[Soobin, meskipun Ayah betul-betul ingin kau kembali, jika pulang masih tidak menjadi pilihanmu, maka tak apa. Namun untuk kali ini, bisakah kau datang ke rumah? Karena Kakek dan Nenekmu sedang berkunjung ke Seoul, Ayah berencana mengadakan makan malam bersama.
Ayah mengharapkan kedatanganmu, Nak.
Jika bukan demi Ayah, setidaknya demi Kakek dan Nenekmu.]
Itu adalah serangkaian pesan masuk yang menjadi alasan Soobin menyertakan presensi di antara ayah, kakek dan neneknya. Soobin menyisihkan keteguhan agar tidak pulang hanya untuk acara ini, untuk menjaga hati ketiga orang tua tersebut. Maka dari itu, ia menjadi bintang dari makan malam tersebut.
Namun, rupa-rupanya sebuah pengorbanan ternyata tidak cukup mempertahankan kemilau sosok Soobin tatkala Riho turut andil dalam acara mereka. Jika Soobin laksana candra, maka Riho ialah kartikanya. Sebagai entitas yang punya jumlah bulat, satu, tentu saja Soobin kalah saing dengan Riho yang jumlahnya bahkan lebih dari jutaan. Jadi, sebagai pihak tersudutkan, merasa tak penting, Soobin undur diri tanpa mengindahkan suara yang terus memanggili namanya.
Padahal Riho tak lebih pintar dari Soobin, tak lebih baik dari Soobin. Namun, ketidaksempurnaan tersebut mendulang banyak pujian. Tapi mengapa? Mengapa manik gadis itu tak juga menyala?><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...