Chapter 30 : A New Linear

354 46 33
                                    

Ada semesta lain,
Di setiap lingkar kehidupan yang baru.

Ada semesta lain,Di setiap lingkar kehidupan yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana malam hari itu cukup tenang. Keramaian dunia luar perlahan demi perlahan ditelan derap ujung sepatu mengilap yang menjauh, membentur lantai yang tidak ingin kalah mengilap demi menarik perhatian.

Formasi sederhana tersebut berbelok memasuki restoran mewah bergaya Italia klasik, yang keramaiannya hanya diisi oleh kaum-kaum borjuis, yang entah tengah merayakan apa seraya bersulang lengkap dengan bibir-bibir gelas kristal yang saling terbenturㅡartinya juga menandakan awal kesepakatan atau sebuah kesuksesan.

Semerbak parfum tercium dari setiap sudut, tetapi aroma bunga lily dan mawar yang tidak tahu milik siapa cukup untuk menusuk penciuman, serta cukup untuk membuat pria di dalam formasiㅡyang berjalan tepat di depanㅡmendengus tidak suka. Namun hal itu tidak membuatnya urung untuk melintas lebih jauh lagi, ia dan keempat pria lainnya tetap tegas melangkah, kini menyeret kaki mereka menuju pintu gudang bersih restoran tersebut yang terletak di sudut terjauh.

Kim Wonpil, pria pemimpin formasi itu sebenarnya sangat yakin bisa melewati ini sendirian, ia sudah terbiasa melakukan apa saja seorang diri, mau bagaimana pun risikonya. Namun si berandal Choi ituㅡyang berada tepat dua langkah di belakangnya ini memaksa.

Padahal, Sungyoon sendiri tidak pandai dalam menggunakan senjata seperti pistol atau semacamnya. Tetapi ia tidak pernah terlepas dari sekelompok pasukan yang entah ia rekrut dari mana, mudah saja bagi mereka untuk melubangi tengkorak atau dada manusia yang telah menjadi target bos mereka menggunakan lentingan peluru berselongsong, tanpa suara. Kemudian mati, dan jasadnya segera tertimbun ke dalam bumi dalam kurun waktu kurang dari enam jam.

Entahlah, terkadang Wonpil bingung harus bangga atau bagaimana mempunyai partner praktis semacam Sungyoon.

"Kirimkan kodenya, jika kau sudah selesai."

Tepat di depan pintu gudang, kelima pria itu menghentikan langkah. Namun hanya Wonpil yang berbalik dan menerima uluran sebuah kartu akses serta dokumen palsu yang telah mereka buat senyata mungkin untuk bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik, tanpa harus membuat kecurigaan.

"Kami tidak akan pergi dari sini sebelum kau kembali. Jadi, semoga beruntung, Tuan Kim."

Kim Wonpil mengangguk singkat, lantas segera memasuki gudang tersebut dan meninggalkan Sungyoon serta ketiga pasukan bersenjatanya.

Di dalam gudang sepenuhnya gelap, tiada tanda-tanda kehidupan. Manik Wonpil tetap bergerak mencari pintu lain dengan papan indikator merah bertuliskan 'EXIT' di atasnya. Tanpa pencahayaan selain temaram sempit cahaya merah tersebut, Wonpil meraba, menggunakan kartu akses tiruannya untuk membuat garis merah di atas sana berubah menjadi hijau, tanda jika ruangan gelap lain siap menyambut kedatangannya.

Dan benar saja, ruang kecil bersarat cahaya lampu lemah itu menyambutnya dengan kesunyian, lantai sempit itu menjadi satu-satunya jalan transisi sebelum Wonpil dihadapkan dengan rentetan anak tangga menurun, menuju pintu lain yang merujuk tepat pada ruang bawah tanah di ujung lorong.

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang