35# Duel

14.4K 3.7K 1.8K
                                        

Keenan Radigta Gandhi tidak pernah punya mimpi, melainkan obsesi pada segala hal yang bisa membuatnya berjaya dan tak terkalahkan- sekalipun dalam sebuah permainan Russian Roulette. Entah karena malaikat maut enggan bertemu dengannya atau memang dia ditakdirkan untuk lahir dengan segudang keberuntungan, puluhan kali permainan Russian Roulette selalu tunduk padanya. Bahkan permainan mematikan pun enggan menyentuhnya.

Namun bagaimana jika keberuntungan itu tidak memihaknya malam ini?

Disaat Ken mulai merasakan kelegaan mengaliri darah panasnya, ia merasakan serangan balik yang nyaris tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Raja tiba-tiba saja meraih pergelangan tangannya dan membantingnya ke lantai hanya dalam sepersekian detik. Dan seakan-akan belum cukup dia mendapat kejutan, suara batuk Raja tiba-tiba saja kedengaran asing di telinganya.

Ken terperanjat. Apalagi saat orang yang ia pikir sebagai Raja tertawa diselingi batuk yang tertahan. Kegelapan malam itu seolah-olah berhasil mengelabuhinya. Rasanya mustahil kalau seorang Keenan Radigta Gandhi salah menyerang orang. Dia bahkan meyakini seratus persen bahwa tempat ini adalah apartemen Raja. Dia jelas pernah kemari beberapa kali.

Dalam kegemingan itu, cahaya bulan dari luar jendela menyorot tegas sepasang mata nyalang milik Setiaji. Menghunus pada sepasang mata Ken semacam tombak yang mampu membunuhnya detik itu juga. Ini jelas kekalahan, dan Ken teramat benci dengan segala macam kekalahan. Lantas dengan segenap amarah, Ken bangkit.

"Wah, kejutan!" Aji tergelak, kontras dengan Ken yang kembali mengeratkan senar dalam genggam tangannya. "Apa kabar, Ken?"

"Urusan gue bukan sama lo. Tapi karena lo kebetulan ada di sini- it's okay." Dengan nada tenang, Ken mendekat. Disambut senyum ringan Aji yang tak gentar. Padahal kalau dinalar, dia bisa mati seketika jika saja Ken betulan menjeratnya lagi dengan senar yang laki-laki itu bawa.

"Apa? Mau bunuh gue? Yakin? Setelah lo salah ngira gue sebagai Raja?" Aji tergelak. Bias cahaya bulan dari luar seakan-akan menyatu dalam sepasang iris matanya yang kelam. Sukses membarakan api dalam kepala Ken. Sebab mustahil bagi laki-laki itu menggunakan hati. Nyaris setiap geraknya dirangkai dalam kepala, dijalankan kepala dan diproses oleh kepala. Hatinya telah lama mati, entah sejak kapan.

Hanya dalam hitungan detik, tawa Setiaji tidak terdengar lagi. Laki-laki itu langsung mendapat serangan hingga membuatnya nyaris terjerat senar Ken untuk kedua kali. Untungnya dia punya ketangkasan lebih baik dari yang Ken punya. Lantas dengan begitu saja perkelahian diantara keduanya tak dapat dihindarkan.

Tidak luput satu informasi pun yang Ken lewatkan tentang Raja dan segala bentuk pergaulannya. Termasuk Setiaji, Ken tahu laki-laki itu sama sekali bukan lawan yang sepadan baginya. Namun mendapati serangan bertubi-tubi yang diberikan laki-laki itu, Ken nyaris tidak bisa berkata-kata. Setiaji adalah bom waktu yang bisa membunuhnya kapan saja.

Bahkan yang tidak pernah ia sangka, Setiaji mampu menghindari serangan demi serangan yang ia berikan. Hingga pada satu titik paling krusial, Setiaji berhasil menyahut sebuah kabel charger dari kolong meja. Memerangkap sepasang tangannya hingga kabel itu melilit sempurna di lehernya. Napas Ken praktis tercekat.

"Lo pikir, lo bisa mengakhiri Raja sama kayak lo mengakhiri Jo?" Tidak ada jawaban dari Ken. Laki-laki itu sepenuhnya terkunci. "Goblok! Lo lupa kalau badai tornado itu berasal dari hembusan angin kecil. Lo pikir gue nggak tahu kalau lo selama ini menyelidiki gue sama temen-temen gue?"

Dalam bisik itu, Aji terkekeh. Pikirnya, Jo dan Ken itu sama saja. Sama-sama bodoh. Buktinya, menilai orang seperti dirinya saja tidak bisa. Sok cari gara-gara. Tapi giliran diladeni, langsung mati gaya. Dasar ulat-ulat bulu!

Disaat napasnya perlahan-lahan tercekat, Ken masih mampu menarik ujung bibirnya. "Lo salah berurusan sama gue." Sarkasnya.

"Kebalik. Lo yang salah cari gara-gara sama gue."

Kaleidoskop✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang