Chapter 14 : Goodbye, Beginning

595 111 74
                                    

Selamat tinggal adalah akhir,
Namun tidak pernah benar-benar ada yang tahu, seperti apa bentuk akhir yang sesungguhnya.

Karena di balik setiap akhir,
Selalu ada alasan untuk kembali memulai.

Karena di balik setiap akhir,Selalu ada alasan untuk kembali memulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sekali erangan frustrasi, Dowoon mengusap wajahnya kasar. Rencana kecil yang dibangun Seongjin secara sederhana belum berhasil, dan ini untuk yang kedua kalinya.

"Bahkan ia sudah lebih dulu pergi sebelum saya sempat bertanya lebih lanjut. Dia terlalu agresif, kepada yang tidak dikenalnya."

Lagi, Dowoon menghela napas panjang mendengar laporan terakhir Jibeom beberapa menit yang lalu.

Jika semua rencana yang dibangun Seongjin tidak berjalan mulus sesuai dugaan, maka pilihan terakhir Dowoon sudah pasti akan kembali jatuh pada rencana awal miliknya sendiri yang sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh Seongjin.

Karena sesungguhnya, Seongjin adalah seseorang yang tidak ingin mengambil risiko terlalu banyak. Dan mengenal seorang Yoon Dowoon dengan serentetan rencana lugasnya, membuat Seongjin harus sering-sering menghela napas dan membantu pria itu untuk berpikir lebih jernih dalam membangun sebuah rencana.

Tetapi keras kepalanya, lagi-lagi harus membuat Seongjin memutar otak agar rencana yang disusun oleh Dowoon dapat berjalan dengan baik, tanpa kekerasan di sana-sini, tentunya.

"Kalau kau mau menemui Marry secara langsung, itu artinya, kau gila." Acuh tak acuh, Seongjin memperhatikan langkah kaki Dowoon yang sudah berjalan ke sana-kemari dengan gelisah.

"Tetapi semua rencanamu gagal, Seongjin."

"Mari cari cara lain, kau tidak bisa begitu saja menemuinya. Kau akan terlihat seperti orang bodoh."

"Persetan." Dowoon membalas tatapan Seongjin. "Kau tahu apa targetku? Lalu sampai di mana aku akan berhenti?"

"Sampai kau berhasil menjatuhkan Kim Wonpil."

"Tepat sekali. Cara termudah adalah menghancurkan hidupnya terlebih dahulu, dan, wanita itu, hanya satu-satunya yang bisa melakukannya."

"Lalu, apa?"

"Atur pertemuanku dengannya, besok."

"Tidak, aku tahu itu. Maksudku, lalu apa yang akan kau lakukan sekarang? Di sisa hari ini?"

Yoon Dowoon mengerutkan dahi, meski sudah bekerjasama dengan Seongjin selama kurang lebih dari dua tahun lamanya, ia masih saja belum terbiasa dengan pria beserta kode-kodenya itu.

Namun tidak lama, kedua mata Dowoon turut melebar ketika ia melihat Seongjin meletakkan sebuah kaset berpita hitam seperti yang diberikan padanya beberapa waktu lalu.

"Rekaman ketiga. Siap?"

***

"Hei, Three."

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang