Ditemankan gulungan ombak kala gulita yang sungkan stagnan lantaran terlalu nyaman berdinamika, Riho pun akhirnya paham titik tolak di mana Choi Soobin begitu membencinya.
Soobin itu benci, benci sekali dengan orang yang tak menghargai hidupnya, dan tak kalah benci dengan orang yang sukarela terperdaya gertakan semesta. Dari poin tersebut, jelas Riho mengantongi keduanya hingga seakan melekat begitu erat bahkan nyaris melebur dalam entitas. Riho memang tak sedikitpun menghargai benang merahnya. Napas pun terjaga hanya demi janji kepada Ibu. Dan di lain sisi, gadis Tomioka itu juga memang terlalu merasa tak kuasa lantaran percaya kalau semesta hanya berputar untuk menyakitinya.
Jadi, wajar saja Riho menerima beragam perlakuan berkonotasi buruk. Ia memiliki kemudian lakukan apa yang Soobin tolak dengan keras.
Mentransisi landasan penglihat, Riho berujar pelan namun mengadung banyak penyesalan, "Maafkan aku, Soobin."
"Aku tak akan memaafkanmu, Ri. Tidak ada yang bisa kumaafkan darimu," balas Soobin cepat dan sukses menghancurkan relung Riho berkeping-keping lalu terlumat gulungan air hingga lenyap sekali lagi andai pemuda itu tak menambah, "Sebab, jika ada kata maaf yang harus terucap, maka bibirkulah yang pantas meloloskannya. Hanya dariku."><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...