#QOTD bubur diaduk atau enggak?
🌟
"Bagaimana bisa Gian diculik?" Codru menaikkan nada bicaranya. Ia tidak berhenti bergerak setelah kakinya menjejak di tanah, dekat dengan kastil yang letaknya jauh dari hunian manusia. Kastil-kastil di sini tidak jauh berbeda dari miliknya, jauh dari pemukiman. Hanya saja, kastilnya dikelilingi pepohonan yang berbentuk seperti benteng dan membuat orang-orang mudah tersesat. Membuat banyak tempat bersembunyi ketika ada serangan. Sedangkan kastil ini tidak memiliki banyak pepohonan, tetapi semuanya berbatang besar yang dapat mereka gunakan untuk bersembunyi selama menentukan akan melakukan apa.
Panggilan Abel di ponselnya membuatnya berakhir di sini secepat yang ia bisa. Kalau ia masih hidup, jantungnya pasti sudah berdetak di jempol kakinya, bukan di dadanya lagi. Orang-orang yang mengincarnya semakin terang-terangan dalam melakukan ancaman, bukan hanya di perbatasan, tetapi juga sudah menyangkut Gian.
Bulan kini sudah menggantikan matahari, dengan bintang-bintang yang bertaburan di langit berwarna gelap. Kepakkan sayap burung terdengar ketika ia mendendang pohon, mengganggu tidur dan memaksa mereka untuk keluar dari sana. "Kau harus menghentikan itu, Dru. Tendanganmu bisa menghancurkan pohon-pohon ini dan membuat mereka mengendus bahaya yang mendekat." Marius berucap, tangannya menarik pergelangan Codru.
"Pria yang menculik Gian mendatanginya saat di perpustakaan. Itu tempat yang ramai dengan manusia, Dru. Aku tidak bisa menyerangnya. Pilihan terakhir hanya lah mengikuti penculik itu dan itu yang aku lakukan," jelas Abel.
Dacian berusaha untuk membantu Abel dengan memberikan alasan yang masuk akal. "Benar, Dru. Kita tidak bisa menyerangnya di tempat umum seperti itu. Terlalu banyak mata dan telinga yang dapat berujung dengan mulut-mulut yang tidak berhenti berbicara."
Codru meletakkan kedua tangannya di pinggang, ia menghentikan tubuhnya bergerak ke sana-sini agar otaknya dapat bekerja lebih baik. "Kita akan membicarakan ini nanti. Sekarang, ada berapa orang di sana?"
"Empat. Tiga pria dan satu perempuan," jawab Abel. "Aku sudah sempat berkeliling di bagian luar sambil menunggu kalian datang, pintu keluar hanya dua yang berada di depan dan belakang. Ini kastil yang tidak berpenghuni, Dru, kemungkinan mereka hanya menggunakannya untuk menculik Gian," terang perempuan itu.
"Jangan bunuh mereka, tetapi jangan biarkan juga ada yang lolos. Kita membutuhkan memori mereka semua. Mungkin kita dapat menemukan sesuatu kali ini. Setelah itu kalian bebas melakukan apa saja terhadap mereka," putusnya. Setidaknya, ia harus mendapatkan sesuatu kali ini. "Tidak ada yang melihatmu mengikuti penculik itu, Bel?"
Abel menggeleng, "Aku yakin mereka tidak tahu. Kalau sejak awal mereka tahu aku mengikuti Gian, mereka pasti sudah mencium bahaya, jika berani menculik anak manusia itu."
"Kalian sudah melihat sekilas daerah ini?" Ia bertanya pada Marius dan Dacian yang mengangguk dengan cepat sebagai jawaban. Ia merasa puas dan juga lega, karena mengetahui medan tempat mereka bertarung adalah hal yang penting. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu dua atau tiga hari untuk mempelajari hal ini, tetapi mereka sedang tidak memiliki waktu.
"Good, kita akan masuk lewat pintu depan. Serang mereka dan kita akan mulai pada hitungan ketiga." Ia memberikan aba-aba. Ketiga orang lainnya mulai membungkukkan badan, satu kaki berada di depan, sedangkan yang lainnya berada di batang pohon besar yang akan digunakan sebagai pelontar tubuh mereka.
Codru maju beberapa langkah, berada di depan mereka semua dan melakukan posisi yang sama sebelum berbisik dengan tajam, "Tiga!"
15/7/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpelgeist [FIN]
FantasyDaftar Pendek Wattys 2021 [PART LENGKAP] May contain violence. Tumbuh di keluarga yang sangat percaya takhayul membuat Gian tidak pernah percaya pada makhluk tak kasat mata. Baginya, hal-hal seperti itu ditujukan untuk menakutinya, yang sayangnya...