[25] Teror Malam Hari

4.5K 890 267
                                    

Girls Squad terkejut berjamaah ketika pintu utama kamar asrama mereka dibanting. Jelas banget, ulah (Name), soalnya cuma dia satu-satunya yang belum ada di kamar.

Yaoyorozu yang lagi duduk santai nan cantik di sofa langsung bangkit. Badannya reflek mutar, demi melihat perempuan dengan rambut acak-acakan berdiri di ambang pintu. Jiro langsung melepas earphone jack-nya dari ponsel. Aksi Mina dalam mengunyah cemilan buatan Uraraka harus ke-pause karena aura mengerikan (Name).

Mereka semua kebingungan dan terkejut. (Name) datang sambil membanting pintu dengan tidak elit. Gak tahu aja dia dia harga pintu itu lebih mahal daripada gajinya di Verdent Cafe selama tiga bulan.

Rambut (Name) kelihatan berantakan dan mencuat-cuat seperti baru tersetrum. Asui pikir mungkin pas ke asrama anak itu nyangkut di tiang listrik terdekat, atau ga sengaja palasan sama Kaminari. Wajah (Name) tampak kusut, dan pakaiannya sangat kotor. Sungguh memprihatinkan.

"(Name), kalau penampilanmu begitu kau cocok jadi gembel-gembel di drama loh," kata Mina Ashido, santai tiada tanding.

"Udah gembel," sahut (Name) ketus.

(Name) berjalan dengan kasar ke arah ruang utama asrama. Dilemparnya tasnya ke sembarang arah, gadis itu langsung menjatuhkan tubuhnya ke boneka beruang yang amat besar di ruangan itu, jelas milik Yaoyorozu.

"Tega sekali kalian semua membohongiku!" rengeknya dalam posisi masih memeluk boneka empuk di bawahnya. Suaranya agak teredam, tapi nada kesalnya kentara banget.

"Membohongimu? Memangnya tesnya bagaimana?" tanya Hagakure sambil menurunkan volume televisi. Kalau sudah begini pasti fokus ghibah, bukan nonton lagi.

(Name) mendongak dan menatap teman-temannya dengan wajah yang menyedihkan. Tapi entah kenapa, Uraraka melihat wajah itu malah pengen nampol.

"Kalian bilang tesnya sederhana. Rupanya ada sekitar empat pro-hero yang melawanku."

Jiro hampir menyemburkan jus jeruk yang dia minum. "Kau melawan empat pro-hero dan bajumu cuma kotor?" serunya tak percaya.

"Heh! Itu tak penting! Tapi tesnya!" sungut (Name), sama sekali tidak merasa tersanjung dengan pujian aneh itu. Ya walau dia memang keren sekali sih tadi. Hebat juga dia tidak pulang dalam keadaan berdarah-darah.

"Waktu itu, tes yang kami lakukan cuma tes tertulis biasa, tes darah, dan sedikit pertunjukan quirk. Tidak melawan orang lain," kata Uraraka.

Wajah (Name) berubah semakin kesal. Mengapa hanya dia yang dilakukan berbeda? Tapi memang sejak awal dia paling lain dari yang lain sih. Cuma empat pro-hero dalam arena pertarungan yang berubah-ubah itu 'kan berlebihan.

"Kau sebaiknya mandi (Name) dan makan," saran Uraraka.

(Name) bangkit dan ganti posisi menjadi duduk. Baru pulang, lelah, letih, lesu, malas mandi. "Bentar lagi."

"Memangnya tes yang kau jalani apa saja?" tanya Yaoyorozu akhirnya. (Name) meraih boneka berbentuk kelinci yang lebih kecil dan memeluknya.

"Jadi awalnya itu aku mau cabut ...." (Name) memulai ceritanya dengan kalimat yang sangat santai. Girls Squad langsung memasang wajah datar serentak.

"Pantas saja tes miliknya berbeda," batin mereka.

"Tadinya aku mau kabur melalui pintu kecil di dekat lapangan belakang gedung. Rupanya aku dijebak oleh Cementos. Padahal aku tidak melihatnya tetapi dia bisa mengurungku!" jelas (Name) gemas.

"Sampai segitunya kau dilarang kabur," komentar Hagakure. (Name) mengangguk kuat.

"Lalu kemudian pro-hero yang lain datang dan aku melawan mereka untuk lulus tes katanya. Sampai akhirnya sampel darahku diambil dengan tidak elit. Setelahnya aku disuruh kembali ke asrama begitu saja. Dih memangnya aku ini apa diperlakukan seenaknya!" protes (Name).

SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang