#QOTD lebih suka nonton atau baca buku?
🌟
"Ada penyihir yang tahu mengenai Gian." Codru duduk di belakang meja di ruang kerjanya. Matanya menatap pada jam pasir yang baru saja dibaliknya. Abel, Marius dan Dacian yang duduk di sofa tengah ruang kerjanya mulai duduk dengan gelisah. Lampu gantung yang berada di tengah ruangan memberikan pencahayaan remang-remang. Hanya lampu baca yang berada di meja kerjanya yang terang benderang.
"Ya Tuhan! Codru, kita masih memainkan permainan ini?" protes Marius, tatapannya tidak lepas dari jam pasir yang mulai mengisi bagian bawah dari jam itu. Nada paria itu kental dengan panik.
"Tik, tok, tik, tok, Marius," katanya.
"Kita harus menghentikan permainan ini, Dru. Siapa yang bisa berpikir dengan waktu yang sempit dan tekanan seperti yang kau lakukan sekarang! Itu membuat stres!" Abel menyuarakan protesnya. Punggungnya dibanting ke sandaran sofa. Sedangkan Dacian hanya memegangi kepalanya, seakan tengah mencari suatu ide atas kalimat tidak jelas dari Codru tadi.
"Stres memotivasi seseorang lebih kreatif, Bel." Matanya memandang jam pasir yang sudah terisi setengah di bagian bawah. "Waktu kalian tidak banyak lagi. Ada yang mau memberikan ide?"
Marius kini berdiri, berjalan mondar-mandir di hadapannya. Langkah kakinya yang berbalut sneakers dientak-entakkannya seakan bisa mendapatkan jawaban dari bumi. Pria itu menggigit kuku jempolnya sambil terus berjalan. "Kau membuat masalah dengan penyihir, sehingga dia mau balas dendam padamu!" ujarnya semangat.
Codru mengedikkan bahunya, "Aku tidak pernah membuat masalah dengan mereka."
"Tidak sulit membencimu, Dru. Hanya sekali lihat saja bisa membuat orang tidak suka padamu." Marius tertawa mendengar ucapannya sendiri. Ia baru diam setelah Codru memberikan tatapan tajam padanya.
"Kau akan menjaga Gian selama satu bulan," putus Codru tanpa bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Abel bersorak kegirangan di tengah nestapa Marius. "Kau jangan kegirangan, Bel. Cepat ucapkan sesuatu."
Abel mengeluarkan suara dengungan panjang, kebiasaannya saat sedang berpikir. "Mungkin penyihir itu juga mengincar Gian seperti para vampir yang mengincarmu?"
"Atau mereka bekerja sama melakukannya," imbuh Dacian. Membuat apa yang diucapkan Abel terdengar lebih masuk akal baginya. "Bukan rahasia umum para penyihir tidak menyukai kita, Dru."
Marius kini sudah kembali duduk di sofa. "Atau makhluk lainnya. Mereka bahkan tidak menyukai satu sama lain. Membujuk mereka untuk mengerjai Gian bukan hal sulit." Pria itu menambahkan.
"Yang menjadi pertanyaannya, siapa yang melakukannya?" Codru membalik jam itu lagi, ia kembali mendengar erangan dari tiga orang itu.
"Kau sudah terlalu lama duduk di takhta itu, Dru. Tidak heran jika ada yang mau menantangmu." Abel kembali bersuara.
Masuk akal. Codru kembali memutar jam pasirnya. "Siapa yang memberitahu mereka perihal Gian?"
"Sumpah, aku akan melempar jam pasir itu begitu Codru keliar dari ruangan ini." Marius menggerutu.
"Kutukan itu hanya orang-orang dalam ruangan ini kan yang tahu?" Dacian kembali bersuara.
Abel menganggukkan kepalanya, sejurus kemudian ia kembali berkata. "Para penyihir juga dapat mengetahuinya dengan menggunakan sihir hitam."
"Berapa banyak yang dapat melakukannya?" tanya Codru. Ia tidak banyak tahu mengenai makhluk lain. Lebih ke arah, tidak mau tahu sebenarnya.
"Selain Sorina? Tidak banyak, hanya beberapa saja. Karena sihir hitam juga dilarang sebenarnya." Abel menjawabnya. Mendengar nama yang diucapkan oleh Abel membuat Codru terdiam beberapa saat. Sorinanya juga dapat melakukan sihir hitam, bagaimana bisa ia melupakan hal itu?
"See? Kalian dapat berpikir dengan cepat kan?" Codru menyunggingkan senyum sedangkan tiga orang lainnya mendengkus dan melengos. "Sekarang kalian bisa pergi. Dan Bel, kau bisa menjaga Gian dulu. Hukuman Marius akan dilakukan minggu depan."
Abel mengacungkan kepalannya ke langit-langit, sedangkan Marius berjalan dan menyenggol bahunya seperti anak kecil yang mengambek.
13/7/21
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpelgeist [FIN]
FantasyDaftar Pendek Wattys 2021 [PART LENGKAP] May contain violence. Tumbuh di keluarga yang sangat percaya takhayul membuat Gian tidak pernah percaya pada makhluk tak kasat mata. Baginya, hal-hal seperti itu ditujukan untuk menakutinya, yang sayangnya...