03# Sepi Jam 5 Pagi

21.7K 4.9K 1.8K
                                    

Nih, hadiah hiburan soalnya dari kemarin NCT Dream dapet award terus. Barusan jugaaa huhu seneng bangeeeet😭😭 얘들아 너무 축하해!! 많이 열심히 하고 고생 했어~ 앞으로 아프지 말고 밥 잘 챙겨 먹고 건강 하고.. 우리 같이 빛나게 해 주자\^0^/ 항상 고맙고 사랑해❤❤

Enjoy the feel teman-temaaaan😘😘

○○○●●●》♤♤♤《●●●○○○

○○○●●●》♤♤♤《●●●○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○●●●》♤♤♤《●●●○○○


"Beraninya main keroyokan." Aji mendesis. Laki-laki itu menyakui tangannya dengan gaya congkak. Duduk di atas kap mobil Jo, tapi matanya menatap lurus Raja yang--- dalam 2 menit, Aji yakin bahwa laki-laki itu akan kehilangan kesadaran.

Dan benar saja, Raja langsung ambruk ke tanah. Hoodie abu-abunya kini penuh bercak darah, membuat Aji menggertakkan giginya kuat-kuat. Masalah dengan cecunguk-cecunguk ini harus cepat diselesaikan. Kalau Raja kehabisan banyak darah, dia bisa mati.

"Heh, bocah." Jo menyangga pemukul baseball di pundakanya, "Anak di bawah umur nggak boleh berkeliaran jam segini." Lalu tertawa terbahak-bahak seolah-olah itu adalah lelucon paling lucu.

Ken yang secara langsung melihat Jo menantang temannya Raja itu tiba-tiba merasakan bulu kuduknya meremang sekujur tubuh. Ken tidak tahu dia siapa. Tapi beberapa tahun lalu, Ken pernah tanpa sengaja bertemu dengannya di Apollo.

"Temen gue lo bikin babak belur kayak gitu maksudnya apa?" Kali ini Aji berdiri. Jo dan teman-temannya bersiap menyerang, tapi Ken lebih dulu menyerang salah satu dari mereka.

Pertarungan babak kedua di mulai. 4 lawan 2 kedengaran lebih masuk akal ketimbang 4 lawan 1. Dan Ken berhasil melumpuhkan satu dari dua lawannya hanya dalam hitungan menit. Sementara Aji hanya bisa dibuat tak habis pikir dengan cara Jo menyerangnya. Lawannya itu membawa tongkat baseball, sementara dia hanya menyerang dengan tangan kosong. Tapi Aji berhasil menendang perut Jo dan satu pukulan di rahangnya. Jo berkali-kali berusaha memukulnya, tapi berkali-kali juga serangannya meleset. Sampai di satu titik, Aji bisa dengan cepat merebut senjata yang digunakan oleh Jo.

"Nggak usah pakek gini-ginian, tangan kosong aja. Itupun kalau lo bisa berantem." Aji melempar tongkat baseball milik Jo ke sembarang arah.

Jo yang merasa terancam langsung bergerak mundur. Dalam kepala laki-laki itu, dia sedikit menyesal telah menyebut lawannya itu dengan kata "anak di bawah umur". Saat ia menoleh, ketiga teman-temannya sudah limbung dengan wajah lebam yang segar. Jo merasa dia semakin terkikis.

Kini dua lawan satu. Jo pikir, dia masih bisa menang jika lawannya adalah Ken. Tapi laki-laki yang lebih tinggi darinya itu kelihatan lebih berbahaya dari yang ia kira. Dan di titik paling krusial itu, Jo tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan sebilah pisau lipat yang ia simpan dalam kantungnya. Tapi lagi-lagi dia keliru. Laki-laki bermata sipit itu justru menodongnya dengan revolver kaliber 22.

Kaleidoskop✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang