#QOTD kamu lebih suka cowok yang punya jambang gitu atau bersih?
🌟
Ini bukan kencan pertamanya. Gian pernah pergi menonton film dan makan bareng cowok lain beberapa kali sebelum berpacaran dengan Danu. Masa penjajakan yang berakhir dengan penolakan biasanya.
Mereka sudah selesai menonton film dan sekarang berada di dalam mobil. Ia sempat mengajak makan di pusat perbelanjaan tadi, tapi Danu menolak dengan alasan terlalu ramai. Dalam hatinya ia hanya menggerutu dalam hati, kalau mau sepi di kuburan. "Kita mau makan di mana?" tanya Gian sambil mengetikkan pesan ke pada ibunya, izin akan pulang malam hari ini.
"Di rumah aku, gak apa-apa, kan?"
"Kok di rumah kamu? Gak makan di luar aja?"
"Mama aku masak terus bilang mau kenalan sama kamu." Danu menjawab sambil mengendarai mobilnya. Gian menganggukkan kepalanya dengan ragu. Ia tidak yakin untuk bertemu dengan orang tua Danu, tapi menolak juga dia tidak enak. Danu sudah terlalu baik padanya selama satu bulan terakhir ini.
Mobil Danu berhenti di depan rumah tingkat bercat putih dan terlihat asri karena pohon-pohon di sekitarnya, membuat taman bagian depan rindang. "Kok sepi?" tanya Gian kembali ketika melihat kondisi rumah yang tampak tidak berpenghuni.
"Biasa pada di dapur atau di belakang rumah. Mama lebih suka habisin waktu di sana. Yuk, turun," ajak Danu sambil membuka pintu. Gian langsung mengikuti Danu, membuka pintunya sendiri dan turun dari mobil. Hal yang membuat Danu menggelengkan kepalanya, "Sekali-sekali biarin aku buka pintu kamu kek," keluhnya ketika sampai di pintu penumpang dan melihat Gian sudah menutup pintu.
"Ngapain, sih? Bisa buka, turun, dan tutup pintu sendiri kok aku."
"Feminist much aren't you?"
"No, it's called do it yourself and I fancy DIY."
Danu tertawa, "Itu DIY dengan artian berbeda, Gi dan kamu sangat buruk di kesenian."
"Iya, makanya ini DIY aku."
"Terserah kamu deh." Danu mengalah. Dia mengambil tangan Gian lalu menatap ke arahnya. "Masuk?"
Gian menganggukkan kepalanya setelah tersenyum ke arah Danu. Mereka memasuki rumah itu dan hal pertama yang Gian lihat adalah foto keluarga yang terpajang di dinding ruang keluarga. Berukuran besar sehingga tidak mungkin terlewat oleh orang yang memasuki pintu utama. Ada Danu dan tiga orang lainnya. Dua orang yang lebih tua jelas orang tuanya sedangkan ada seseorang yang tampaknya lebih muda dari Danu.
"Kau punya adik?" Danu menoleh dan mendapati Gian menatap foto keluarganya.
"Punya, lebih muda lima tahun. Dapur yuk, lihat mama aku." Danu menarik tangannya perlahan untuk mengikutinya.
Mereka menyusuri ke bagian dalam rumah itu. Sepertinya dapur merupakan inti dari rumah ini karena ukurannya jelas lebih besar ketimbang ruangan yang dia lewati tadi. "Mama kamu suka masak?" Gian bertanya, matanya tidak berhenti menyusuri ruangan itu. Menunggu tanda-tanda ada orang lain di rumah ini, tetapi nihil. Dapur ini terlalu bersih untuk ukuran sering digunakan atau baru saja digunakan. Lantai dan juga konter dapurnya bersih dari minyak. Berbeda dari dapur rumahnya, meskipun ibunya sering membersihkannya.
"Suka banget. Bentar aku lihat ke dapur kotor dulu," ucap Danu ketika tidak melihat mamanya berada di dapur dan dapurnya juga terlihat bersih. Danu kembali tidak lama kemudian, "Gak ada, Mbok Dar juga gak ada. Mereka belanja apa, ya?" Cowok itu meraih ponsel yang ada dikantongnya lalu mencoba menghubungi seseorang. Danu berdecak tidak lama setelah tidak mendapati orang di seberang sana mengangkat teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpelgeist [FIN]
FantasiaDaftar Pendek Wattys 2021 [PART LENGKAP] May contain violence. Tumbuh di keluarga yang sangat percaya takhayul membuat Gian tidak pernah percaya pada makhluk tak kasat mata. Baginya, hal-hal seperti itu ditujukan untuk menakutinya, yang sayangnya...