Chapter 3 : Blind

1.4K 191 88
                                    

Asing.
Adalah apa yang didapatkan tiap kali dua lukis wajah itu bertatap lurus tersekat angin.
Tidak ada pancaran kilau di kedua atensi gelap, tidak ada pula rasa yang dapat dijelaskan dengan kata. Seutuhnya diam tanpa frasa.

Larut gelap menyapa, namun gemerlap cahaya kota masih berbaur ramai satu sama lain seperti butiran pasir laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Larut gelap menyapa, namun gemerlap cahaya kota masih berbaur ramai satu sama lain seperti butiran pasir laut. Kim Wonpil berpikir, kapan kiranya kota ini bisa mendapatkan jam tidur?

Pukul dua belas malam, dan pria itu jarang sekali harus pulang selarut ini. Pagi tadi ia sibuk mengurus segala keperluan rumah sakit dengan kacamata miliknya, tepat setelah senja tenggelam merindu di peraduan, ia melepas benda berkaca tebal itu untuk langsung menerobos masuk ke dalam ruang gelap pribadinya.

Lalu di sinilah ia berhenti beraktivitas, diawali dengan punggung yang telah bersandar nyaman, jemari panjangnya melingkar kuat pada lingkar kemudi. Seharusnya ia siap pulang setelah itu.

Seharusnya.

Sayang, keharusan itu tidak lagi terlihat wujudnya saat netra menangkap objek di luar sekat kaca, nan jauh di ujung sana.

"Apa perempuan itu mencoba bunuh diri?" Wonpil berbisik kepada dirinya sendiri.

Ya, dari sekat kaca mobilnya, terlihat seorang perempuan tengah berjalan asal melewati pembatas jalan dan menitik lalu-lalang kendaraan yang ramai.

"Dasar gila."

Tanpa memburu waktu, Kim Wonpil tidak peduli ia baru saja membanting keras pintu mobilnya, dengan langkah lebar-lebar ia bisa cepat menghampiri sosok yang tengah berusaha menemui ajal dengan cara menabrakkan diri pada kendaraan manapun yang melintas.

Ditariknya lengan kurus milik perempuan itu kembali ke tepian, hingga raga gagal tersambar baja beroda yang tampak berjalan tergesa-gesa.

"Jika kau ingin mati, carilah tempat lain.
Jangan membuat orang lain kesulitan dan berdosa karenamu."

Perempuan itu terdiam, netranya tampak tidak fokus menghadap lawan bicaranya saat ini.

"Kenapa Anda menggagalkan rencana saya?"

Kenapa?

Perempuan itu hanya tidak tahu apa yang  sedang dipikirkan oleh pria di hadapannya. Sudah jelas Wonpil telah berpikir panjang-panjang pada apa yang akan terjadi selanjutnya.

Jika saja perempuan itu benar akan  tersambar lalu lalang kendaraan dan tewas di tempat, mayatnya pasti tergeletak di sana tanpa dipedulikan, lalu tidak akan ada yang menyadarinya sampai pagi menjelang. Kerumunan orang tidak dikenal berkumpul, termasuk para polisi yang sedang memulai tugasnya. Dan ... bagaimana jika para polisi itu tanpa sengaja menemukan bangunan tiga lantai milik Kim Wonpil? Memeriksanya? Kemudian mencari pemiliknya? Itu lebih dari cukup untuk mengindikasikan sebuah tanda bahaya.

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang