana peduli dia soal gempa di istana hati Midoriya atau tsunami yang baru saja menghantam kastil harapan di hati Todoroki.

"Dapur kosong gak?" tanya (Name) acuh.

"Kosong," jawab Yaomomo singkat. Gadis itu pun mengamati Todoroki yang masih mematung dan berkata, "Todoroki maaf, tapi aku pikir mungkin kau bisa bergeser sedikit? Mereka ingin masuk."

Todoroki pun menyingkir mengikuti saran Momo. Namun, dia menyingkir sedikit terlalu jauh. Dia berjalan mundur beberapa langkah hingga kemudian salah satu anak tertampan di U.A itu menabrak sesuatu yang keras.

Todoroki ingat dia tidak berjalan ke arah dinding, di sekitar sana juga tidak ada perabotan yang bisa ditabrak. Belum sempat dia menebak dan menoleh, suara layaknya gonggongan anjing langsung terdengar.

"Oi Setengah-Setengah Bangsat! Minggir!" Bakugou menyalak sambil memutar badannya sedikit. Terlihat dirinya dan Kirishima tengah menggotong sebuah ember besar yang berisi banyak pakaian basah.

Todoroki tidak mau membalas tatapan garang Bakugou. Ia langsung berbalik dan berjalan ke arah tangga. Udah pasti reaksinya yang kalem itu membuat Bakugou semakin geram.

"Bisa-bisanya kau mengabaikanku? Setengah-setengah sialan!" pekiknya.

"Ayo Bakugou gerak lagi!" saran Kirishima. Dia gak mau ngeliat anak itu marah-marah dan agenda jemur baju mereka jadi telat. Dua orang yang sibuk menggotong ember itu pun kembali berlalu, tentu saja dengan Bakugou yang terus mengomel.

"Kenapa kita jemur bajunya jauh banget? Kan udah disedain lapangan juga?" tanya Kirishima. Suaranya terdengar lelah.

Gitu-gitu capek juga menggotong ember yang diisi baju seragam mereka berdua dan pakaian lainnya ke halaman depan. Lagian kan lapak tempat jemuran diletak pas di dekat tempat laundry. Cuma dibatesin aja yang cewek sama cowok supaya gak kelihatan. Namun, anak cewek lebih milih jemur bajunya di balkon. Alhasil, semua tempat dikuasai para lelaki. Tetapi Kirishima masih gak ngerti kenapa landak satu ini rela banget jalan ke halaman depan yang banyak pohon buat jemur baju. Bukannya malah lama keringnya?

Udah gitu Kirishima diajak dalam kerepotan itu pula dan anehnya dia malah nurut.

"Aku gak bakal pernah jemur baju di tempat busuk itu! Kau tahu! Celana dalam desain ekslusif yang dibuat oleh orang tuaku di perusahaan tempat mereka bekerja hilang! Kau pikir apa yang akan dilakukan nenek tua itu jika dia tahu?!" balas Bakugou setengah berteriak yang malah membuat (Name), Midoriya, dan Yaomomo kesusahan menahan tawa.

Gila! Ada insiden kehilangan harta karun rupanya! batin (Name) yang sudah tertawa ria.

"Kau takut dengan ibumu?"

"Mana mungkin, Sialan!"

"Jadi kau ini anak durhaka? Bertobatlah Bakugou!" Kirishima mengatakan hal tersebut sambil geleng-geleng kepala. "Memang kapan hilangnya? Udah dicoba cari? Siapa tahu keselip?"

SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang