Tangan Riho tak lagi meragu, tidak lagi serba salah hendak berpegang di mana selagi Soobin memacu kendaraan beroda duanya membelah jalanan. Jika sebelumnya hanya sebatas mengepal telapak, sesekali menidurkan bibir bagian dalam di antara gigi atas dan bawa, maka gadis itu telah dipersilakan mengukur pinggang Soobin. Ah, tidak, bukan dipersilakan, tetapi diberi instruksi tanpa toleransi keturunan Choi itu sendiri.
"Kita ... akan ke mana?" tanya Riho tatkala mencari letak ternyaman untuk kepalanya bersandar.
"Sungai Han." Gadis Tomioka itu nyaris menggiring pikirannya menuju ranah pekat andai saja Soobin tak melanjut, "Tenang saja, aku tak akan menenggelamkanmu." Bersama resonansi yang mampu membikin Riho mengulum senyum kikuk.><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...