Chapter 33 : Running Out

321 48 52
                                    

Banyak keadaan yang memaksa setiap entitas untuk berlari,
Bila memungkinkan, mereka bersiap.
Dan bila tidak, ada nyawa sebagai tanggungan.

Dan bila tidak, ada nyawa sebagai tanggungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya, bukan di sini ia berada.
Memang, aroma khas rumah sakit sama-sama menusuk penciumannya, sama-sama membuat kepalanya penat, namun berbaring untuk memulihkan tenaga dan berjalan tegas membelah lalu-lalang manusia sibuk bukanlah hal yang dapat diartikan sama.

"Dengar-dengar, kau nyaris ketergantungan obat penenang. Apa itu benar?"

"Bukan urusanmu."

"Aku ini peduli."

"Lalu apa peduliku?"

Kim Wonpil benar-benar ingin menutup konversasi tersebut dengan cara apa pun, menyisakan tawa kecil yang lolos dari seorang dokter senior di sisinya. Bisa ia dengar juga sesekali dokter itu memberi nasehat, yang sejujurnya tidak benar-benar masuk ke dalam pendengaran Wonpil dengan baik karena bukan itu yang ia butuhkan.

Kedua lelaki di sana terdiam, Wonpil lebih memilih melipat tangannya di depan dada tanpa suara serta cukup untuk menunggu, sementara Younghyun yang memang pemilik perusahaan kesehatan ini segera menekan tombol lantai yang akan dituju oleh lift eksklusif tersebut.

Hampir pada hitungan satu menit lamanya mereka bersisian dalam hening, sampai akhirnya lift itu berhenti di lantai enam dan terbuka lebar satu detik setelahnya. Langkah-langkah lebar keduanya kembali terbuka, namun kali ini Younghyun berada tiga langkah di depan, menghampiri meja status pasien rumah sakitnya yang tengah dirawat di lantai keenam ini.

Satu buah status kini berpindah ke tangan Younghyun, ia memeriksa isinya sendiri terlebih dulu sebelum menyorongkannya secara cuma-cuma pada Wonpil.

"Aku pikir kau bisa melakukannya."

Kim Wonpil tidak menyahut, jari-jemari itu lebih tertarik membuka lembar demi lembar status pasien di tangannya. Yang mana, justru jemari itu membeku sewaktu membuka dua lembar terakhir yang secara terang-terangan menampilkan diagnosis terperinci.

Sepasang manik kelamnya menegang, sebagian tak percaya namun sebagian lagi memang telah menerka jauh-jauh hari bahwa hal ini akan terjadi.

"Bisa, kan?"

"Kau gila."

Kang Younghyun menggeleng. "Dunia ini yang gila, Direktur Kim."

Cengkeraman jemari pada lembar-lembar medis itu semakin erat, dalam diam ia ingin menolak masuk ke dalam rencana bodoh ini. Tetapi yang terjadi justru berbanding terbalik, ia melangkah pergi tanpa memberi jawaban, secara tidak langsung menjawab serta menyetujui keinginan si dokter Kang.

Netranya menelisik arloji yang melingkar pada pergelangan tangan, tepat sebelum ia mengembuskan napas panjang. Younghyun membiarkan pria Kim tersebut memasuki ruang yang telah ditunjuknya beberapa saat lalu.

The Dark UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang