Rabu malam itu, sewaktu ia sibuk memantulkan bola basketnya ke ring yang terpasang khusus di kamar, Bibi Oh datang dengan membawa kabar menggembirakan. Orang yang ia tunggu kedatangannya usai berhari-hari menghilangkan presensi telah kembali. Ayah sudah pulang.
Atas antusiasme yang begitu besar itulah mendorong Soobin beranjak lalu melesat ke lantai bawah, senyum semringah pun tak luput dari profilnya. Soobin bahkan nyaris berteriak, andaikan atensinya tidak merangkum kenyataan kalau sosok asing turut menyertai kedatangan Ayah.
"Soobin, kemari!"
Tidak ada alasan bagi Soobin menolak instruksi Ayah. Ia mendatangi sisi pria Choi itu dengan pandangan tak lepas dari gadis yang Soobin perkirakan seumuran atau sedikit lebih muda darinya. Berbagai proporsisi menginvasi kepala Soobin menyoal siapa sosok ini? Mengapa dia datang bersama ayahnya? Apa maksudnya? Tentu, sebagai remaja yang telah menjejak usia tujuh belas tahun, terlebih digandrungi banyak gadis di sekolah—di sini Soobin tidak akan mengelak, ia sadar pesonanya—gadis itu ditujukan Ayah buatnya. Dalam artian, dijodohkan padanya seperti drama yang Bibi Oh tonton lusa lalu.
Namun, realitas dan ekspetasi memang gemar sekali membodohi manusia. Sebab, Soobin kontan membeku tatkala Ayah menukas, "Ini Riho. Mulai sekarang dia akan menjadi saudaramu."><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...