Hari ini (Name) tidak bisa keluar sekolah dengan santai. Pasalnya sebisa mungkin dia harus menghindari untuk berpapasan dengan Aizawa-sensei, atau seluruh kehidupan remajanya akan terancam.
(Name) memilih tidak turun gedung dengan lift. Dia memakai tangga darurat dan turun dengan hati-hati. (Name) harap dia punya cara lain untuk kembali ke asrama sebelum pukul lima sore. Masalahnya, dia cuma tahu satu gerbang keluar masuk U.A dan dia tidak membawa denah super besar yang diberikan Ojiro tempo hari.
Kenapa semakin hari hidupnya semakin sulit. Kemana semua keberuntungannya coba? Apakah gedung sekolah U.A mempunyai bakat untuk menyedot keberuntungannya? Atau (Name) saja yang terlalu ceroboh?
Di tangga darurat terdapat jendela yang menampilkan sebuah lapangan kosong di depan gedung tunggal yang kelihatannya sangat sepi. (Name) pun merapat ke jendela dan melihat sesuatu yang membuatnya tersenyum sumringah.
Di ujung lapangan tersebut ada gerbang kecil. Sepertinya gerbang itu menuju hutan atau sisi lain U.A. Kalaupun dia tidak sampai ke asrama setidaknya (Name) bisa bersembunyi di sana untuk beberapa waktu.
Yang terpenting, identitas (Name) tidak sampai berubah menjadi dokumen negara. Gadis itu pun dengan cepat menuruni tangga. Seingatnya belum sepuluh menit bel tanda jam sekolah berakhir berbunyi, namun gedung ini seketika kosong. (Name) sih tidak masalah. Hal ini akan membuat pekerjaannya lebih mudah.
Gadis itu pun berlari ke arah gerbang sekunder sekolah itu. Sebelum dia mencapai lapangan kosong tersebut, lebih dulu (Name) harus menyapa gedung tunggal. Gedung itu tidak lebih tinggi dari gedung utama. Desainnya kurang lebih sama, namun gedung ini sedikit mencekam. Apalagi terdapat beberapa rongsokan di sudut bangunannya. Gedung ini sama sekali tidak mencerminkan kemewahan U.A.
Karena lelah berlari (Name) pun berjalan santai namun tetap was-was. Kemerdekaannya terasa semakin dekat saat dia menapak di lapangan kosong tersebut. Energinya terasa seperti kembali terisi. Dia pun berlari menuju gerbang kecil tersebut sampai sesuatu terasa seperti memecut betisnya, membuat gadis bar-bar itu tersungkur.
"Sialan!"
"Objek (Surename)(Name) telah memasuki arena tes." Suara robotik terdengar nyaring, tetapi (Name) tidak bisa menemukan sumbernya. Dia juga berdiri dan mengecek keadaan sekeliling, namun tidak menemukan apa pun. Jadi barusan, apa yang membuatnya terjatuh?
Tak beberapa lama tanah pijakannya seperti bergetar, kemudian berangsur-angsur muncul banyak pilar tinggi dari bawah tanah sedang di keempat sisi lapangan dinding yang cukup tebal tumbuh kokoh.
(Name) yang panik segera berlari menjauhi lapangan, namun sepertinya tanah ini sedang dikendalikan. Kaki (Name) pun tertahan oleh sebuah rantai batu yang secara tiba-tiba muncul dari bawah.
(Name) segera menunduk dan melepaskan sepatu beserta kaos kakinya. Hatinya bergumam, "naikkan kadar air pada tanah, 50 persen." Setelahnya tanah lapang berubah lembek dan becek. Rantai itu pun ikut melembek. (Name) dengan cekatan mengeluarkan kakinya dan kembali berlari.
Dia tidak bisa ke mana-mana karena telah terkurung. Akan tetapi dia harus menghindari banyak sekali rintangan yang tiba-tiba datang dari arah mana saja. (Name) melakukan banyak manuver untuk selamat dari bongkahan batu yang akan menghantam kepalanya.
"Siapa sih yang menantangku begini? Keluar! Jangan seperti pengecut!" geram (Name). Gadis itu segera melepas sepatunya yang lain dan mengambil posisi kuda-kuda.
Pasti ada seseorang dengan quirk yang cukup hebat sampai bisa mengendalikan tanah lapang yang cukup luas ini. Namun, sejak (Name) terkurung pandangannya terbatas dan seperti seseorang yang sedang mengendalikan permainan menjijikkan ini ada di sisi lain dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)
Fanfiction"Tunggu, kenapa aku harus repot-repot sekolah di U.A? Kelas hero pula!!!" -(Surname)(Name) . "TIDAK BISAKAH KAU TENANG HUH?!!!" -Bakugou . "(Surname) kau tidak boleh membawa makanan ke dalam kelas!" -Iida . "(Name) lepaskan aku!!!" -Izuku . "Bisakah...