Aksi Soobin memangkas jarak tak diperkenankan mulus lantaran tercegat oleh ponsel di sakunya yang mendadak berulah. Ah, sebenarnya benda canggih tersebut akhir-akhir ini memang sering berulah, seolah menggamblangkan bahwa pemicunya yang kepalang menggila mengharapkan penawarnya. Namun, sebagai penawar, Soobin menolak dirinya diserahkan. Dia enggan kalah secepat ini. Oleh sebab itulah, pemuda Choi lekas mengaktifkan opsi pembunuh daya ponsel tanpa basa-basi seraya menyesali keputusannya membawa benda menyenangkan sekaligus menyebalkan tersebut.
Kerumunan perlahan membias dan semakin kehilangan eksistensi tatkala Soobin hanya punya tiga langkah ke titik ordinatnya. Menyaksikan bahwa perihal yang membuat sekumpulan orang tadi rupanya tidak sesuai ekspetasi, sukses menebar kekecewaan yang gamblang di muka Soobin. Kiranya Soobin, karena berada di dekat toko kue, maka ada stan kue beragam rasa dan bentuk lucu sebagai sampel. Akan tetapi, ternyata hanya ada pemuda tanggung yang duduk membelakangi meja sambil menyeka keringat di pelipis. Tanpa kue, tanpa apa pun.
"Huh, cukup melelahkan," desah remaja itu disertai seringai kecil.
Namun, selesai menyensori profilnya, Soobin menyadari suatu hal. "Kang Taehyun?"><
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasach: Bluera
Fanfiction[COMPLETED] "Untuk satu hari saja, ayo berdamai." Terhadap status dan hubungan mereka yang carut-marut, terhadap semesta, terhadap semua yang membikin mereka jatuh kemudian bangkit dengan tertatih, bersama rahasia yang bersembunyi, Choi Soobin dan T...