Chapter 9 : New Round

664 122 54
                                    

Saat sadar keadaan tidak lagi sama.
Pilihan yang tersisa, hanya dua,

Selesaikan atau bertaruh.

"Kau, tidak terluka, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau, tidak terluka, kan?"

"Tidak, Wonpil. Aku tidak apa-apa."

Kim Wonpil memandang bentangan jalan basah di luar sana, selagi menunggu sepupunya datang untuk menjemput Haera di sini, karena sudah dipastikan Wonpil sendiri tidak akan pulang, dan, selama itulah, hening di antara keduanya terus terjadi.

Hanya terdengar bunyi derasnya tumpahan air dari langit yang mengetuk-ngetuk kendaraan beroda empat itu, atau sesekali pertanyaan berulang yang diajukan oleh Wonpil pada Haeraㅡtentu dijawab dengan jawaban yang sama pula.

Tidak bisa mengelak, sisi lain dirinya mengamuk dan harus memastikan bahwa perempuan buta itu baik-baik saja setelah Park Seongjin membawanya sore tadi. Singkat memang, Wonpil tahu, ia juga tahu sesingkat apa pun waktunya, sebagian orang bisa melakukan hal-hal di luar nalar.

Tetapi, Haera selalu menjawab sama,

"Dengar, aku tidak apa-apa. Kau, kan, bisa melihat? Apa aku terlihat terluka?" Haera menghela napas, jemarinya erat mendekap buku miliknya yang sudah Wonpil kembalikan. "Maaf. Aku tidak bermaksud."

"Besok, tunjukkan apa pun yang kau tahu, tentang tempat di mana terakhir kali kau bertemu dengan adikmu."

"Gereja?"

"Apa pun."

"Aku pikir kau akan menahanku sampai mati."

"Aku hanya tidak mau kau terlibat dalam hidupku lebih lama. Sejujurnya, aku benci akan itu." Netra Wonpil bergerak turun, satu pesan masuk baru membuat sebuah pendaran cahaya di tengah gelap ruang mobilnya. "Jooeun sudah sampai, pergilah."

Benar, tidak lama setelahnya, terdengar suara ketukan pada sekat kaca di samping Haera.

Tampak Jooeun mengenakan mantel tebal, dengan tangan kanannya mengamankan sebuah payung dan tangan lainnya yang membuka pintu sekaligus membantu Haera keluar dari mobil Wonpil.

"Hati-hati, Cantik."

Kim Wonpil memerhatikan kedua humani itu, keduanya tampak begitu dekat tanpa canggung, berbanding terbalik dengannya yang ingin segera mengakhiri ini.

"Hei, Kim. Kau yakin, tidak pulang?"

"Ya."

"Ke mana pun kau pergi, berhati-hatilah." Jooeun mengulas senyum, sebelum akhirnya menutup pintu mobil Wonpil dan kembali pada mobilnya sendiri yang berada tidak jauh dari sana.

Tatapan Wonpil terpaku pada baja beroda yang membawa Haera pergi, perlahan hilang di balik jutaan debit air dan kabut tipis di sekitar area.

Suasana yang ada membawanya pada hening yang tidak terkira, membuat kedua poros retina gelap itu kontan berotasi pada kursi kosong yang ada di jangkauannya. Juga tidak pernah lupa, otaknya kembali memutar potongan realita yang terjadi beberapa waktu lalu.

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang