Jauh di bawah bayang-bayang gemerlap kota di malam hari, All for One beserta salah satu asisten kepercayaannya sedang menyiapkan rencana. Di dalam ruangan yang didominasi dengan warna gelap itu banyak monitor berukuran besar menyala. Data-data terus ditampilkan dan diagram-diagram bergerak naik turun. Foto wajah (Surename)(Name) terpampang di sana. Mulai dari fotonya ketika masih kecil sampai saat ini.
"(Surename)(Name) gadis yang ada bersamamu saat pelelangan anak manusia oleh Keluarga Ukanami. Dia juga adalah kepala keluarga sah keluarga (Surename)," kata All for One kepada asistennya itu. "Kau masih ingat 'kan Kazuo?"
Kazuo tersenyum tipis. "Tentu saja aku tidak akan lupa. Sayang sekali dia kabur waktu itu. Padahal Kak (Surename) memiliki harga termahal di pelelangan." Kazuo masih ingat betul hari di mana seseorang yang dia anggap sebagai kakaknya sendiri itu hilang di suatu malam.
Seharusnya malam itu mereka pergi bersama sehingga Kazuo tidak akan pernah terjebak di sini. Tetapi dia pun tak pernah menyesali perjanjiannya dengan All for One. Hanya saja, seiring waktu dia tumbuh tanpa kakaknya, selain dirinya yang berkembang, dendamnya terhadap (Surename)(Name) pun ikut membesar.
"Kau tidak ingin balas dendam dengannya?" tanya All for One sambil memperbesar sebuah diagram yang ada di monitor.
"Ah, aku tidak pernah berpikiran untuk balas dendam dengannya. Aku hanya mengikuti perintahmu saja, Tuan," balas Kazuo masih dengan senyumannya yang tidak pernah pudar.
"Ngomong-ngomong, Tuan, apa yang akan kau lakukan dengannya setelah mendapatkan Kak (Surename)?" Kazuo balik bertanya. Dia membantu All for One menyusun data untuk menjalankan rencana mereka yang telah disusun bertahun-tahun begitu lamanya. Untuk melancarkannya kembali, segalanya harus dieksekusi dengan benar.
"Sesuai rencana tentu saja aku akan mengambil kekuatannya. Dengan begitu aku bisa menjadi sempurna dan seluruh rencana besar untuk menggenggam dunia jadi lebih mudah untuk dilaksanakan. Bagaimana Kazuo?"
"Ah ... aku tidak pernah mempermasalahkan apa yang Tuan lakukan."
All for One menatap Kazuo. Seperti mendapatkan sesuatu yang langsung masuk ke kepalanya, penjahat nomor satu itu tersenyum. "Aku punya cara untuk memancing kembali (Name). Tidak perlu ditangkap, aku hanya butuh datanya. Kau mau ikut rencana tersebut?"
Kazuo mengangguk singkat. "Aku akan setia mematuhi perintahmu."
"Bagus, Kazuo Kenshin."
°•°•°•°
(Name) rasanya mau nangis. Ketika Midnight masuk tiba-tiba dikasih ulangan dadakan. Ujian hidup macam apa lagi ini?
Pahlawan super bohai itu mengajar materi tentang kepahlawanan. Katanya sih ujiannya buat mengetes kemampuan murid-muridnya, makanya dibuat dadakan.
Soalnya kalau kaget gitu kan greget.
(Name) masih mending deh kalau ujiannya pelajaran umum. Masih kebantu. Ini ujian tentang kepahlawanan. Tahu apa dia?
Soal nomor tiga misalnya. Ditanya siapa penjahat kelima yang dikalahkan Midnight secara resmi? Ya mana (Name) tahu.
"Sensei soalnya gak bisa lebih waras?" tanya Kaminari sambil mengangkat tangan.
"Benar sensei, soalnya sulit sekali," tambah Mina sambil garuk-garuk kepalanya.
"Ah itu cuma pertanyaan umum soal kepahlawanan 'kan? Kalian pasti bisa," balas Midnight dengan tertawaan kecil dari meja guru.
Ya iya sih memang cuma pertanyaan umum kepahlawanan. Tapi kenapa isi pertanyaannya semuanya tentang Midnight?
Kening Uraraka mengerut. Dia sampai bingung terhadap 10 soal di papan tulis yang Midnight berikan. Pertanyaan nomor 1 disuruh menuliskan sekolah apa saja yang menjadi tempat Midnight menimba ilmu. Soal nomor dua makanan kesukaan Midnight. Soal nomor tiga penjahat yang Midnight kalahkan. Dan nomor empat mantan kekasih Midnight. Intinya semuanya tentang Midnight. Gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)
Fanfiction"Tunggu, kenapa aku harus repot-repot sekolah di U.A? Kelas hero pula!!!" -(Surname)(Name) . "TIDAK BISAKAH KAU TENANG HUH?!!!" -Bakugou . "(Surname) kau tidak boleh membawa makanan ke dalam kelas!" -Iida . "(Name) lepaskan aku!!!" -Izuku . "Bisakah...