Langkah laun ciptaan sepasang kaki Riho yang nyaris mencapai di pintu masuk utama Daeun itu kontan stagnan. Semacam ritual, gadis bermata sewarna arang menengadah dengan isi kepala menerka-nerka, apa yang akan terjadi ketika ia menyerahkan seluruh daksanya tertelan pintu.
Apakah sama seperti yang lalu-lalu? Apakah ada hal baru yang lebih ekstrem? Apakah justru ia dibebaskan, dalam artian ditendang keluar dari daftar orang paling empuk untuk dirundung mengingat sudah membikinnya mengisolasi diri selama satu minggu penuh?
"Jangan menghadang jalan, sampah ... oh. Hei, selamat datang kembali, Tomioka Riho!"
Napas Riho kontan tercekat, dan di sisi lain relungnya tersenyum ironi. Bisa-bisanya ia berpikiran semesta akan berbaik hati, sementara manusianya sendiri tak berkenan untuk menyambut perdamaian.><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...