Chapter 35 : End Of Tunnel

428 50 41
                                    

Lorong gelap itu mengantarkan tiap jiwa pada satu titik terang. Jalan keluar.

Atau mungkin,

Lorong gelap itu mengantarkan tiap jiwa pada satu titik terang. Jalan di mana napas bermula.

Mengulang jalan di mana kegelapan mengisi cakrawala.

Kim Wonpil terpaku di satu titik, seraya mencari jalan keluar dari situasi kelewat rumit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Wonpil terpaku di satu titik, seraya mencari jalan keluar dari situasi kelewat rumit ini.

Sewaktu atensinya bergeser, tatap lemah serta memohon milik sang wanita dalam ancaman membawa ia pada genangan rasa bersalah yang lebih berat lagi. Terpenting, meski Wonpil cukup pintar untuk menelaah keadaan, ia tetap harus berhati-hati di tiap rajutan langkahnya, antara menyelamatkan wanita beserta nyawanya yang terancam dan atau menembakkan timah panas yang tersisa dalam revolver miliknya pada pria yang tengah mencoba mengulas senyum licik di samping darahnya sendiri.

"Sudah mengenal Kim Jibeom?" Dowoon tertawa kecil, terdengar mengejek di waktu yang bersamaan. "Ternyata kau benar-benar tidak akan membiarkan musuhmu berjalan diam-diam."

Kim Wonpil mengerling pada otak utama dari semua situasi buruk ini, jika tidak ada lagi nyawa yang dipertaruhkan, kemungkinan besar ia sudah melepaskan tembakan brutal di wajah penuh rencana itu.

Namun sekarang tidak, Wonpil harus melakukannya tahap demi tahap, memikirkan cara paling brilian untuk menyelamatkan Marryㅡwanita ituㅡsekaligus menjatuhkan pria di belakang sana sampai ia puas.

"Pengecut ulung." Bisik Wonpil dengan amarah tertahan.

Jari-jemari pun bergerak teliti meski pandangannya tidak ada di sana dan fokus untuk mengunci titik tembak targetnya, setelah sisa-sisa peluru yang ada telah masuk ke dalam selongsong peluncur, di detik itu pula Wonpil mengarahkan ujung senjata tersebut tepat pada dahi Dowoon yang sebagian dipenuhi pekatnya darah.

"Lepaskan Yoon Dowoon, jika Anda tidak ingin melihat leher ini terputus di hadapan mata Anda." Jibeom bersuara, mulai memasuki alur permainan dan tugasnya sebagai seorang pengancam.

"Pikirmu aku takut? Dari semua sisa pekerjaanmu belakangan ini, aku menyimpulkan bahwa kau akan selalu tunduk pada rencana, lalu membuat perubahan di tengah-tengah agar korban dapat mengingatmu dengan baik. Dan apa yang akan kau lakukan jika otak rencanamu aku hancurkan detik ini juga?"

Kim Jibeom merasa pertahanan dirinya dilucuti habis sampai tak bersisa oleh lawannya kini, ia tidak menyangka dan tidak pernah membayangkan jika berhadapan dengannya saja sudah cukup untuk membuat ia terluka di balik nada mencekam nan sarkastik itu.

Sebab semua yang dikatakan Wonpil adalah benar.

"Apa yang Anda inginkan?"

"Singkirkan pisau sialanmu dari tubuh wanita itu."

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang