bluera: fact

121 25 1
                                    

Sebelum tiba dan menjejakkan kaki di rumah Soobin, Tomioka Riho hanyalah seorang anak dari orang tua tunggal yang tinggal di salah satu kawasan Perfektur Shizuoka, Jepang. Akan tetapi, pindah ke pinggiran Seoul setelah dibuang oleh keluarga mereka. Berusia tujuh belas tahun. Hanya memiliki ibu yang sakit-sakitan, sedang ayahnya tidak diketahui jelas di mana maupun siapa. Mengetahui tak diberkahi umur panjang, Ibu Riho pun membuat permitaan kepada Ayah Soobin yang kebetulan teman dekatnya untuk mengawasi Riho, setidaknya sampai gadis itu mengerti apa itu hidup dan mampu mandiri. Jadi, ketika Ibu Riho meninggal, Ayah Soobin lantas berinisiatif mengangkatnya menjadi anak sendiri karena Riho mengingatkannya akan Soobin.

Sampai di sana, mengesampingkan keganjilan yang menggoda agar diulik, Soobin putuskan menerima Riho. Dibandingkan dirinya, gadis itu memang kelewat malang. Namun, baru sebentar beramah-tamah layaknya keluarga, Soobin justru disuguhi realitas melalui tangisan yang tak sengaja ia dengar saat melintasi kamar Riho. Dilatar belakangi simpati bergejolak impulsif, Soobin memacu kakinya menerobos kamar tersebut hingga menemukan sosok Riho dengan lengan berdarah-darah akibat sayatan yang tingginya nyaris satu per empat.

Biarpun demikian, alih-alih menghamburi gadis itu dengan perasaan kalut dan segera memboyong pertolongan medis, Soobin malah menghujani Riho bersama sirat penuh amarah. Begitu membara seolah siap membakar apa pun yang menghalangi pandangan.

Bukan. Soobin marah bukan sebab Riho melukai dirinya, tetapi karena ia mendadak terkenang seseorang.

Orang yang senantiasa memiliki epitel kakak baginya. Orang yang tetap Soobin beri seluruh afeksinya, kendati tidak memiliki cahaya di mata. Orang yang menyerahkan diri kepada mati, padahal belum mengerahkan seluruh ketangguhannya untuk menantang dunia.

Menyadari keberadaan Soobin, Riho mengangkat wajah arkian menempatkan jelaga kembar sejalur dengan titik pandangnya. Basah, kosong dan redup.

Soobin mengadu jejeran gigi kuat-kuat. "Kenapa ... kenapa kau mirip sekali dengan Kak Yeonjun?"><

Annasach: BlueraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang