07# Koyo Hansaplast

19.8K 4.6K 1.4K
                                    

Raja baru saja keluar kamar mandi dengan rambut setengah basah. Bahkan ia saja masih sibuk menggosok-gosokkan handuk ke rambutnya saat mendapati Jov tertidur di atas sofa dengan mulut monyong-monyong menciumi lengannya. Raja yang selama beberapa saat dibuat mematung di depan kamar mandi langsung berlari gesit menuju kamarnya. Lalu tidak lama kemudian kembali keluar dengan ponsel mode kamera di tangannya. Laki-laki itu mati-matian menahan tawa sesaat sebelum menekan tombol video.

Jov datang ke apartemennya sekitar setengah tujuh dengan mulut berkomat-kamit mengomelinya karena ia tidak bisa dihubungi selama seharian. Tapi Raja terlalu sedih untuk meladeni mode galak Jov saat itu. Jadi ia menumpahkan semua kagalauanya detik itu juga tanpa pikir panjang. Raja akui, tidak ada tempat bersandar terbaik selain Mama dan Jovanka.

Lalu setelah itu mereka duduk berdua di depan televisi. Dengan dua kaleng cola dan film Transformers 3 yang entah sudah keberapa ratus kali ia tonton. Mendengar ocehan sampah Jov yang mengatakan bahwa Megan Fox jauh lebih seksi dan jauh lebih cocok bersanding dengan Shia LaBeouf ketimbang Rosie Huntington. Sampai akhirnya Raja bercerita tentang bagaimana ia mengikuti Dav sampai ke tempat kerja dan bertemu teman lamanya di sana.

Tapi Jov justru lebih sibuk mencaci maki Megatron yang dibiarkan lolos begitu saja oleh Optimus.

"Kenapa nggak dimatiin aja kayak Sentinel? Anjirr.. kesel gue sama Optimus!!" Itu adalah kalimat terakhir yang Raja dengar sebelum akhirnya ia menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Tapi saat ia keluar, ia justru mendapati Jov yang begitu ganas menciumi lengannya sendiri. Bahkan sampai durasi video lebih dari 7 menit, Jov belum juga mengakhiri mimpi panasnya yang kelihatan sangat konyol di mata Raja.

"You crossed the line! Enough is enough, King!"

Raja menekan tombol pause dan langsung berguling-guling di lantai. Tidak peduli pada kepalanya yang berdenyut, tapi Jov keterlaluan gobloknya.

"Garis apaan anjir!" Raja berbisik dengan tawa yang justru meledak bukan main.

"Waah, parah! Mimpi erotis nih anak."

Raja susah payah meredakan tawanya. Jov harus segera dihentikan sebelum mimpinya berlangsung semakin liar.

"Woy, Jov! Bangun lo! Jov! Jovanka!!"

Dia semakin tertawa terbahak-bahak saat Jov membuka matanya dengan mata kaget tanpa dibuat-buat. Bahkan adegan semakin lucu saat Jov berjalan ke arah balkon dan menganga tak percaya saat menemukan pintu kaca di depannya dalam keadaan terkunci. Tawa Raja hampir tidak bisa dihentikan saat Jov melemparkan tatapan mematikan ke arahnya.

"Bangsat ya lo!!"

Hanya dengan sekejap mata Raja berubah menjadi samsak hidup.

"Woy, apa-apaan sih?"

Saat Raja pikir Jov berhenti menganiayanya, perempuan itu justru meraih bantak sofa dan memukulinya semakin brutal.

"Jov!! Yang mimpi erotis kan lo, kenapa gue yang di gebukin sih?"

"Diem lo, Kudanil!! Lo- jahat! Jahat! Jahat! Jahat!!"

"Jovanka! Stop!!"

Raja berhasil menahan tangan Jov, tapi dia tidak bisa menahan tawanya saat melihat Jov dengan bibir cemong karena menciumi lengannya dengan brutal. Bahkan saat Jov menangis dan meraung-raung seperti bocah TK yang terjungkal dari ayunan, Raja benar-benar tidak peduli. Tawanya justru semakin kencang.

Sementara diam-diam Jov memaki dirinya sendiri. Sekarang, di mana dia harus membeli urat malu?

Mimpi erotis sialan!!!

Kaleidoskop✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang