Orang-orang mengatakan, dunia memiliki banyak sisi.
Maka inilah sisi gelap dunia yang belum banyak diketahui. Tentang kekuasaan, tentang hak, tentang kekejian, tentang tarik ulur pengkhianatan yang tidak pernah lepas dari jengkal hidup dan pararel.
...
Jika diberi dua pilihan, manusia akan memilih apa yang hatinya tuju, ke mana hati manusia berlari itulah yang akan menjadi satu pilihan.
Namun jika kembali pada realita, manusia harus menerima kenyataan bahwa terkadang hatinya bergerak tanpa arti dan tujuan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gadis cantik itu hanya butuh kepastian darimu. Kau mau menolongnya atau tidak?"
Setidaknya itu, yang masih terngiang di dalam ingatan dan rungu Kim Wonpil.
Benar Jooeun bilang, perempuan buta itu hanya butuh kepastian dari Wonpil. Ia mau membantunya mencari sang adik atau tidak? Jika tidak, mungkin Haera sudah punya perasaan yang mendongkol hebat ketika harus susah payah meninggalkan rumah besar yang menerima kehadirannya belakangan ini. Jika iya, kenapa Wonpil tidak kunjung membantunya apa-apa?
Pemandangan yang kelewat kaku, untuk saat ini.
Di rumahnya, Wonpil hanya duduk berjarak dengan Haera. Hanya sepi yang menelan bungkam, tidak ada rentetan kalimat cerewet dari Jooeunㅡsepupunya itu sedang kembali mengurus pekerjaan yang ditelantarkannya. Tidak ada juga keluhan-keluhan yang merembet dari mulut seorang Kim Seungminㅡseperti biasa, raganya ditelan oleh kegiatan perkuliahan.
Tampilan Haera jauh lebih baik dari hari pertama Wonpil menemukan perempuan itu, ia juga sadar. Apalagi sepupunya tidak jarang memulas wajah atau sekadar memberikan sandang baru untuk Haera, Wonpil rasanya harus berterima kasih pada Jooeun.
Di detik berikutnya, Wonpil berdeham, mencari sedikit distraksi, agar Haera bisa menyadari keberadaan orang lain di sini. Kan, sudah dibilang, perempuan buta itu tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Maka Haera memastikan, bahwa yang didengarnya tidak salah. "Wonpil?"
Wonpil sendiri sedikit terkejut, tentu. Sejauh ini, yang Wonpil tahu Haera tidak pernah menyebut namanya, tidak tahu jika di hadapan Jooeun atau Seungmin.
"Dengar. Aku mungkin akan membantumu mencari adikmu. Tetapi tidak untuk sekarang."
"Itu ... tidak apa-apa, jika kau tidak bisa. Aku akan mencarinya sendiri."
"Mau mencari adikmu, atau melanjutkan aksi bunuh dirimu yang telah kugagalkan?"
Haera terkikik tanpa suara mendapat respon itu. "Setidaknya kau telah membuatku berpikir bahwa bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik. Aku sangat berterima kasih."
"Aku ingin kau pikirkan apa saja yang harus dilakukan, untuk mencari adikmu." Wonpil mengalihkan pandangannya seketika pada layar ponsel yang bernyala-nyala di atas dataran meja.
Beberapa pesan masuk terlihat, dan Wonpil tidak berniat untuk membukanya saat ini.
"Aku juga tidak tahu, harus memulai ini dari mana."
"Apa kau tidak mengenal orang lain? Maksudku, untuk ditemui? Dimintai keterangan?"
"Aku pikir tidak. Mereka mewakilkan dunia untuk membuangku jauh-jauh dari kehidupan."