09:35
.
.
(Name) kini berdiri di jalan masuk utama gedung U.A. Tenang, ia sudah masuk ke dalam gerbang. Ia memakai Hakama, berwarna abu-abu dengan atasan putih. Ia menolak memakai seragam U.A karena ia tidak mau disamakan dengan murid lain. Aizawa yang mengantarkan pakaian itu pukul 5 pagi dibuat stress oleh sikap anak itu."Aku tidak mau pakai ini!!!" teriaknya pagi-pagi buta sambil memegang seragam U.A dengan ujung kuku jempol dan telunjuknya seakan seragam U.A adalah popok bayi bekas.
"Kau tidak punya baju ganti. Lalu kau mau pakai apa?" balas Aizawa datar.
"Antar aku ke apartemenku di atas Verdent Cafe, aku mau mengambil semua bajuku. Katamu kan mulai hari ini aku tinggal di asrama U.A," rengek (name) sambil menggoyang-goyangkan badan Aizawa. Diam-diam Aizawa bersyukur (name) tidak tertarik di kelas hero yang artinya populasi anak menyusahkan di kelasnya tidak akan bertambah.
"Kita bisa mengurus kepindahanmu setelah pertemuanmu dengan Kepala Sekolah. Kau harus pakai seragammu dulu. Kalau kau tidak mau aku tidak akan membawamu ke sekolah!" Ancam Aizawa telak dengan nada datarnya.
(Name) memanyunkan bibirnya. Ia baru sembuh dan sudah berhasil membuat Aizawa darah tinggi pagi-pagi.
"Aku sih tidak masalah tidak ke U.A Verdent Cafe masih menerimaku dengan hangat. Sudah ya, aku akan ke Cafe sendiri. Sebaiknya kau pikirkan alibi yang akan kau sampaikan pada tikus putih, bye." (Name) berjalan santai menuju pintu ruangan sebelum tangannya digenggam erat oleh sesuatu. Sebuah perban versi lebih kuat. Jelas sekali bukan perban sembarangan.
"Ck, aku tidak suka diceramahi atasan, aku akan menurutimu kali ini saja." Aizawa melepaskan perban itu dan mengikuti kemauan (name).
Dan di sinilah (name) sekarang. Di depan pintu masuk gedung utama U.A, pukul sembilan lewat tiga puluh lima. Tangan kanannya memegang tas kecil berisi dua buku dan satu pena, pisau dapur, ponsel dan pouch make up.
Ia terkagum-kagum dengan kemegahan gedung di hadapannya. "Aku ga pantas sekolah di sini! Tolong bawa aku pulang!!!"
Detik itu (name) merasa miskin.
Ia melangkahkan kakinya masuk. Ruang kepala sekolah! Ruang kepala sekolah! Ia mengulang kalimat itu di kepalanya. Ia memutar-mutar kepalanya mencari petunjuk dimana ruang kepala sekolah. Tapi di tempat kini ia berdiri adalah sebuah aula selamat datang. Tidak ada siapapun di sana dan semua pajangan di dinding yang penuh sertifikat dan piala tidak membantu sama sekali.
Seorang murid dengan pakaian olahraga U.A muncul dari balik pintu. Pintu nomor dua dari kanan dari sekian banyak pintu yang ada di ruangan itu. Murid itu memakai masker seperti ninja dan tangannya ada tiga menyatu bersama seperti sebuah sayap kelelawar.
(Name) menghampiri anak itu mencoba untuk bertanya. Setelah 5 menit berdiri tidak jelas ada juga orang yang bisa ditanyai.
"Anoo...permisi. Bolehkah aku tahu di mana letak ruang kepala sekolah?" tanya (name) sopan.
Salah satu lengannya memunculkan sebuah bola mata dan bola mata itu tampak mengerut keheranan lalu kembali normal. Mungkin sedikit heran dengan sosok di depannya yang memakai hakama dan balutan kasa di kepalanya. Selanjutnya orang itu memunculkan mulut di salah satu lengannya, mulut itu berbicara. "Ada di lantai paling atas, di sebelah ruang guru, kau bisa naik lift yang ada di sana."
Lengannya yang lain memunculkan jari-jari, setelah terbentuk telapak tangan yang sempurna tangan itu menunjuk ke arah di mana lift berada.
"Kebetulan aku akan ke ruang guru, apa kau mau ikut? Tapi aku harus ke kelasku terlebih dahulu mengambil buku untuk diserahkan," sambung anak itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER CLASS A || BNHA Fanfiction (You and 1-A Classmates)
Fanfiction"Tunggu, kenapa aku harus repot-repot sekolah di U.A? Kelas hero pula!!!" -(Surname)(Name) . "TIDAK BISAKAH KAU TENANG HUH?!!!" -Bakugou . "(Surname) kau tidak boleh membawa makanan ke dalam kelas!" -Iida . "(Name) lepaskan aku!!!" -Izuku . "Bisakah...