Chapter 11 : Between Sun And Moon

647 108 88
                                    

Mau bulan atau pun matahari,
Keduanya selalu luput oleh cahaya.
Namun jika sisi gelap langit telah terlihat,
Masihkah asa kedua pihak sanggup untuk bertahan?

Namun jika sisi gelap langit telah terlihat,Masihkah asa kedua pihak sanggup untuk bertahan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, aku tidak bisa."

Mungkin itu untuk yang kedelapan kali, sejak panggilan jarak jauh tersebut dimulai beberapa menit yang lalu.

Sesekali tidak ada jawaban yang terdengar, membiarkan embusan angin musim gugur yang sunyi mengalunkan distraksi dingin. Ketika orang-orang di luar sana lebih memilih untuk merapatkan mantel mereka, atau lebih memilih untuk mendekam dalam hunian mereka masing-masing.

Lain halnya dengan pria satu ini.

Dengan sandang tipis yang dikenakan, Wonpil sudah duduk diam di balkon kamar apartemen miliknya sejak tadi, bahkan sebelum panggilan masuk yang kian menemani kesendiriannya.

Jadi, dengan sisa kesadaran yang ada, Wonpil mengangkat panggilan berisi permintaan tolong tersebut, yang sayangnya, justru tidak bisa ia sanggupi.

"Iya, rumah sakit. Kau tahu, aku tidak bisa terlepas dari bangunan itu."

Kim Wonpil sudah tidak ingin lagi beralibi dengan humani di ujung panggilan ini, meski alasan yang diberikannya adalah; satu, pekerjaan. Sudah bukan hal yang asing lagi, mengingat memang di sanalah tempat seharusnya ia bisa bekerja dengan sehat. Dua, soal luka yang melintang pada kakinya dan belum menunjukkan tanda-tanda akan membaik.

Hanya itu. Hanya dua hal tersebut yang dibeberkan olehnya. Wonpil sendiri tidak tahu, kenapa dirinya terkesan menutup-nutupi alasan utamanya untuk datang ke rumah sakit esok hari. Yang, sekali lagi, ia kembali harus mengelukan kata maaf untuk yang kesekian kali.

"Baiklah. Lagi, aku benar-benar tidak bisa, Mar. Maafkan aku."

Jika ingin jujur, sebenarnya Marryㅡwanita di ujung panggilan yang terhubung dengan Wonpil malam itu, diam-diam bertanya, mengapa pria Kim ini tidak berhenti mengucap kata maaf padanya hanya karena satu permintaan tolongnya ditolak?

Hingga panggilan diakhiri, atensi Wonpil masih sanggup memandang gelapnya langit berkabut yang digemarinya. Membayangkanㅡjuga mempersiapkan dirinya sendiri untuk esok hari.

Seharusnya ia tidak merasa khawatir sedemikian rupa, ia bahkan tidak tahu, kenapa rasa yang kian membuatnya tidak yakin setiap kali melangkah itu ada.

Kenapa?

"Kenapa?!"

Sedang di belahan sudut kota lain, dalam lingkar udara lain, ada kalanya pria ini menyalak marah.

Di depan belasan rekan terdekatnya, dengan amarah yang entah sudah menguasainya seperti apa, Dowoon baru saja menghajar habis salah satu rekannya sampai tak sadarkan diri. Tidak ada yang berani melerai, apalagi jika harus mendekat, karena itu sama saja dengan menyerahkan fisik lemah mereka pada Dowoon.

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang